Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pemprov DKI Telusuri Dugaan Keterlibatan PNS dalam Kampanye Pilkada

Kompas.com - 25/11/2016, 07:51 WIB
Jessi Carina

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Kepala Badan Kepegawaian Daerah (BKD) DKI Jakarta Agus Suradika mengatakan, ada beberapa PNS DKI yang diperiksa karena diduga ikut berkampanye pada kampanye Pilkada DKI 2017. Namun, kepastian sanksi bagi mereka menunggu keputusan dari Panwaslu atau Bawaslu DKI.

"Ada beberapa nama yang diperiksa. Kami tunggu karena yang memutuskan pelanggaran apa itu Panwaslu," kata Agus di Balai Kota DKI Jakarta, Jalan Medan Merdeka Selatan, Kamis (24/11/2016).

Ada sedikitnya empat pengawai negeri sipil (PNS) yang diduga ikut berkampanye. Namun, Agus masih merahasiakan identitas mereka karena masih dalam penyelidikan.

Satu PNS DKI yang sudah jelas diperiksa keterlibatannya dalam kegiatan kampanye adalah Wali Kota Jakarta Barat Anas Effendi. Anas hadir dalam kampanye calon wakil gubernur DKI Jakarta, Djarot Saiful Hidayat, di Kembangan, Jakarta Barat.

Agus mengatakan, dalam pemeriksaan di internal Pemprov DKI, Anas tidak bersalah. Sebab, tujuan kedatangan Anas ke Kembangan bukan untuk membantu kampanye, melainkan menenangkan kerusuhan warga.

Panwaslu Jakbar sudah menetapkan kehadiran Anas itu sebagai pelanggaran kode etik. Namun, sampai sekarang, Pemprov DKI belum menerima surat resmi dari Panwaslu.

"Kalau sampai minggu depan enggak ada surat, saya izin ke Pak Plt Gubernur (Sumarsono) untuk proaktif datangi Panwaslu. Siapa pun terlibat politik harus disanksi," ujar Agus.

Agus menjelaskan tiga kategori pelanggaran PNS yang ikut berkampanye. Kategori paling ringan adalah ketika PNS DKI hadir di acara kampanye tanpa mengajak orang lain.

Kategori kedua adalah jika PNS DKI hadir di acara kampanye dan mengajak orang untuk memilih. Kategori berat adalah jika PNS DKI menggelar acara kampanye untuk mendukung salah satu pasangan cagub dan cawagub.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kekecewaan Pedagang yang Terpaksa Buang Puluhan Ton Pepaya di Pasar Induk Kramatjati karena Tak Laku

Kekecewaan Pedagang yang Terpaksa Buang Puluhan Ton Pepaya di Pasar Induk Kramatjati karena Tak Laku

Megapolitan
Kehebohan Warga Rusun Muara Baru Saat Kedatangan Gibran, Sampai Ada yang Kena Piting Paspampres

Kehebohan Warga Rusun Muara Baru Saat Kedatangan Gibran, Sampai Ada yang Kena Piting Paspampres

Megapolitan
Remaja Perempuan di Jaksel Selamat Usai Dicekoki Obat di Hotel, Belum Tahu Temannya Tewas

Remaja Perempuan di Jaksel Selamat Usai Dicekoki Obat di Hotel, Belum Tahu Temannya Tewas

Megapolitan
Gibran Janji Akan Evaluasi Program KIS dan KIP Agar Lebih Tepat Sasaran

Gibran Janji Akan Evaluasi Program KIS dan KIP Agar Lebih Tepat Sasaran

Megapolitan
Berkunjung ke Rusun Muara Baru, Gibran Minta Warga Kawal Program Makan Siang Gratis

Berkunjung ke Rusun Muara Baru, Gibran Minta Warga Kawal Program Makan Siang Gratis

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Kamis 25 April 2024, dan Besok: Tengah Malam ini Berawan

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Kamis 25 April 2024, dan Besok: Tengah Malam ini Berawan

Megapolitan
Rekam Jejak Chandrika Chika di Dunia Hiburan: Dari Joget 'Papi Chulo' hingga Terjerat Narkoba

Rekam Jejak Chandrika Chika di Dunia Hiburan: Dari Joget "Papi Chulo" hingga Terjerat Narkoba

Megapolitan
Remaja Perempuan Tanpa Identitas Tewas di RSUD Kebayoran Baru, Diduga Dicekoki Narkotika

Remaja Perempuan Tanpa Identitas Tewas di RSUD Kebayoran Baru, Diduga Dicekoki Narkotika

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Pedagang di Pasar Induk Kramatjati Buang Puluhan Ton Pepaya | Tante di Tangerang Bunuh Keponakannya

[POPULER JABODETABEK] Pedagang di Pasar Induk Kramatjati Buang Puluhan Ton Pepaya | Tante di Tangerang Bunuh Keponakannya

Megapolitan
Rute Mikrotrans JAK98 Kampung Rambutan-Munjul

Rute Mikrotrans JAK98 Kampung Rambutan-Munjul

Megapolitan
Bisakah Beli Tiket Masuk Ancol On The Spot?

Bisakah Beli Tiket Masuk Ancol On The Spot?

Megapolitan
Keseharian Galihloss di Mata Tetangga, Kerap Buat Konten untuk Bantu Perekonomian Keluarga

Keseharian Galihloss di Mata Tetangga, Kerap Buat Konten untuk Bantu Perekonomian Keluarga

Megapolitan
Kajari Jaksel Harap Banyak Masyarakat Ikut Lelang Rubicon Mario Dandy

Kajari Jaksel Harap Banyak Masyarakat Ikut Lelang Rubicon Mario Dandy

Megapolitan
Datang Posko Pengaduan Penonaktifkan NIK di Petamburan, Wisit Lapor Anak Bungsunya Tak Terdaftar

Datang Posko Pengaduan Penonaktifkan NIK di Petamburan, Wisit Lapor Anak Bungsunya Tak Terdaftar

Megapolitan
Dibacok Begal, Pelajar SMP di Depok Alami Luka di Punggung

Dibacok Begal, Pelajar SMP di Depok Alami Luka di Punggung

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com