JAKARTA, KOMPAS.com - Calon gubernur DKI Jakarta nomor pemilihan tiga, Anies Baswedan, berpendapat, seseorang bisa disebut pahlawan jika berbuat sesuatu yang baik dengan maksimal.
"Para pahlawan ini yang ikut memajukan negara kita. Sebagian merintis kemerdekaan, sebagian melunasi janji kemerdekaan. Disebut pahlawan karena mereka mencintai bangsanya melebihi diri sendiri. Mereka hibahkan semuanya," kata Anies.
Hal itu dia ungkapkan saat ziarah ke makam pahlawan di TPU (Taman Pemakaman Umum) Tanah Kusir, Jakarta Selatan, Kamis (10/11/2016) pagi.
Hibah dari pahlawan yang dimaksud Anies adalah tenaga, waktu, pikiran, hingga nyawanya sendiri.
Kesempatan ziarah pada Hari Pahlawan ini juga dipakai sebagai momen untuk mengingat dan meneruskan perjuangan para pendahulunya.
Saat di TPU Tanah Kusir, Anies mengawali ziarahnya dengan mengunjungi makam kakeknya, Abdurrahman Baswedan atau yang lebih dikenal dengan nama AR Baswedan. Abdurrahman merupakan tokoh perintis kemerdekaan RI dan juga pernah menjabat sebagai Wakil Menteri Penerangan kedua RI.
Setelah mendoakan mendiang kakeknya, Anies meneruskan ziarahnya ke makam mantan Gubernur DKI Jakarta Ali Sadikin, dan tokoh lain seperti Saifuddin Zuhri serta Hasan Basri.
Pada perhentian terakhir di TPU Tanah Kusir, Anies juga berziarah ke makam Wakil Presiden pertama RI Mohammad Hatta. Ketika ke makam Bung Hatta, Anies tidak sengaja bertemu dengan Gemala Hatta, putri kedua mendiang Bung Hatta, yang saat itu juga sedang berziarah.