JAKARTA, KOMPAS.com - Calon wakil gubernur DKI Jakarta Sylviana Murni tidak akan membangun lahan parkir baru untuk membenahi maraknya parkir liar di Jakarta, juga di Tanah Abang, Jakarta Pusat. Yang perlu dilakukan adalah pengelolaan dan pengawasan yang baik.
"Kenapa mesti dibangun lahan parkir? Sebenarnya bagaimana (cara) mengelola. Janganlah sebentar-sebentar bangun fisik, bangun fisik, yang ada udah dimanfaatkan atau belum?" ujar Sylvi di Pasar Tanah Abang, Selasa (18/11/2016).
Sylvi menuturkan, penataan parkir liar harus melibatkan unsur RT/RW dan lembaga masyarakat kota (LMK) di tiap-tiap kelurahan. Mereka harus dilibatkan untuk turut memantau parkir liar.
"Peran RT/RW di sini juga penting sebagai garda terdepan. LMK-nya juga yang mantau. Yang mantau ini juga pekerjaan dari mereka karena dia kan garda terdepan yang nanti juga kita butuh," kata dia.
Menurut Sylvi, program pengawasan yang kontinyu harus dilakukan untuk mencegah maraknya parkir liar. Penataan bukan sekadar dilakukan saat parkir liar tersebut dikeluhkan.
"Bukan hanya 'wah di sini marak (parkir liar)', dilaporin, baru action, enggak gitu," ucap Sylvi.
Seperti diketahui, parkir liar di Tanah Abang kembali marak. Banyak juru parkir yang membuka "lapak" di kedua ruas jalan KH Mas Mansyur, baik ruas jalan dari arah Cideng maupun Karet. (Baca: "Di Tanah Abang Enggak Bisa Sembarangan, Bisa-bisa Kita Dibunuh")
Berbeda dengan Sylvi, calon gubernur petahana Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) berencana membangun lokasi parkir di atas sungai untuk mengantisipasi parkir liar di Jakarta. Pembangunan akan direalisasikan setelah Ahok selesai cuti kampanye pada 11 Februari 2017.
Selain itu, Ahok juga akan menghilangkan rambu dilarang parkir di jalan-jalan di Jakarta. Warga nantinya hanya dapat memarkirkan kendaraannya di pinggir jalan di lokasi yang terpasang rambu "P" dengan latar berwarna biru.