Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kepulauan Seribu Dinilai Layak Jadi Destinasi Wisata Internasional

Kompas.com - 09/11/2016, 13:21 WIB
Alsadad Rudi

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com -
Wilayah Kabupaten Kepulauan Seribu berpotensi dikembangkan menjadi destinasi wisata internasional. Panorama alamnya dinilai tidak kalah dari pulau-pulau lain di Indonesia yang kini sudah jadi destinasi wisata internasional.

Pelaksana Tugas (Plt) Gubernur DKI Jakarta Sumarsono menilai beberapa hal yang harus dilakukan untuk menjadikan Kepulauan Seribu sebagai destinasi wisata internasional, di antaranya memperbanyak homestay dan penambahan kapal penghubung antara Kepulauan Seribu dan Jakarta daratan.

"Semua dilakukan untuk menjadikan Kepulauan Seribu sebagai destinasi internasional," kata Sumarsono saat peringatan HUT ke-15 Kabupaten Kepulauan Seribu, di Pulau Pramuka, Rabu (9/11/2016).

(Baca: Kepulauan Seribu Butuh ATM Setor Tarik)

Selain memperbanyak homestay dan penambahan kapal penghubung, Sumarsono menilai hal lain yang perlu dilakukan adalah menggencarkan promosi. Ia pun menginstruksikan jajaran Pemkab Kepulauan Seribu dan Dinas Pariwisata dan Kebudayaan untuk melaksanakan hal tersebut.

"Dorong orang datang ke Kepulauan Seribu dengan promosi yang digencarkan. Berikan senyum dan buat bahagia orang yang datang. Sehingga orang akan rindu untuk datang kembali ke Kepulau Seribu," ujar pria yang biasa disapa Soni tersebut.

KOMPAS/LASTI KURNIA Hamparan berbagai jenis terumbu karang hasil budidaya di lokasi yang disebut Padang Nemo dirawat dan dibersihkan kelompok masyarakat anggota Areal Perlindungan Laut (APL), di Gosong Pulau Pramuka, Kepulauan Seribu, beberapa waktu lalu. Areal gosong pasir yang diubah menjadi lahan pengembangan ragam jenis terumbu karang kini memiliki lebih dari 600 spesies dan akan dibuka untuk wisata berbasis konservasi.

Dalam upaya menjadikan Kepulauan Seribu sebagai destinasi wisata internasional, Soni menilai perlu ada keterlibatan seluruh masyarakat. Ia mewacanakan ke depannya ada sebuah gerakan yang diberi nama "Gerakan Masyarakat Sadar Wisata".

Dengan cara itu, ia menilai keuntungan tidak hanya didapatkan pemerintah. Tapi juga seluruh lapisan masyarakat yang ada di Kepulauan Seribu.

"Artinya seluruh penduduk di Kepulauan Seribu termasuk penghuni harus menjadi pemandu wisata. Anda tersenyum saat jadi pemandu. Buat orang aman dan nyaman itu. Apalagi kalau bisa sambil menjelaskan," kata Soni.

(Baca: Puluhan Ribu Terumbu Karang Ditanam di Pulau Pramuka)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Sedang Berpatroli, Polisi Gagalkan Aksi Pencurian Sepeda Motor di Tambora

Sedang Berpatroli, Polisi Gagalkan Aksi Pencurian Sepeda Motor di Tambora

Megapolitan
Terdengar Gemuruh Mirip Ledakan Bom Saat Petir Sambar 2 Anggota TNI di Cilangkap

Terdengar Gemuruh Mirip Ledakan Bom Saat Petir Sambar 2 Anggota TNI di Cilangkap

Megapolitan
Beredar Video Sopir Truk Dimintai Rp 200.000 Saat Lewat Jalan Kapuk Muara, Polisi Tindak Lanjuti

Beredar Video Sopir Truk Dimintai Rp 200.000 Saat Lewat Jalan Kapuk Muara, Polisi Tindak Lanjuti

Megapolitan
Maju Pilkada Bogor 2024, Jenal Mutaqin Ingin Tuntaskan Keluhan Masyarakat

Maju Pilkada Bogor 2024, Jenal Mutaqin Ingin Tuntaskan Keluhan Masyarakat

Megapolitan
Kemendagri Nonaktifkan 40.000 NIK Warga Jakarta yang Sudah Wafat

Kemendagri Nonaktifkan 40.000 NIK Warga Jakarta yang Sudah Wafat

Megapolitan
Mayat dalam Koper yang Ditemukan di Cikarang Berjenis Kelamin Perempuan

Mayat dalam Koper yang Ditemukan di Cikarang Berjenis Kelamin Perempuan

Megapolitan
Pembunuh Perempuan di Pulau Pari Mengaku Menyesal

Pembunuh Perempuan di Pulau Pari Mengaku Menyesal

Megapolitan
Disdukcapil DKI Bakal Pakai 'SMS Blast' untuk Ingatkan Warga Terdampak Penonaktifan NIK

Disdukcapil DKI Bakal Pakai "SMS Blast" untuk Ingatkan Warga Terdampak Penonaktifan NIK

Megapolitan
Sesosok Mayat Ditemukan di Dalam Koper Hitam di Cikarang Bekasi

Sesosok Mayat Ditemukan di Dalam Koper Hitam di Cikarang Bekasi

Megapolitan
Warga Rusunawa Muara Baru Keluhkan Biaya Sewa yang Naik

Warga Rusunawa Muara Baru Keluhkan Biaya Sewa yang Naik

Megapolitan
8.112 NIK di Jaksel Telah Diusulkan ke Kemendagri untuk Dinonaktifkan

8.112 NIK di Jaksel Telah Diusulkan ke Kemendagri untuk Dinonaktifkan

Megapolitan
Heru Budi Bertolak ke Jepang Bareng Menhub, Jalin Kerja Sama untuk Pembangunan Jakarta Berkonsep TOD

Heru Budi Bertolak ke Jepang Bareng Menhub, Jalin Kerja Sama untuk Pembangunan Jakarta Berkonsep TOD

Megapolitan
Mau Maju Jadi Cawalkot Bogor, Wakil Ketua DPRD Singgung Program Usulannya Tak Pernah Terealisasi

Mau Maju Jadi Cawalkot Bogor, Wakil Ketua DPRD Singgung Program Usulannya Tak Pernah Terealisasi

Megapolitan
Seorang Anggota TNI Meninggal Tersambar Petir di Cilangkap, Telinga Korban Pendarahan

Seorang Anggota TNI Meninggal Tersambar Petir di Cilangkap, Telinga Korban Pendarahan

Megapolitan
Harga Bawang Merah di Pasar Senen Blok III Naik Dua Kali Lipat sejak Lebaran

Harga Bawang Merah di Pasar Senen Blok III Naik Dua Kali Lipat sejak Lebaran

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com