Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

BPTJ Siapkan Rencana Induk untuk Atasi Kemacetan di Jabodetabek

Kompas.com - 29/09/2016, 16:18 WIB
David Oliver Purba

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com -
Direktur Perencanaan dan Pengembangan Badan Pengelola Transportasi Jabodetabek (BPTJ) Suharto menjelaskan, pihaknya menargetkan agar pelaksanaan Rencana Induk Transportasi Jabodetabek (RITJ) rampung pada 2029.

Target yang ingin dicapai BPTJ itu, kata Suharto, untuk menghindari kemacetan luar biasa yang diprediksi akan terjadi di wilayah Jabodetabek jika rencana tersebut tidak dilakukan.

Suharto menyampaikan, hal itu dibuktikan berdasarkan data Dinas Perhubungan DKI Jakarta. Kecepatan kendaraan pada saat jam sibuk pagi dan sore hari berkisar 0-10 km/jam. Namun, dengan adanya RIJT, pada 2029 BPTJ menargetkan kecepatan tempuh bisa mencapai 30 km/jam.

"Berdasarkan simulasi yang kami lakukan, kalau hal ini (RIJT) tidak dilakukan, pada 2029 seluruh wilayah di Jabodetabek akan merah (padat). Begitu keluar (rumah), nggak akan bisa bergerak," ujar Suharto, di Jakarta Pusat, Kamis (29/9/2016).

Adapun konsep RIJT yaitu menekankan pada moda transportasi yang terintegrasi di setiap daerah. Suharto menjelaskan, dalam RIJT ada sejumlah indikator utama yang ditargetkan. Indikator tersebut ialah penggunaan angkutan umum sebesar 60 persen oleh masyarakat, perjalanan dari daerah asal hingga ke tujuan 1,3 jam pada jam sibuk.

Kecepatan rata-rata 30 km/jam pada jam puncak serta rencana penyediaan feeder di setiap daerah yang terintegrasi dengan bus melalui satu simpul. Selain itu, setiap simpul ditargetkan memiliki fasilitas pejalan kaki serta park and ride dengan jarak perpindahan antarmoda maksimal 500 meter.

Suharto menyadari, salah satu kesulitan yang akan dihadapi dalan menjalankan RIJT yaitu koordinasi serta kepatuhan untuk menjalankan RIJT oleh para kepala daerah se-Jabodetabek.

"Makanya akan ada sanksinya bagi kepala daerah yang tidak menjalankan RIJT. Tapi semuanya masih kami rancang," ujar Suharto.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Staf Khusus Bupati Kediri Ikut Daftar Bakal Calon Wali Kota Bogor Lewat PDI-P

Staf Khusus Bupati Kediri Ikut Daftar Bakal Calon Wali Kota Bogor Lewat PDI-P

Megapolitan
4 dari 7 Korban Kebakaran Toko Bingkai di Mampang adalah Satu Keluarga

4 dari 7 Korban Kebakaran Toko Bingkai di Mampang adalah Satu Keluarga

Megapolitan
Tangkap Komplotan Pencuri yang Beraksi di Pesanggrahan, Polisi Sita 9 Motor

Tangkap Komplotan Pencuri yang Beraksi di Pesanggrahan, Polisi Sita 9 Motor

Megapolitan
Alami Luka Bakar Hampir 100 Persen, 7 Jenazah Korban Kebakaran 'Saudara Frame' Bisa Diidentifikasi Lewat Gigi

Alami Luka Bakar Hampir 100 Persen, 7 Jenazah Korban Kebakaran "Saudara Frame" Bisa Diidentifikasi Lewat Gigi

Megapolitan
Melawan Saat Ditangkap, Salah Satu Komplotan Pencuri Motor di Pesanggrahan Ditembak Polisi

Melawan Saat Ditangkap, Salah Satu Komplotan Pencuri Motor di Pesanggrahan Ditembak Polisi

Megapolitan
Uang Korban Dipakai 'Trading', Pelaku Dugaan Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina Mengaku Siap Dipenjara

Uang Korban Dipakai "Trading", Pelaku Dugaan Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina Mengaku Siap Dipenjara

Megapolitan
Siswa SMP yang Gantung Diri di Palmerah Dikenal Aktif Bersosialisasi di Lingkungan Rumah

Siswa SMP yang Gantung Diri di Palmerah Dikenal Aktif Bersosialisasi di Lingkungan Rumah

Megapolitan
Identitas 7 Jenazah Korban Kebakaran Toko Bingkai 'Saudara Frame' Berhasil Diidentifikasi

Identitas 7 Jenazah Korban Kebakaran Toko Bingkai "Saudara Frame" Berhasil Diidentifikasi

Megapolitan
Restorasi Rumah Dinas Gubernur DKI Sebesar Rp 22 Miliar Tak Hanya untuk Perbaikan, tapi Juga Penambahan Fasilitas

Restorasi Rumah Dinas Gubernur DKI Sebesar Rp 22 Miliar Tak Hanya untuk Perbaikan, tapi Juga Penambahan Fasilitas

Megapolitan
Komplotan Pencuri Motor di Pesanggrahan Ditangkap Polisi

Komplotan Pencuri Motor di Pesanggrahan Ditangkap Polisi

Megapolitan
Komisi A DPRD DKI Desak Pemprov DKI Kejar Kewajiban Pengembang di Jakarta soal Fasos Fasum

Komisi A DPRD DKI Desak Pemprov DKI Kejar Kewajiban Pengembang di Jakarta soal Fasos Fasum

Megapolitan
Sekretaris Pribadi Iriana Jokowi Ambil Formulir Calon Wali Kota Bogor Lewat PDIP, tapi Belum Mengembalikan

Sekretaris Pribadi Iriana Jokowi Ambil Formulir Calon Wali Kota Bogor Lewat PDIP, tapi Belum Mengembalikan

Megapolitan
Tak Bisa Lagi Kerja Berat Jadi Alasan Lupi Tetap Setia Menarik Sampan meski Sepi Penumpang

Tak Bisa Lagi Kerja Berat Jadi Alasan Lupi Tetap Setia Menarik Sampan meski Sepi Penumpang

Megapolitan
Teman Siswa yang Gantung Diri di Palmerah Sebut Korban Tak Suka Cerita Masalah Apa Pun

Teman Siswa yang Gantung Diri di Palmerah Sebut Korban Tak Suka Cerita Masalah Apa Pun

Megapolitan
Demo di Depan Kedubes AS, Koalisi Musisi untuk Palestina Serukan Tiga Tuntutan Sebelum Membubarkan Diri

Demo di Depan Kedubes AS, Koalisi Musisi untuk Palestina Serukan Tiga Tuntutan Sebelum Membubarkan Diri

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com