JAKARTA, KOMPAS.com - Wakil Camat Johar Baru, Yassin Pasaribu, menjelaskan, pihaknya telah berkoordinasi dengan instansi kepolisian, organisasi massa (ormas), RT dan RW untuk menciptakan kondisi aman jelang Pilkada DKI 2017.
Hal itu, kata Yassin telah dibuktikan dengan berkurangnya durasi tawuran yang terjadi di Kecamatan Johar Baru. Jika sebelumnya tawuran antar warga bisa terjadi selama dua hingga tiga jam, saat ini berkat koordinasi tokoh masyarakat dibantu petugas kepolisian, durasi tawuran berlangsung 10-15 menit.
"Kami lakukan antisipasi dengan penjagaan oleh kepolisian, tapi memang masih ada saja tawuran, tapi tidak seperti yang dulu. Dulu berjam-jam (tawuran), tapi sekarang 10-15 menit (selesai)," ujar Yassin saat ditemui Kompas.com di Kantor Kecamatan Johar Baru, Jakarta Pusat, Selasa (25/10/2016).
Pernyataan Yassin menanggapi hasil pemetaan daerah rawan konflik jelang Pilkada DKI 2017. Kecamatan Johar Baru termasuk ke dalam daerah yang patut diwaspadai. Ditambahkan Yassin, pihaknya juga akan melakukan pendekatan langsung ke masyarakat agar tidak gampang terhasut isu-isu negatif dari oknum yang ingin mengacaukan gelaran Pilkada DKI. (Baca: Pemprov DKI Sebut Ada 7 Wilayah Rawan Konflik Saat Pilkada)
Untuk itu, pihaknya akan terus melakukan rapat dengan para pengurus RT/RW untuk mengetahui kondisi yang terjadi di masyarakat.
"Kami komitmen akan kami tingkatkan lagi, sebelumnya sudah berjalan (koordinasi), tapi perlu ditingkatkan lagi," ujar Yassin.
Pengelola posko bersama Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) DKI 2017 mulai memetakan daerah rawan konflik. Ada tujuh titik yang diwaspadai dalam pilkada kali ini. Di antaranya adalah Johar Baru dan Matraman.