JAKARTA, KOMPAS.com - Calon gubernur DKI Jakarta nomor dua, Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok tiba-tiba mempersingkat kunjungan kampanye di Pejaten Timur, Pasar Minggu, Jakarta Selatan, Kamis (3/11/2016).
Tiba di lokasi sekitar pukul 09.00, ia tampak sudah meninggalkan lokasi sekitar pukul 09.45. Semula, Ahok dijadwalkan akan berada di lokasi tersebut sampai sekitar pukul 12.00.
Belum diketahui secara pasti penyebab Ahok mempersingkat kunjungan kampanyenya itu.
Dalam kunjungannya ke Pejaten Timur, Ahok mendapat pengawalan dari beberapa polisi yang membawa senjata pelontar gas air mata.
Selain membawa senjata pelontar, para polisi yang mengawal juga membawa sejumlah tabung gas air mata yang dililitkan di badan mereka. Meski mendapat pengawalan ketat, Ahok tampak tetap berkeliling mendatangi warga dari rumah ke rumah.
Setiap menemui warga, ia selalu menyempatkan berdialog selama beberapa menit seraya menanyakan keluhan warga. Seperti biasa, ia juga melayani permintaan warga yang ingin berfoto bersama.
Namun, saat Ahok tengah menyapa warga, tiba-tiba ada salah seorang pemuda yang memprovokasi warga. Pemuda itu meminta warga untuk tidak mengikuti Ahok karena ia menganggap Ahok sudah melakukan penghinaan agama.
Namun, provokasi dari pemuda itu justru memancing kekesalan warga yang tampak langsung mengerumuni pemuda itu. Sejumlah polisi yang sedang mengawal Ahok langsung meminta pemuda itu untuk segera meninggalkan lokasi.
Selang beberapa detik kemudian, pemuda itu pergi dengan sepeda motornya. Namun, keputusan polisi itu diprotes warga. Mereka menyesalkan dibiarkannya pemuda itu pergi tanpa adanya tindakan.
"Kok dilepasin sih pak. Provokator begitu jangan dibiarin," tanya seorang ibu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.