JAKARTA, KOMPAS.com - Calon gubernur DKI Anies Baswedan mendatangi warga di sejumlah kelurahan di Kecamatan Cakung, Jakarta Timur, Rabu (16/11/2016).
Anies yang berpasangan dengan calon wakil gubernur DKI Sandiaga Uno ini berjanji untuk memberikan program fasilitas pendukung bagi warga lanjut usia (lansia) dan anak-anak berkebutuhan khusus di Jakarta.
Bagi warga lansia, pihaknya akan memberikan bantuan tunai langsung yang akan diberikan tiga bulan sekali. Warga lansia yang mendapatkannya adalah mereka yang berada di bawah garis kemiskinan dan tidak lagi memiliki keluarga.
Sedangkan bagi anak-anak berkebutuhan khusus, Anies berencana menyediakan alat-alat bantu di sejumlah tempat umum, khususnya di tempat wisata, seperti di museum.
Fasilitas itu seperti kursi roda, alat bantu dengar, hingga tulisan braille bagi warga tunanetra.
Anies juga berencana untuk menerapkan program fasilitas menyusui bagi ibu-ibu yang tengah menyusui di Jakarta. Program tersebut akan mewajibkan perusahaan-perusahaan untuk menyediakan ruang khusus bagi ibu menyusui.
Anies juga akan membuat program khusus di mana akan terdapat fasilitas penitipan anak bagi perempuan yang sedang bekerja. Fasilitas itu akan diberikan secara gratis.
Selain itu, ada seorang warga Kelurahan Lubang Buaya, Jakarta Timur yang didatangi Anies menyarankan kepadanya untuk tidak mengandalkan sumur resapan untuk mengatasi banjir di Jakarta. Katanya cukup dipasang paving block.
Menanggapi pernyataan warga, menurut Anies, penanganan banjir bisa dilakukan dengan menggunakan sumur resapan maupun penggunaan paving block. Namun, Anies akan meninjau kembali solusi yang lebih efektif dalam penerapan penanganan banjir di Ibu Kota. (Baca: Anies Akan Berikan Bantuan Tunai Langsung kepada Warga Lansia)
Seorang pengajar bernama Hadiati juga menyampaikan keluhannya kepada Anies mengenai penerapan kurikulum 2013 yang terkesan tergesa-gesa tanpa perencanaan matang. Anies pernah menjabat sebagai Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) pada 2014.
Hadiati mengatakan, di tempat dia mengajar, belum ada fasilitas dan pengajar terlatih untuk bisa mengimplementasikan kurikulum 2013 secara baik. Menanggapi keluhan itu, Anies menyatakan bahwa kurikulum tersebut diterapkan untuk diuji coba pada 2013, atau sebelum dirinya menjadi Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud).
Saat menjadi Mendikbud, Anies mengaku langsung melakukan pembatasan terhadap kurikulum tersebut. Menurut Anies, pergantian kurikulum dengan durasi waktu yang sangat pendek membuat proses belajar mengajar jadi tidak efektif.
"Maka dari itu salah satu hal kami rencanakan adalah membuat mutu pendidikan di Jakarta menjadi tinggi dan memastikan semua anak bisa sekolah. Karena tanggung jawabnya ada di pemda," ujar Anies. (Baca: Seorang Guru Keluhkan Kurikulum 2013 kepada Anies)