Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Hasil Olah TKP Jatuhnya Tiang Pancang Proyek Normalisasi Kali Ciliwung Masih Dianalisa

Kompas.com - 18/10/2016, 20:09 WIB
Robertus Belarminus

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com -
Pusat Laboratorium Forensik Mabes Polri telah melakukan olah tempat kejadian perkara jatuhnya tiang pancang yang melukai seorang pekerja proyek normalisasi Sungai Ciliwung, di Bukit Duri, Jakarta Selatan.

"Tadi siang olah TKP oleh Puslabfor sudah berjalan," kata Kepala Polsek Tebet, Komisaris Nurdin Arrahman, saat dihubungi Kompas.com, Selasa (18/10/2016).

Namun, kepolisian masih belum bisa menyimpulkan penyebab peristiwa yang mengakibatkan pekerja proyek bernama Muaf Jaelani (25) kehilangan kakinya.

"Kayaknya kecelakaan kerja, tapi kami masih menunggu hasil dari Puslabfor," ujar Nurdin.

(Baca: Pihak Kontraktor Tanggung Biaya Pengobatan Pekerja yang Tertimpa Tiang Pancang)

Nurdin juga mengaku belum mengetahui kapan hasil olah TKP yang dilakukan Puslabfor Polri itu diumumkan. Sejauh ini ada enam orang saksi yang telah diperiksa polisi terkait peristiwa tersebut.

"Yang diperiksa mandor, pengawas dan operator," ujar Nurdin.

Kanit Reskrim Polsek Tebet Ajun Komisaris Mudiran menyatakan anggota Puslabfor Mabes Polri memeriksa crane yang kabel slingnya putus.

"Proses dari hasil Olah TKP nanti dianalisa kembali," ujar Murdian.

Pekerja mekanik dalam proyek normalisasi tersebut, Matsani, mengatakan kejadian yang menimpa Muaf yang juga masih keluarganya itu, terjadi pada Minggu (16/10/2016).

"Kejadiannya sekitar pukul 09.30," ujar Matsani.

Menurut Matsani, waktu kerja memasang tiang pancang berlangsung sepekan penuh mulai pukul 08.00-17.00. Waktu kerja tersebut dinilainya sudah wajar.

"Jam kerja jelas, tidak ada pemaksaan. Kita juga ada waktu istirahat cukup setiap harinya pukul 12.00-13.00. Kalau lembur istirahatnya jam 18.00. Lembur biasanya hari Minggu atau pas ada material masuk," ujarnya.

Muaf tertimpa tiang pancang pada Minggu (16/10/2016). Saat itu, alat berat sedang mengangkat tiang pancang untuk ditanam di pinggiran Ciliwung.

Nahasnya, tali sling yang mengangkat tiang pancang putus. Muaf yang ada di dekat tiang pancang tak sempat menghindar dan tertimpa di bagian kaki sebelah kanan.

Karena luka parah, akhirnya kaki korban mesti diamputasi.

(Baca: "Sling yang Pengait Tiang Pancang Itu Tiba-tiba Putus...")

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Remaja Perempuan di Jaksel Selamat Usai Dicekoki Obat di Hotel, Belum Tahu Temannya Tewas

Remaja Perempuan di Jaksel Selamat Usai Dicekoki Obat di Hotel, Belum Tahu Temannya Tewas

Megapolitan
Gibran Janji Akan Evaluasi Program KIS dan KIP Agar Lebih Tepat Sasaran

Gibran Janji Akan Evaluasi Program KIS dan KIP Agar Lebih Tepat Sasaran

Megapolitan
Berkunjung ke Rusun Muara Baru, Gibran Minta Warga Kawal Program Makan Siang Gratis

Berkunjung ke Rusun Muara Baru, Gibran Minta Warga Kawal Program Makan Siang Gratis

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Kamis 25 April 2024, dan Besok: Tengah Malam ini Berawan

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Kamis 25 April 2024, dan Besok: Tengah Malam ini Berawan

Megapolitan
Rekam Jejak Chandrika Chika di Dunia Hiburan: Dari Joget 'Papi Chulo' hingga Terjerat Narkoba

Rekam Jejak Chandrika Chika di Dunia Hiburan: Dari Joget "Papi Chulo" hingga Terjerat Narkoba

Megapolitan
Remaja Perempuan Tanpa Identitas Tewas di RSUD Kebayoran Baru, Diduga Dicekoki Narkotika

Remaja Perempuan Tanpa Identitas Tewas di RSUD Kebayoran Baru, Diduga Dicekoki Narkotika

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Pedagang di Pasar Induk Kramatjati Buang Puluhan Ton Pepaya | Tante di Tangerang Bunuh Keponakannya

[POPULER JABODETABEK] Pedagang di Pasar Induk Kramatjati Buang Puluhan Ton Pepaya | Tante di Tangerang Bunuh Keponakannya

Megapolitan
Rute Mikrotrans JAK98 Kampung Rambutan-Munjul

Rute Mikrotrans JAK98 Kampung Rambutan-Munjul

Megapolitan
Bisakah Beli Tiket Masuk Ancol On The Spot?

Bisakah Beli Tiket Masuk Ancol On The Spot?

Megapolitan
Keseharian Galihloss di Mata Tetangga, Kerap Buat Konten untuk Bantu Perekonomian Keluarga

Keseharian Galihloss di Mata Tetangga, Kerap Buat Konten untuk Bantu Perekonomian Keluarga

Megapolitan
Kajari Jaksel Harap Banyak Masyarakat Ikut Lelang Rubicon Mario Dandy

Kajari Jaksel Harap Banyak Masyarakat Ikut Lelang Rubicon Mario Dandy

Megapolitan
Datang Posko Pengaduan Penonaktifkan NIK di Petamburan, Wisit Lapor Anak Bungsunya Tak Terdaftar

Datang Posko Pengaduan Penonaktifkan NIK di Petamburan, Wisit Lapor Anak Bungsunya Tak Terdaftar

Megapolitan
Dibacok Begal, Pelajar SMP di Depok Alami Luka di Punggung

Dibacok Begal, Pelajar SMP di Depok Alami Luka di Punggung

Megapolitan
Ketua DPRD DKI Kritik Kinerja Pj Gubernur, Heru Budi Disebut Belum Bisa Tanggulangi Banjir dan Macet

Ketua DPRD DKI Kritik Kinerja Pj Gubernur, Heru Budi Disebut Belum Bisa Tanggulangi Banjir dan Macet

Megapolitan
Rampas Ponsel, Begal di Depok Bacok Bocah SMP

Rampas Ponsel, Begal di Depok Bacok Bocah SMP

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com