JAKARTA, KOMPAS.com - Ansy Lema, juru bicara tim sukses calon gubernur-wakil gubernur DKI Basuki Tjahaja Purnama-Djarot Saiful Hidayat (Ahok-Djarot) mengatakan, turunnya elektabilitas Ahok-Djarot disebabkan karena tuduhan penistaan agama yang dialami Ahok.
Menurut Ansy Lema, tuduhan tersebut telah membangun opini masyarakat bahwa Ahok yang saat ini berstatus tersangka seolah-seolah telah bersalah.
Ansy Lema yakin, turunnya elektabilitas Ahok-Djarot tidak memiliki hubungan dengan kinerja mereka selama menjabat sebagai Gubernur-Wakil Gubernur DKI.
"Melorotnya elektabilitas Basuki bukan karena rekam jejak, faktor dia bersih, jujur, tetapi karena isu agama, lebih lagi dugaan penistaan agama. Makanya kami fine-fine saja, Ini terkonfirmasi melihat kepercayaan publik masih tinggi dan enggan untuk berpindah ke lain hati," ujar Ansy Lema seusai pemaparan survei Poltracking Indonesia, di Jakarta Pusat, Minggu (27/11/2016).
Ansy Lema mengatakan, guna meningkatkan kembali elektabilitas Ahok-Djarot, pihaknya akan menarik swing voters untuk menarik dukungan kepada Ahok-Djarot.
Peningkatan elektabilitas Ahok-Djarot, kata Ansy Lema juga dilihat dari kemantapan pilihan terhadap Ahok-Djarot yang sebesar 31,08 persen atau lebih tinggi dibanding dua kandidat pasangan calon lainnya.
Begitu juga dengan perubahan pemilih untuk tidak memilih Ahok-Djarot sebesar 16,73 persen atau lebih rendah dibanding kandidat lainnya.
"Ada swing voter relatif tinggi. Kalau Pak Ahok dianggap tidak masuk klasifikasi, harusnya segera pindah saja (pilihan). Tapi ternyata swing voter sangat tinggi," ujar Ansy Lema.
Dari hasil survei Poltracking Indonesia, pasangan calon Agus Harimurti Yudhoyono-Sylviana Murni mendapatkan elektabilitas 27,29 persen, elektabilitas pasangan calon petahana Basuki "Ahok' Tjahaja Purnama-Djarot Saiful Hidayat 22 persen. Adapun pasangan nomor pilih tiga, Anies Baswedan-Sandiaga Uno, elektabilitas mencapai 20,42 persen.
Sebanyak 29.66 persen pemilih masih belum memilih. Survei ini dilaksanakan pada 7-17 November 2017 dengan menggunakan metode multi stage random sampling. Jumlah responden 1.200 orang dengan margin of error sebesar 2.8 persen pada tingkat kepercayaan 95 persen. Dana survei dibiayai oleh internal Poltracking Indonesia.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.