JAKARTA, KOMPAS.com — Buni Yani akhirnya memenuhi panggilan penyidik Direktorat Reserse Kriminal Khusus Polda Metro Jaya. Buni memenuhi panggilan polisi atas laporannya terhadap Komunitas Advokat Pendukung Ahok-Djarot (Kotak Adja) terkait tuduhan pencemaran nama baik.
"Ini adalah negara hukum, maka dari itu, klien saya taat hukum dan memenuhi panggilan penyidik Polda," ujar kuasa hukum Buni Yani, Aldwin Rahardian, di Mapolda Metro Jaya, Jumat (18/11/2016).
Aldwin menambahkan, kliennya yang dipanggil polisi membuktikan bahwa polisi menindaklanjuti laporan kliennya. Dengan begitu, Aldwin berpendapat, penyidik telah bekerja secara profesional.
"Pak Buni melaporkan dua orang, Saudara Muanas Alaidi dan Guntur Romli, yang diduga mencemarkan nama baik melalui transmisi elektronik disebar di Facebook, berkoar-koar di stasiun tv dengan niat jahat," ucap Aldwin.
Dalam kesempatan ini, lanjut Aldwin, pihaknya membawa bukti tambahan untuk diserahkan ke penyidik. Ia berharap agar orang-orang yang mencemarkan nama baik kliennya segera ditindak tegas.
"Jadi, hati-hati mulai sekarang, siapa pun yang kemudian memelintir informasi dan menyatakan Pak Buni provokator dan sebagainya, menebar kebencian, menebar fitnah ini akan ada konsekuensi hukum tidak main-main, ancamannya enam tahun penjara," kata Aldwin.
Sebelumnya, Buni Yani melaporkan balik Komunitas Advokat Pendukung Ahok-Djarot (Kotak Adja) ke Polda Metro Jaya terkait tuduhan pencemaran nama baik.
Buni Yani merasa tidak pernah mengedit video Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama terkait dugaan penistaan agama. (Baca: Kuasa Hukum Buni Yani Berencana Laporkan Ahok)
Dalam membuat laporan ini, Buni didampingi oleh 20 anggota Himpunan Advokat Muda Indonesia (HAMI). Laporan tersebut tertuang dalam laporan polisi dengan nomor LP/4898/X/2016/PMJ/Dit.Reskrimsus tertanggal 10 Oktober 2016.