JAKARTA, KOMPAS.com - Mantan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Anies Baswedan mengatakan, ketakutan masyarakat Jakarta terhadap kebijakan penertiban yang dilakukan Pemprov DKI akibat tidak berjalannya komunikasi antara Pemprov DKI dan warga.
Rabu (21/9/2016) siang ini, Anies didatangi puluhan warga dari sejumlah wilayah di Jakarta. Mereka menyampaikan ketakutannya terhadap kebijakan penggusuran yang dilakukan Gubernur Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok.
Anies menilai, harusnya Pemprov DKI bisa melakukan komunikasi lebih baik dengan warga sehingga tidak tercipta kegelisahan dan ketakutan seperti yang terjadi saat ini.
"Cara menyelesaikan harus dengan baik, mendengar tadi yang disampaikan (warga) kekhawatiran mereka digusur, tentang budaya yang luntur, rasa aman dan lain-lain. Itu semua muncul karena komunikasi yang tidak jalan," kata Anies saat ditemui di kediamannya di Cilandak Barat, Jakarta Selatan, Rabu.
Sebelumnya, sejumlah warga mendatangi kediaman Anies untuk meminta dirinya maju sebagai calon gubernur pada Pilkada DKI 2017.
Alasan mereka meminta Anies maju karena ketakutan terhadap kebijakan penertiban dan relokasi.
"Kami menyadari siapapun gubernurnya, pengggusuran bisa saja terjadi. Tapi ada kebijakan yang tidak dilakukan Pemprov yaitu kampung deret dan tematik, makanya kami minta Pak Anies untuk melawan Ahok," kata seorang warga.
(Baca: "Kami Datang untuk Mengusung Bapak Anies, Ada 325 Titik yang Akan Digusur")
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.