Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tawaran Bisnis ala Ahok untuk Warga di Kepulauan Seribu dan Rusun

Kompas.com - 19/10/2016, 06:53 WIB
Jessi Carina

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Pemerintah Provinsi DKI Jakarta sedang memberdayakan masyarakat untuk berbisnis dan membuat usaha sendiri. Uji coba sudah dilakukan lebih dulu di Kepulauan Seribu.

Pemprov DKI menyediakan modal untuk warga yang ingin berbisnis tambak ikan. Nantinya, ada sistem bagi hasil atas keuntungan yang diperoleh warga dari bisnis tambak ikan ini. Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama mengatakan, pembagian hasil dibuat untuk menguntungkan warga, yaitu 80:20.

Sebanyak 80 persen keuntungan diberikan untuk warga, dan 20 persen untuk Pemprov DKI. Ahok mengatakan, sistem pembagian hasil ini tidak lazim karena umumnya pemodal mendapatkan keuntungan yang lebih besar.

Namun, kata Ahok, ini bukan bisnis murni. Ini merupakan program pemerintah untuk menyejahterakan warga.

"Kalau enggak mau, lu cari tau deh ke mana yang mau bagi-bagi 80:20," ujar Ahok di Kepulauan Seribu, Selasa (27/9/2016).

Program semacam ini tidak hanya tersedia untuk warga Kepulauan Seribu. Program ini juga disediakan untuk warga yang tinggal di rusun. Hal ini bermula ketika Ahok melihat rusun tidak berbeda dengan perusahaan konveksi besar.

Para ibu yang setiap hari berada di rusun bisa mengerjakan sesuatu untuk menghasilkan uang. Ahok sudah menginstruksikan agar pelatihan menjahit masuk ke rusun-rusun hari ini. Ahok ingin warga rusun belajar membuat kasur atau yang lain.

"Saya kepengin semua warga rusun ada penghasilan," ujar Ahok, Selasa (18/10/2016). (Baca: Bisnis Ahok di Kepulauan Seribu)

Sebanyak 20 persen keuntungan yang didapat Pemprov DKI juga akan dialokasikan untuk warga. Nantinya, Pemprov DKI akan mempersiapkan program koperasi dengan menggunakan keuntungan yang didapat dari 20 persen itu.

Tidak ada kelompok

Sejatinya, program pemberdayaan dari pemerintah seperti ini diberikan kepada satu kelompok masyarakat atau koperasi. Dengan demikian, warga yang ingin mendapat modal usaha harus membuat kelompok koperasi dulu.

Namun, bisnis ala Ahok untuk warga ini tidak mewajibkan adanya kelompok. Malahan, bantuan modal diberikan kepada orang per orang saja.

"Saya enggak mau bagi buat kelompok. Saya sudah tahu kalau per kelompok, kepala untung duluan," ujar Ahok.

Kata Ahok, jika diberi untuk kelompok, biasanya warga asal memasukkan orang ke kelompok itu. Padahal, orang yang dimasukkan tidak memiliki minat untuk berbisnis bersama Pemprov DKI.

Akhirnya, yang memperoleh keuntungan hanya segelintir. Jika diberi untuk orang per orang, Ahok mengatakan, bisnis akan dilakukan oleh orang yang rajin dan mau bekerja keras. Jika orang tersebut berhasil, orang lain akan bergabung dengan dia. (Baca: Ahok Ingin Warga Rusun Marunda Dilatih Berbisnis Konveksi)

Nantinya, hanya orang rajin-lah yang bisa menjadi bos di bisnis itu. Sebab, Pemprov DKI akan memberikan bantuan modal sesuai hasil usaha warga.

"Kita ada aturan main. Saya orangnya sederhana saja; kalau enggak mau rajin kerja, out saja enggak usah banyak omong," ujar Ahok.

Kompas TV Sophia Latjuba Jadi Juru Bicara Pribadi Ahok?
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Razia Usai Libur Lebaran, Dinsos Jaksel Jaring Seorang Gelandangan

Razia Usai Libur Lebaran, Dinsos Jaksel Jaring Seorang Gelandangan

Megapolitan
Cara Reschedule Tiket Kereta Cepat Whoosh Secara Online

Cara Reschedule Tiket Kereta Cepat Whoosh Secara Online

Megapolitan
Rute Mikrotrans JAK90 Tanjung Priok-Rusun Kemayoran

Rute Mikrotrans JAK90 Tanjung Priok-Rusun Kemayoran

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Rabu 17 April 2024 dan Besok: Pagi ini Cerah Berawan

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Rabu 17 April 2024 dan Besok: Pagi ini Cerah Berawan

Megapolitan
Daftar Rute Transjakarta yang Terintegrasi dengan MRT

Daftar Rute Transjakarta yang Terintegrasi dengan MRT

Megapolitan
Seorang Pria Tanpa Identitas Tewas Tertabrak Mobil di Tengah Tol Dalam Kota

Seorang Pria Tanpa Identitas Tewas Tertabrak Mobil di Tengah Tol Dalam Kota

Megapolitan
Bakal Cagub Independen Mulai Konsultasi Pendaftaran ke KPU DKI, Salah Satunya Dharma Pongrekun

Bakal Cagub Independen Mulai Konsultasi Pendaftaran ke KPU DKI, Salah Satunya Dharma Pongrekun

Megapolitan
Kondisi Rumah Pemenangan Prabowo-Gibran Usai Disatroni Maling: Jendela dan Pintu Rusak serta Ada Jejak Kaki

Kondisi Rumah Pemenangan Prabowo-Gibran Usai Disatroni Maling: Jendela dan Pintu Rusak serta Ada Jejak Kaki

Megapolitan
Wanita di Jaksel Diduga Tenggak Cairan Pembersih Lantai Sebelum Gantung Diri Sambil Live Instagram

Wanita di Jaksel Diduga Tenggak Cairan Pembersih Lantai Sebelum Gantung Diri Sambil Live Instagram

Megapolitan
Diterpa Hujan, Atap Rumah Warga di Depok Ambruk

Diterpa Hujan, Atap Rumah Warga di Depok Ambruk

Megapolitan
Relawan: Dokumen yang Dibawa Maling di Rumah Pemenangan Prabowo-Gibran Bersifat Rahasia

Relawan: Dokumen yang Dibawa Maling di Rumah Pemenangan Prabowo-Gibran Bersifat Rahasia

Megapolitan
Rumah Pemenangan Prabowo-Gibran Kemalingan, TV, Alat Podcast dan Dokumen Penting Raib Dicuri

Rumah Pemenangan Prabowo-Gibran Kemalingan, TV, Alat Podcast dan Dokumen Penting Raib Dicuri

Megapolitan
KPU Gelar Sayembara Maskot dan 'Jingle' Pilkada DKI 2024 Khusus Warga Jakarta

KPU Gelar Sayembara Maskot dan "Jingle" Pilkada DKI 2024 Khusus Warga Jakarta

Megapolitan
Berdiri Hampir Satu Jam, Pemudik Minta Tempat Duduk di Stasiun Pasar Senen Ditambah

Berdiri Hampir Satu Jam, Pemudik Minta Tempat Duduk di Stasiun Pasar Senen Ditambah

Megapolitan
Korban Kecelakaan Mobil di Sawangan Depok Alami Memar hingga Patah Tulang

Korban Kecelakaan Mobil di Sawangan Depok Alami Memar hingga Patah Tulang

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com