Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Keluar dari PDI-P, Boy Tak Mau Ajak Kader Lain

Kompas.com - 22/09/2016, 15:23 WIB
Nibras Nada Nailufar

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Boy Bernard Sadikin mengaku tak menyimpan dendam sedikit pun pada PDI-P menyusul keputusan partai berlambang banteng itu mengusung Ahok. Ia menegaskan tak akan mengajak kader lainnya yang kecewa untuk keluar juga.

"Saya enggak akan ngajak teman-teman lain karena ini urusan pribadi saya. Jangan mengaitkan sama yang lain," ujarnya ketika ditemui di kediamannya di Jalan Borobudur nomor 2, Jakarta Pusat, Kamis (22/9/2016).

Karena keputusan PDI-P yang berbeda dari nuraninya, Boy memutuskan keluar dan tidak mengganggu langkah PDI-P memenangkan Ahok di Jakarta. Kendati demikian, Boy menghormati jasa PDI-P yang membesarkan namanya dalam politik.

"Kalau saya tidak ingat jasa PDI-P saya bisa bilang ke teman-teman, 'Eh pindah ya'. Tapi saya enggak mau karena saya merasa dibesarkan oleh partai ini," ujarnya.

Putra mantan Gubernur DKI Jakarta Ali Sadikin ini perlahan melepaskan dirinya dari PDI-P. Ia juga mundur dari kursi Ketua DPD PDI-P DKI Jakarta beberapa bulan lalu.

Pada 2013, Boy pernah menjabat sebagai Wakil Ketua DPRD DKI Jakarta. Jabatan ini dia tempati setelah pendahulunya, Sayogo Hendrosubroto, memasuki masa pensiun. 

Selain menjadi Wakil Ketua DPRD, Boy juga bertugas di Komisi D DPRD DKI Jakarta bidang pembangunan. Sejak awal, Boy sudah masuk ke parlemen melalui PDI-Perjuangan. Posisinya sebagai Ketua DPD PDI-P DKI membuatnya menjadi petinggi partai di Jakarta. 

Boy Sadikin tidak kembali masuk menjadi bagian dari DPRD DKI di periode 2014-2019. Sehingga, dia resmi hanya menjabat sebagai Ketua DPD PDI-P saja sejak tahun 2014. 

Pada Pilkada DKI 2012, Boy sempat ingin ikut dalam kandidat cagub dari PDI-P. Namun, hal itu batal dia lakukan. Boy justru memilih untuk menjadi ketua tim sukses Jokowi-Ahok dalam Pilkada DKI. 

Lalu pada 2014, ketika Jokowi akan melenggang ke kursi kepresidenan, nama Boy diusulkan untuk jadi wagub DKI Jakarta setelah Ahok menjabat gubernur. Namun, pada akhirnya Boy tidak jadi dipilih dan Djarot Saiful Hidayat yang kemudian mengisi kursi wagub.

Kompas TV Ingin Maju Pilkada DKI, Lulung Dekati Boy Sadikin
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Staf Khusus Bupati Kediri Ikut Daftar Bakal Calon Wali Kota Bogor Lewat PDI-P

Staf Khusus Bupati Kediri Ikut Daftar Bakal Calon Wali Kota Bogor Lewat PDI-P

Megapolitan
4 dari 7 Korban Kebakaran Toko Bingkai di Mampang adalah Satu Keluarga

4 dari 7 Korban Kebakaran Toko Bingkai di Mampang adalah Satu Keluarga

Megapolitan
Tangkap Komplotan Pencuri yang Beraksi di Pesanggrahan, Polisi Sita 9 Motor

Tangkap Komplotan Pencuri yang Beraksi di Pesanggrahan, Polisi Sita 9 Motor

Megapolitan
Alami Luka Bakar Hampir 100 Persen, 7 Jenazah Korban Kebakaran 'Saudara Frame' Bisa Diidentifikasi Lewat Gigi

Alami Luka Bakar Hampir 100 Persen, 7 Jenazah Korban Kebakaran "Saudara Frame" Bisa Diidentifikasi Lewat Gigi

Megapolitan
Melawan Saat Ditangkap, Salah Satu Komplotan Pencuri Motor di Pesanggrahan Ditembak Polisi

Melawan Saat Ditangkap, Salah Satu Komplotan Pencuri Motor di Pesanggrahan Ditembak Polisi

Megapolitan
Uang Korban Dipakai 'Trading', Pelaku Dugaan Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina Mengaku Siap Dipenjara

Uang Korban Dipakai "Trading", Pelaku Dugaan Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina Mengaku Siap Dipenjara

Megapolitan
Siswa SMP yang Gantung Diri di Palmerah Dikenal Aktif Bersosialisasi di Lingkungan Rumah

Siswa SMP yang Gantung Diri di Palmerah Dikenal Aktif Bersosialisasi di Lingkungan Rumah

Megapolitan
Identitas 7 Jenazah Korban Kebakaran Toko Bingkai 'Saudara Frame' Berhasil Diidentifikasi

Identitas 7 Jenazah Korban Kebakaran Toko Bingkai "Saudara Frame" Berhasil Diidentifikasi

Megapolitan
Restorasi Rumah Dinas Gubernur DKI Sebesar Rp 22 Miliar Tak Hanya untuk Perbaikan, tapi Juga Penambahan Fasilitas

Restorasi Rumah Dinas Gubernur DKI Sebesar Rp 22 Miliar Tak Hanya untuk Perbaikan, tapi Juga Penambahan Fasilitas

Megapolitan
Komplotan Pencuri Motor di Pesanggrahan Ditangkap Polisi

Komplotan Pencuri Motor di Pesanggrahan Ditangkap Polisi

Megapolitan
Komisi A DPRD DKI Desak Pemprov DKI Kejar Kewajiban Pengembang di Jakarta soal Fasos Fasum

Komisi A DPRD DKI Desak Pemprov DKI Kejar Kewajiban Pengembang di Jakarta soal Fasos Fasum

Megapolitan
Sekretaris Pribadi Iriana Jokowi Ambil Formulir Calon Wali Kota Bogor Lewat PDIP, tapi Belum Mengembalikan

Sekretaris Pribadi Iriana Jokowi Ambil Formulir Calon Wali Kota Bogor Lewat PDIP, tapi Belum Mengembalikan

Megapolitan
Tak Bisa Lagi Kerja Berat Jadi Alasan Lupi Tetap Setia Menarik Sampan meski Sepi Penumpang

Tak Bisa Lagi Kerja Berat Jadi Alasan Lupi Tetap Setia Menarik Sampan meski Sepi Penumpang

Megapolitan
Teman Siswa yang Gantung Diri di Palmerah Sebut Korban Tak Suka Cerita Masalah Apa Pun

Teman Siswa yang Gantung Diri di Palmerah Sebut Korban Tak Suka Cerita Masalah Apa Pun

Megapolitan
Demo di Depan Kedubes AS, Koalisi Musisi untuk Palestina Serukan Tiga Tuntutan Sebelum Membubarkan Diri

Demo di Depan Kedubes AS, Koalisi Musisi untuk Palestina Serukan Tiga Tuntutan Sebelum Membubarkan Diri

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com