JAKARTA, KOMPAS.com - Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama mengaku senang kini Tempat Pengolahan Sampah Terpadu (TPST) Bantargebang dikelola oleh Dinas Kebersihan DKI Jakarta.
Sebab, ketika TPST Bantargebang dikelola oleh pihak swasta, volume sampah yang diangkut ke sana tak pernah sesuai kesepakatan.
"Enggak ada cerita swasta (kelola TPST Bantargebang). Kamu bayangin, bertahun-tahun Bantargebang sebetulnya enggak pernah terima sampai 7.000-8.000 ribu ton sampah," kata Basuki, di Balai Kota DKI Jakarta, Kamis (6/10/2016).
(Baca juga: TPST Bantargebang Dimungkinkan Kembali Dikelola Swasta)
Dia mengatakan, saat ini, TPST Bantargebang terlihat lebih semrawut dibanding sebelumnya.
Sebab, semua sampah warga Jakarta benar-benar diangkut ke TPST Bantargebang.
Sementara itu, sebelumnya, sampah warga Jakarta tampak ditampung di sejumlah titik pembuangan sampah.
Ia menyebut ada ratusan titik pembuangan sampah di bantaran Kali Ciliwung.
"Artinya apa, sampah kami yang dicatat sekian ribu ton masuk TPST Bantargebang enggak? Enggak, cuma muter-muter," kata Basuki.
Atas dasar itu, ia menilai lebih baik TPST Bantargebang dikelola Dinas Kebersihan DKI Jakarta daripada dikelola PT Godang Tua Jaya.
Apalagi, setiap tahunnya Pemprov DKI Jakarta harus mengalokasikan tipping fee atau biaya pengangkutan sampah hingga ratusan miliar rupiah.
Saat ini, Dinas Kebersihan DKI Jakarta tengah membangun intermediate treatment facilities (ITF) di Sunter.
(Baca juga: Ahok Ingin Bekasi Gunakan TPST Bantargebang Saat DKI Sudah Punya ITF )
Pembangunan fasilitas pengolahan sampah tersebut bertujuan mengurangi volume sampah.
"Jadi nanti enggak perlu kirim sampah ke Bekasi lagi," kata Basuki.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.