Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

TPS Induk Cipinang Ditutup, Penarik Gerobak Sampah Kebingungan

Kompas.com - 18/11/2016, 13:00 WIB
Robertus Belarminus

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Tempat Pembuangan Sampah Sementara (TPS) Induk Cipinang di Jalan Pisangan Lama Selatan, Pulogadung, Jakarta Timur, segera ditutup.

TPS yang berada di lahan milik PT Kereta Api Indonesia (KAI) itu mesti ditutup karena adanya proyek double-double track (DDT).

Penutupan TPS ini berimbas terhadap sejumlah pihak, khususnya penarik gerobak sampah.

Irda (41), penarik gerobak sampah asal RW 10 Rawamangun, mengaku bingung dengan penutupan TPS tersebut.

"Lagi kebingungan. Mau tarik, buang ke mana juga belum ada kepastian," kata Irda, kepada Kompas.com, di TPS tersebut, Jumat (18/11/2016).

(Baca juga: Agus Mengaku Prihatin Lihat Kondisi TPS Sungai Bambu)

Irda masih menunggu kabar mengenai TPS pengganti dari pihak RT maupun RW tempat ia biasa mengambil sampah.

"RT-nya juga panik, sampahnya mau dibawa ke mana kalau ini ditutup," ujar Irda.

Sehari-hari, Irda dua kali bolak-balik ke TPS tersebut dengan membawa sampah dari RW 10 di Rawamangun.

Apabila TPS ini ditutup, ia khawatir akan kehilangan pekerjaan. Saat ini, Indra mendapatkan upah Rp 500.000 per bulan dari iuran warga.

"Saya menyesalkan ini ditutup. Karena ini kerjaan utama saya di samping jual rongsokannya. Belum tahu juga di mana TPS penggantinya," ujar pria yang sudah menarik gerobak sampah lima tahun itu.

Hal senada diungkapkan Mul (21), penarik gerobak asal RW 03 Jatinegara Kaum. Mul mengaku sedang berupaya mencari alternatif TPS lain untuk membawa sampah dari wilayahnya.

"Alternatif mungkin TPS di Jalan Pemuda atau di kawasan JIEP. Cuma di sana beda sama di sini. Kalau di sana lama karena gerobak mesti nunggu truk sampah datang. Kalau di sini cepat datang langsung tumpahin sampah di TPS, kita bisa jalan lagi," ujar Mul.

"Saya menyayangkan saja ini ditutup, padahal lihat saja, berapa banyak yang kena dampak ini. Tapi kita mau bagaimana lagi, namanya proyek, sudah pasti ini bakal ditutup," ujar Mul.

(Baca juga: Kondisi TPS Masih Dikeluhkan, Ini yang Dilakukan Dinsih DKI )

Menurut catatan salah seorang petugas pengawas TPS tersebut, Daniel, dalam sehari, masuk 360 gerobak sampah sebanyak tiga rate ke TPS yang luasnya lebih kurang 800 meter persegi itu.

Gerobak sampah itu memuat sampah warga di seluruh Kecamatan Pulogadung.

"Karena proyek DDT, per hari ini untuk gerobak terakhir buang di sini. Besok sudah enggak boleh lagi. Kalau kita sendiri, dikasih waktu dua hari ke depan untuk ngosongin semua sampah di sini, dibuang ke Bantargebang," ujar Daniel.

Berdasarkan pengamatan Kompas.com, TPS ini memang berada di tepi Jalan Pisangan Lama Selatan. Sampah di sana tampak menumpuk.

Tumpukan sampah di TPS tersebut tampak menganggu pengguna jalan. Sebab, alat berat yang merapikan sampah di sana memakan setengah jalan.

Alat berat tersebut mendorong sampah lebih ke dalam karena sampah kerap tercecer di jalan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Polisi Dalami Peran Belasan Saksi Dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP yang Dianiaya Senior

Polisi Dalami Peran Belasan Saksi Dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP yang Dianiaya Senior

Megapolitan
Kepada Kapolres Jaktim, Warga Klender Keluhkan Aksi Lempar Petasan dan Tawuran

Kepada Kapolres Jaktim, Warga Klender Keluhkan Aksi Lempar Petasan dan Tawuran

Megapolitan
Belasan Taruna Jadi Saksi dalam Prarekonstruksi Kasus Tewasnya Junior STIP

Belasan Taruna Jadi Saksi dalam Prarekonstruksi Kasus Tewasnya Junior STIP

Megapolitan
Polisi Tangkap Lebih dari 1 Orang Terkait Pengeroyokan Mahasiswa di Tangsel

Polisi Tangkap Lebih dari 1 Orang Terkait Pengeroyokan Mahasiswa di Tangsel

Megapolitan
RTH Tubagus Angke Dirapikan, Pedagang Minuman Harap Bisa Tetap Mangkal

RTH Tubagus Angke Dirapikan, Pedagang Minuman Harap Bisa Tetap Mangkal

Megapolitan
Prarekonstruksi Kasus Penganiayaan Taruna STIP Digelar hingga 4 Jam

Prarekonstruksi Kasus Penganiayaan Taruna STIP Digelar hingga 4 Jam

Megapolitan
Masih Bonyok, Maling Motor di Tebet Belum Bisa Diperiksa Polisi

Masih Bonyok, Maling Motor di Tebet Belum Bisa Diperiksa Polisi

Megapolitan
Cegah Prostitusi, RTH Tubagus Angke Kini Dipasangi Lampu Sorot

Cegah Prostitusi, RTH Tubagus Angke Kini Dipasangi Lampu Sorot

Megapolitan
Balita yang Jasadnya Ditemukan di Selokan Matraman Tewas karena Terperosok dan Terbawa Arus

Balita yang Jasadnya Ditemukan di Selokan Matraman Tewas karena Terperosok dan Terbawa Arus

Megapolitan
PDI-P Buka Penjaringan Cagub dan Cawagub Jakarta hingga 20 Mei 2024

PDI-P Buka Penjaringan Cagub dan Cawagub Jakarta hingga 20 Mei 2024

Megapolitan
Kuota Haji Kota Tangsel Capai 1.242 Jemaah, Pemberangkatan Dibagi 2 Gelombang

Kuota Haji Kota Tangsel Capai 1.242 Jemaah, Pemberangkatan Dibagi 2 Gelombang

Megapolitan
Paniknya Mahasiswa di Tangsel, Kontrakan Digeruduk Warga saat Sedang Beribadah

Paniknya Mahasiswa di Tangsel, Kontrakan Digeruduk Warga saat Sedang Beribadah

Megapolitan
Jasad Balita Tersangkut di Selokan Matraman, Orangtua Sempat Lapor Kehilangan

Jasad Balita Tersangkut di Selokan Matraman, Orangtua Sempat Lapor Kehilangan

Megapolitan
Jasad Balita di Matraman Ditemukan Warga Saat Bersihkan Selokan, Ternyata Sudah 3 Hari Hilang

Jasad Balita di Matraman Ditemukan Warga Saat Bersihkan Selokan, Ternyata Sudah 3 Hari Hilang

Megapolitan
Polisi Ungkap Penyebab Mahasiswa di Tangsel Bertikai dengan Warga Saat Beribadah

Polisi Ungkap Penyebab Mahasiswa di Tangsel Bertikai dengan Warga Saat Beribadah

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com