Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dianggap Tidak Layak oleh Kuasa Hukum Jessica, Ini Tanggapan JPU

Kompas.com - 21/09/2016, 20:31 WIB
Kontributor Amerika Serikat, Andri Donnal Putera

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com -
Jaksa penuntut umum sidang kasus kematian Wayan Mirna Salihin, Ardito Muwardi, merasa apa yang dia dan timnya lakukan sudah pantas dan sesuai dengan prosedur yang berlaku.

Hal itu diungkapkan sekaligus untuk menanggapi keberatan kuasa hukum terdakwa Jessica Kumala Wongso, Otto Hasibuan, yang menyebut JPU menerima sesuatu dari ayah Mirna, Dermawan Salihin, dalam persidangan yang berlangsung di Pengadilan Negeri Jakarta Pusat, Rabu (21/9/2016) malam.

Sesuatu yang dimaksud Otto adalah dokumen soal dugaan keterlibatan saksi ahli farmakologi dan toksikologi forensik asal Australia, dr. Michael Robertson. Dari dokumen itu, JPU menanyakan apakah betul Michael terlibat dalam sebuah kasus pembunuhan dengan racun di Amerika Serikat, belasan tahun lalu.

"Kalaupun kami mendapatkan informasi dari bapaknya Mirna, itu enggak selalu, kadang-kadang saja. Masalah tadi kami rasa datanya sudah cukup valid dan perlu diketahui oleh majelis hakim, ya saya pertanyakan," kata Ardito saat sidang diskors.

Terkait dengan tudingan Otto yang menilai JPU tidak memverifikasi dokumen tersebut, menurut Ardito, justru apa yang dia lakukan tadi merupakan bagian dari proses verifikasi.

Adapun proses verifikasi biasa, jika menempuh tahapan tertentu, akan memakan waktu lama. Sehingga, Ardito beranggapan sah saja bila langsung bertanya kepada Michael di dalam persidangan.

"Apapun jawabannya, nanti kami yang verifikasi. Ya terserah beliau (Otto) mau menilai bagaimana, saya pun bisa menilai apakah itu profesional atau tidak," tutur Ardito.

Dokumen yang dimaksud adalah beberapa lembar kertas yang di dalamnya tercetak potongan berita dari laman www.dailymail.co.uk tentang kasus pembunuhan yang disebut "American Beauty".

Dalam pemberitaan tersebut, disebutkan Michael diduga terlibat dengan kasus itu dan akan ditahan bila kembali ke Amerika Serikat. Ardito mengaku baru mendapatkan informasi itu beberapa saat setelah persidangan berlangsung.

Ketika dia bertanya langsung, Michael membenarkan bahwa orang yang dimaksud di berita tersebut adalah dia, tetapi meragukan tuduhan yang ditujukan kepadanya.

"Ya, itu saya, tapi saya tidak yakin info tersebut benar atau tidak, karena saya tidak diberi tahu tentang hal ini," ujar Michael.

Kompas TV Pengacara Jessica: Tapi Ahli Ini kan Jujur Banget
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Nasib Jesika Jadi Korban Kebakaran Toko di Mampang, Baru 2 Hari Injakkan Kaki di Jakarta

Nasib Jesika Jadi Korban Kebakaran Toko di Mampang, Baru 2 Hari Injakkan Kaki di Jakarta

Megapolitan
Kejati DKI Belum Terima Berkas Perkara Firli Bahuri Terkait Dugaan Pemerasan terhadap SYL

Kejati DKI Belum Terima Berkas Perkara Firli Bahuri Terkait Dugaan Pemerasan terhadap SYL

Megapolitan
Belajar dari Kasus Sopir Fortuner Arogan, Jangan Takut dengan Mobil Berpelat Dinas...

Belajar dari Kasus Sopir Fortuner Arogan, Jangan Takut dengan Mobil Berpelat Dinas...

Megapolitan
7 Jenazah Korban Kebakaran Toko Bingkai 'Saudara Frame' di Mampang Telah Dipulangkan

7 Jenazah Korban Kebakaran Toko Bingkai "Saudara Frame" di Mampang Telah Dipulangkan

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] 7 Orang Tewas Terjebak Kebakaran Toko Saudara Frame | Serba-serbi Warung Madura yang Jarang Diketahui

[POPULER JABODETABEK] 7 Orang Tewas Terjebak Kebakaran Toko Saudara Frame | Serba-serbi Warung Madura yang Jarang Diketahui

Megapolitan
3 dari 7 Korban Kebakaran Toko Bingkai 'Saudara Frame' di Mampang adalah ART

3 dari 7 Korban Kebakaran Toko Bingkai "Saudara Frame" di Mampang adalah ART

Megapolitan
Staf Khusus Bupati Kediri Ikut Daftar Bakal Calon Wali Kota Bogor Lewat PDI-P

Staf Khusus Bupati Kediri Ikut Daftar Bakal Calon Wali Kota Bogor Lewat PDI-P

Megapolitan
4 dari 7 Korban Kebakaran Toko Bingkai di Mampang adalah Satu Keluarga

4 dari 7 Korban Kebakaran Toko Bingkai di Mampang adalah Satu Keluarga

Megapolitan
Tangkap Komplotan Pencuri yang Beraksi di Pesanggrahan, Polisi Sita 9 Motor

Tangkap Komplotan Pencuri yang Beraksi di Pesanggrahan, Polisi Sita 9 Motor

Megapolitan
Alami Luka Bakar Hampir 100 Persen, 7 Jenazah Korban Kebakaran 'Saudara Frame' Bisa Diidentifikasi Lewat Gigi

Alami Luka Bakar Hampir 100 Persen, 7 Jenazah Korban Kebakaran "Saudara Frame" Bisa Diidentifikasi Lewat Gigi

Megapolitan
Melawan Saat Ditangkap, Salah Satu Komplotan Pencuri Motor di Pesanggrahan Ditembak Polisi

Melawan Saat Ditangkap, Salah Satu Komplotan Pencuri Motor di Pesanggrahan Ditembak Polisi

Megapolitan
Uang Korban Dipakai 'Trading', Pelaku Dugaan Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina Mengaku Siap Dipenjara

Uang Korban Dipakai "Trading", Pelaku Dugaan Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina Mengaku Siap Dipenjara

Megapolitan
Siswa SMP yang Gantung Diri di Palmerah Dikenal Aktif Bersosialisasi di Lingkungan Rumah

Siswa SMP yang Gantung Diri di Palmerah Dikenal Aktif Bersosialisasi di Lingkungan Rumah

Megapolitan
Identitas 7 Jenazah Korban Kebakaran Toko Bingkai 'Saudara Frame' Berhasil Diidentifikasi

Identitas 7 Jenazah Korban Kebakaran Toko Bingkai "Saudara Frame" Berhasil Diidentifikasi

Megapolitan
Restorasi Rumah Dinas Gubernur DKI Sebesar Rp 22 Miliar Tak Hanya untuk Perbaikan, tapi Juga Penambahan Fasilitas

Restorasi Rumah Dinas Gubernur DKI Sebesar Rp 22 Miliar Tak Hanya untuk Perbaikan, tapi Juga Penambahan Fasilitas

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com