Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Fase Awal LRT 6 Km

Kompas.com - 11/10/2016, 19:00 WIB

JAKARTA, KOMPAS — PT Jakarta Propertindo, badan usaha yang ditunjuk Pemerintah Provinsi DKI Jakarta membangun kereta ringan, segera memulai pekerjaan fisik. Ruas 6 kilometer antara Rawamangun, Jakarta Timur, dan Pegangsaan Dua, Jakarta Utara, menjadi prioritas awal.

Direktur Pelaksana Proyek Pembangunan Light Rail Transit (LRT) PT Jakarta Propertindo (Jakpro) Allan Tandiono, Senin (10/10/2016), menyatakan, persiapan prakonstruksi mencapai sekitar 50 persen. Pihaknya kini menunggu revisi Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 79 Tahun 2015 tentang Penyelenggaraan Jasa Konstruksi sebagai dasar bagi PT Jakpro menunjuk kontraktor pelaksana.

Allan menambahkan, tanpa revisi PP No 79/2015, Jakpro tidak bisa menunjuk kontraktor. Sebab, peraturan itu hanya memberikan kewenangan buat badan usaha milik negara (BUMN), bukan BUMD. Revisi diharapkan segera rampung sehingga Jakpro bisa cepat menunjuk kontraktor.

"Ruas yang diprioritaskan untuk mendukung Asian Games 2018 panjangnya 9 kilometer. Jalur umumnya telah siap bangun, antara lain melalui Rawamangun, Pulomas, Kelapa Gading, Kelapa Nias, dan Pegangsaan Dua," kata Allan seusai penyerahan hasil kajian PT Pembangunan Jaya kepada Pemprov DKI di kompleks Balai Kota Jakarta, Senin siang.

Sekretaris Daerah DKI Jakarta Saefullah menyatakan, sebelum Pemprov DKI menunjuk PT Jakpro, PT Pembangunan Jaya telah lebih dulu mengkaji pembangunan kereta ringan. Hasil kajian itu diserahkan kepada Pemprov DKI untuk dijadikan bahan oleh PT Jakpro. "Ada penyesuaian yang harus ditempuh terkait kondisi saat ini," ujarnya.

Pemprov DKI berharap pembangunan kereta ringan tahap awal selesai tepat waktu sehingga mendukung pelaksanaan Asian Games 2018. Rute 6 kilometer itu direncanakan melalui enam stasiun dan menghubungkan arena balap sepeda di Rawamangun, arena pacuan kuda di Pulomas, dan depo di Pegangsaan Dua.

Prakualifikasi ERP

Selain masalah pengadaan bus-bus baru untuk angkutan umum, Jakarta juga berbenah di sisi pengaturan lalu lintas. Sistem jalan berbayar elektronik (ERP) yang tengah disiapkan Dinas Perhubungan dan Transportasi (Dishubtrans) DKI Jakarta saat ini memasuki tahap prakualifikasi.

Seperti diketahui, saat ini Dishubtrans tengah menerapkan sistem ganjil-genap sebagai cara pengaturan kemacetan lalu lintas di jalan-jalan utama Jakarta. Sebelumnya sistem 3 in 1 diterapkan, yang juga untuk mengatasi kemacetan. Namun, 3 in 1 tak menyelesaikan masalah karena justru menimbulkan masalah sosial. Dishubtrans DKI memilih segera menyiapkan ERP di jalan-jalan utama, sama seperti sistem yang diterapkan di kota-kota besar dunia.

"Sudah ada 177 perusahaan yang melakukan pendaftaran dan memasukkan dokumen sebagai bagian dari tahapan prakualifikasi. Namun, itu belum mencerminkan kemampuan. Kami akan mengetahui pasti perusahaan-perusahaan yang kompeten di akhir Oktober," ujar Kepala Unit Pengelola ERP Zulkifli.

Untuk tahap I ini, lanjut Zulkifli, selain memasukkan dokumen, Dishubtrans juga mensyaratkan perusahaan peserta untuk melakukan uji coba di lapangan. Perusahaan peserta mesti bisa menunjukkan kemampuan atas teknologi yang dipakai dalam sistem ERP, di antaranya seperti bagaimana bisa mendeteksi kendaraan yang lewat dalam beberapa lajur tanpa harus mengurangi kecepatan. Selain itu, bagaimana menentukan tarif perjalanan di jalan-jalan dengan sistem ERP.

"Seluruh tahapan ini kami estimasi cukup memakan waktu sehingga penerapan awal ERP bisa jadi di pertengahan 2018 atau awal 2019," ujar Zulkifli.

TJ Card untuk warga

PT Transportasi Jakarta membuka pendaftaran kartu layanan gratis transjakarta (TJ Card). Kartu tersebut diperuntukkan bagi warga dengan KTP Kepulauan Seribu, penerima raskin Jabodetabek, veteran, disabilitas, dan lansia KTP DKI. Pendaftaran dibuka hingga 17 Oktober di halte transjakarta Glodok, Kalideres, Pasar Pulogadung, Matraman, Kampung Melayu, Ragunan, PGC 2, Duri Kepa, Slipi, dan Tanjung Priok.

"Tidak ada batasan jumlah pendaftar TJ Card," ujar Kepala Humas PT Transportasi Jakarta Prasetya Budi, kemarin, di Jakarta. Warga yang mendaftar harus membawa KTP dan bersedia difoto. Sebelumnya, lima kategori warga itu telah digratiskan naik transjakarta sejak Agustus 2016. Namun, sistem yang dijalankan masih manual. Mereka datang ke loket, lalu petugas akan membuka pintu masuk. TJ Card sebagai upaya untuk meningkatkan layanan kepada warga Ibu Kota. (MKN/HLN/C05)

Versi cetak artikel ini terbit di harian Kompas edisi 11 Oktober 2016, di halaman 29 dengan judul "Fase Awal LRT 6 Km".

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Identitas 7 Jenazah Korban Kebakaran Toko Bingkai 'Saudara Frame' Berhasil Diidentifikasi

Identitas 7 Jenazah Korban Kebakaran Toko Bingkai "Saudara Frame" Berhasil Diidentifikasi

Megapolitan
Restorasi Rumah Dinas Gubernur DKI Sebesar Rp 22 Miliar Tak Hanya untuk Perbaikan, tapi Juga Penambahan Fasilitas

Restorasi Rumah Dinas Gubernur DKI Sebesar Rp 22 Miliar Tak Hanya untuk Perbaikan, tapi Juga Penambahan Fasilitas

Megapolitan
Komplotan Pencuri Motor di Pesanggrahan Ditangkap Polisi

Komplotan Pencuri Motor di Pesanggrahan Ditangkap Polisi

Megapolitan
Komisi A DPRD DKI Desak Pemprov DKI Kejar Kewajiban Pengembang di Jakarta soal Fasos Fasum

Komisi A DPRD DKI Desak Pemprov DKI Kejar Kewajiban Pengembang di Jakarta soal Fasos Fasum

Megapolitan
Sekretaris Pribadi Iriana Jokowi Ambil Formulir Calon Wali Kota Bogor Lewat PDIP, tapi Belum Mengembalikan

Sekretaris Pribadi Iriana Jokowi Ambil Formulir Calon Wali Kota Bogor Lewat PDIP, tapi Belum Mengembalikan

Megapolitan
Tak Bisa Lagi Kerja Berat Jadi Alasan Lupi Tetap Setia Menarik Sampan meski Sepi Penumpang

Tak Bisa Lagi Kerja Berat Jadi Alasan Lupi Tetap Setia Menarik Sampan meski Sepi Penumpang

Megapolitan
Teman Siswa yang Gantung Diri di Palmerah Sebut Korban Tak Suka Cerita Masalah Apa Pun

Teman Siswa yang Gantung Diri di Palmerah Sebut Korban Tak Suka Cerita Masalah Apa Pun

Megapolitan
Demo di Depan Kedubes AS, Koalisi Musisi untuk Palestina Serukan Tiga Tuntutan Sebelum Membubarkan Diri

Demo di Depan Kedubes AS, Koalisi Musisi untuk Palestina Serukan Tiga Tuntutan Sebelum Membubarkan Diri

Megapolitan
Unjuk Rasa di Patung Kuda Diwarnai Lempar Botol dan Batu, Polisi: Tak Ada yang Terluka dan Ditangkap

Unjuk Rasa di Patung Kuda Diwarnai Lempar Botol dan Batu, Polisi: Tak Ada yang Terluka dan Ditangkap

Megapolitan
Cerita Tukang Ojek Sampan Pelabuhan Sunda Kelapa, Setia Menanti Penumpang di Tengah Sepinya Wisatawan

Cerita Tukang Ojek Sampan Pelabuhan Sunda Kelapa, Setia Menanti Penumpang di Tengah Sepinya Wisatawan

Megapolitan
Pendatang Baru di Jakarta Harus Didata agar Bisa Didorong Urus Pindah Domisili

Pendatang Baru di Jakarta Harus Didata agar Bisa Didorong Urus Pindah Domisili

Megapolitan
Pelaku Dugaan Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina Bekerja Sebagai Pengajar di Kampus Jakarta

Pelaku Dugaan Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina Bekerja Sebagai Pengajar di Kampus Jakarta

Megapolitan
Bentuk Unit Siaga SAR di Kota Bogor, Basarnas: Untuk Meningkatkan Kecepatan Proses Penyelamatan

Bentuk Unit Siaga SAR di Kota Bogor, Basarnas: Untuk Meningkatkan Kecepatan Proses Penyelamatan

Megapolitan
Aksi Pencurian Kotak Amal di Mushala Sunter Terekam CCTV

Aksi Pencurian Kotak Amal di Mushala Sunter Terekam CCTV

Megapolitan
Siswa SMP yang Gantung Diri di Jakbar Dikenal Sebagai Atlet Maraton

Siswa SMP yang Gantung Diri di Jakbar Dikenal Sebagai Atlet Maraton

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com