Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Djarot "Blusukan" di Kedoya, Sudah Ada Massa Penolak Bawa Spanduk

Kompas.com - 09/11/2016, 15:22 WIB
Robertus Belarminus

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Blusukan calon wakil gubernur DKI Jakarta Djarot Saiful Hidayat di RW 08 Kelurahan Kedoya Utara, Kecamatan Kebon Jeruk, Jakarta Barat, diwarnai unjuk rasa penolakan. Puluhan orang yang disebut warga sekitar, mencegat Djarot di tengah blusukannya.

Mulanya, kedatangan Djarot di RW 08 Kedoya Utara berlangsung kondusif meski aparat keamanan dari Polsek Kebon Jeruk dan Polres Jakarta Barat melakukan pengamanan ketat.

Di tengah blusukan, rencana bakal adanya warga yang hendak menolak sebenarnya sudah santer terdengar wartawan yang ikut blusukan Djarot. Khususnya terlihat dari polisi yang mulai sibuk berbisik dengan sejumlah tim relawan Ahok-Djarot di lokasi.

Djarot terlihat tetap blusukan. Baru mendekati akhir kunjungannya di kawasan itu, puluhan orang penolak Djarot rupanya ikut mengejar.

Djarot sempat diminta ajudan menyudahi kunjungan dan masuk ke mobil. Polisi juga sudah siap mengawal Djarot masuk ke mobil. Namun, Djarot memilih mendatangi para pengunjuk rasanya.

"Mana komadannya, komandannya mana. Aku mau bicara dulu," kata Djarot, di depan pengunjuk rasa yang membentangkan spanduk, Rabu (9/11/2016).

Para pendemo terlihat berwajah remaja, bahkan ada anak kecil yang ikut-ikutan. Djarot yang memilih mendatangi pendemo membuat sebagian dari mereka sempat terdiam sesaat.

Djarot akhirnya dipertemukan dengan seorang lelaki paruh baya berbaju koko dengan peci hitam. Djarot mengajak diskusi langsung.

Aksi Djarot sempat membuat polisi mesti ekstra waspada karena politisi PDI Perjuangan itu masuk di antara kerumunan pendemo. Suasana sedikit tegang, meski yang mendemo kurang lebih 20 orang.

Kapolsek Kebon Jeruk dan jajarannya mengamankan lokasi selagi Djarot berdiskusi. Aparat sempat kelimpungan karena ketika diskusi awal selesai dan diarahkan ke tempat blusukan selanjutnya, Djarot malah menemui pendemonya lagi.

Djarot tak langsung pergi setelah diskusi kedua, melainkan ke seberang jalan masuk ke permukiman warga. Saat menyeberang jalan, kemacetan sempat terjadi. Yel-yel penolakan mengiringi Djarot.

"Usir, usir, usir si Djarot. Usir si Djarot sekarang juga," teriak massa, yang juga menenteng spanduk penolakan.

Kompas TV Djarot: Jangan Sampai Aksi 4 November "Ditunggangi"
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

NIK-nya Terancam Dinonaktifkan, 200-an Warga di Kelurahan Pasar Manggis Melapor

NIK-nya Terancam Dinonaktifkan, 200-an Warga di Kelurahan Pasar Manggis Melapor

Megapolitan
Pembunuh Wanita 'Open BO' di Pulau Pari Dikenal Sopan oleh Warga

Pembunuh Wanita "Open BO" di Pulau Pari Dikenal Sopan oleh Warga

Megapolitan
Pengamat: Tak Ada Perkembangan yang Fenomenal Selama PKS Berkuasa Belasan Tahun di Depok

Pengamat: Tak Ada Perkembangan yang Fenomenal Selama PKS Berkuasa Belasan Tahun di Depok

Megapolitan
“Liquid” Ganja yang Dipakai Chandrika Chika Cs Disebut Modus Baru Konsumsi Narkoba

“Liquid” Ganja yang Dipakai Chandrika Chika Cs Disebut Modus Baru Konsumsi Narkoba

Megapolitan
Chandrika Chika Cs Jalani Asesmen Selama 3,5 Jam di BNN Jaksel

Chandrika Chika Cs Jalani Asesmen Selama 3,5 Jam di BNN Jaksel

Megapolitan
DPRD dan Pemprov DKI Rapat Soal Anggaran di Puncak, Prasetyo: Kalau di Jakarta Sering Ilang-ilangan

DPRD dan Pemprov DKI Rapat Soal Anggaran di Puncak, Prasetyo: Kalau di Jakarta Sering Ilang-ilangan

Megapolitan
PDI-P Mulai Jaring Nama Buat Cagub DKI, Kriterianya Telah Ditetapkan

PDI-P Mulai Jaring Nama Buat Cagub DKI, Kriterianya Telah Ditetapkan

Megapolitan
DPRD dan Pemprov DKI Rapat di Puncak, Bahas Soal Kelurahan Dapat Anggaran 5 Persen dari APBD

DPRD dan Pemprov DKI Rapat di Puncak, Bahas Soal Kelurahan Dapat Anggaran 5 Persen dari APBD

Megapolitan
Anggaran Restorasi Rumah Dinas Gubernur DKI Disorot, Dinas Citata: Itu Masih Perencanaan

Anggaran Restorasi Rumah Dinas Gubernur DKI Disorot, Dinas Citata: Itu Masih Perencanaan

Megapolitan
Gerak Gerik NYP Sebelum Bunuh Wanita di Pulau Pari: Sempat Menyapa Warga

Gerak Gerik NYP Sebelum Bunuh Wanita di Pulau Pari: Sempat Menyapa Warga

Megapolitan
Tunggak Biaya Sewa, Warga Rusunawa Muara Baru Mengaku Dipersulit Urus Administrasi Akte Kelahiran

Tunggak Biaya Sewa, Warga Rusunawa Muara Baru Mengaku Dipersulit Urus Administrasi Akte Kelahiran

Megapolitan
Pedagang Bawang Pasar Senen Curhat: Harga Naik, Pembeli Sepi

Pedagang Bawang Pasar Senen Curhat: Harga Naik, Pembeli Sepi

Megapolitan
Baru Beraksi 2 Bulan, Maling di Tambora Curi 37 Motor

Baru Beraksi 2 Bulan, Maling di Tambora Curi 37 Motor

Megapolitan
'Otak' Sindikat Maling Motor di Tambora Ternyata Residivis

"Otak" Sindikat Maling Motor di Tambora Ternyata Residivis

Megapolitan
Perempuan yang Ditemukan di Pulau Pari Dicekik dan Dijerat Tali Sepatu hingga Tewas oleh Pelaku

Perempuan yang Ditemukan di Pulau Pari Dicekik dan Dijerat Tali Sepatu hingga Tewas oleh Pelaku

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com