JAKARTA, KOMPAS.com - Bakal calon gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan menyayangkan banyak orang yang menganggap kata-kata tidak penting. Padahal, kata-kata memiliki tingkat kepentingan yang sama dengan kerja.
"Justru akhir-akhir ini saya ingin menggarisbawahi, sering kali kita menganggap kata-kata tidak penting, yang penting kerja," kata Anies di Jakarta Selatan, Rabu (19/10/2016).
Padahal, katanya, kerja itu penting, tetapi bila kerja tanpa kata-kata, maka tak ada makna. Selain itu, kalau kata-kata, tanpa ada gagasan, juga tidak ada arti.
"Karena itu, gagasan diterjemahkan dalam kata, diterjemahkan dalam karya," tambah Anies.
Ia juga melihat imbas dari kata-kata tak penting, maka boleh mengatakan apa saja. Bila ada yang tersinggung atas kata-kata tersebut, maka yang salah adalah yang tersinggung.
"Seakan kita boleh mengatakan apa saja. Kata-kata itu penting. Kata-kata itu berisikan narasi," kata Anies.
Anies menilai Jakarta adalah tempat keras, penuh masalah, dan banyak kepentingan besar. Anies melanjutkan, banyak yang bertanya bagaimana kalau orang santun menghadapi itu semua. Bukankah, katanya, banyak yang menganggap membutuhkan orang yang keras.
"Jadi saya katakan begini. Sering kali kita mengasosiasikan keberanian dengan kelantangan suara," kata Anies. (Baca: Pengamat: Gaya Komunikasi Ahok Cenderung Brutal, Kasar, dan Banyak Umpatan)
Ia pun mencoba mengingat sejarah soal Panglima Besar TNI Jenderal Sudirman. Sudirman merupakan seorang guru. Ia juga memberikan pukulan telak kepada kolonial untuk diusir dari republik ini.
"Toh ini adalah keberanian tidak selalu muncul dengan kata-kata yang keras," kata Anies.