Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menjerat Narapidana yang Sebarkan Ujaran Kebencian dari Dalam Lapas...

Kompas.com - 08/12/2016, 09:52 WIB
Akhdi Martin Pratama

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Direktorat Reserse Kriminal Khusus Polda Metro Jaya membekuk MRN (46), pengunggah foto Kapolri Jenderal (Pol) Tito Karnavian yang disandingkan dengan gambar pimpinan Partai Komunis Indonesia (PKI), DN Aidit.

MRN mengunggah foto Kapolri yang disandingkan dengan DN Aidit itu pada akun Facebook pribadinya dari dalam Lapas Kelas IIA Pemuda Kota Tangerang dengan menggunakan telepon genggamnya.

Ia sudah mendekam di balik jeruji besi sejak 2013 lalu. Ia divonis 8 tahun penjara lantaran terjerat kasus narkotika.

"Krimsus PMJ lakukan penyelidikan, ternyata hasilnya bahwa lokasi MRN ada di dalam lapas, Lapas Tangerang. Dengan Kalapas kita koordinasi sekalian kita adakan operasi di sana," ujar Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Raden Prabowo Argo Yuwono di Mapolda Metro Jaya, Rabu (7/12/2016).

(Baca juga: MRN Unggah Foto Kapolri yang Disandingkan dengan DN Aidit dari Dalam Lapas)

Argo pun menyesalkan mengenai MRN yang bisa menggunakan ponsel dari dalam penjara ini.

"Ada satu kegiatan operasi di Lapas Tangerang untuk kegiatan yang mana sebenarnya tidak boleh seorang napi bawa masuk handphone, senjata tajam, dan sebagainya," ucap dia.

Sementara itu, Direktur Reserse Kriminal Khusus Polda Metro Jaya Kombes Wahyu Hadiningrat menambahkan, MRN mulai mem-posting hal-hal yang berbau ujaran kebencian setelah aksi unjuk rasa 4 November 2016 lalu.

Ia mulai mem-posting hal-hal negatif sejak 9 November hingga 24 November 2016 lalu.

"Kenapa bisa tahu keadaan dan sebagainya, dia juga mendapat informasi dunia luar tentunya dengan dari media, mungkin televisi dan sebagainya," sambung Wahyu.

Kepada penyidik, kata Wahyu, MRN mengaku mengunggah ujaran kebencian di laman Facebook miliknya karena tidak suka dengan pemerintahan Presiden Joko Widodo dan Wakil Presiden Jusuf kalla.

MRN tidak hanya mengunggah foto Kapolri dengan DN Aidit, tetapi juga tokoh-tokoh pemerintahan lainnya.

"Motifnya adalah dia memang menyampaikan bahwa tidak suka dengan pemerintahan dan merupakan satu kritik sosial, namun ini kritik yang tidak dibenarkan oleh UU ITE," ucap Wahyu.

Ia mengatakan, sebelum membekuk MRN, pihaknya telah mengonfirmasi kepada Kapolri mengenai hal tersebut.

Kapolri pun membantah dengan keras mengenai adanya hubungan dirinya dengan DN Aidit.

"Kami sudah klarifikasi kepada Bapak Kapolri terkait ini, dan kita tahu beliau selama berkarir tentunya sudah melalui screening berkali-kali sehingga tidak ada kaitannya dengan DN Aidit atau organisasi terlarang apa pun," kata Wahyu.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Bisakah Beli Tiket Masuk Ancol On The Spot?

Bisakah Beli Tiket Masuk Ancol On The Spot?

Megapolitan
Keseharian Galihloss di Mata Tetangga, Kerap Buat Konten untuk Bantu Perekonomian Keluarga

Keseharian Galihloss di Mata Tetangga, Kerap Buat Konten untuk Bantu Perekonomian Keluarga

Megapolitan
Kajari Jaksel Harap Banyak Masyarakat Ikut Lelang Rubicon Mario Dandy

Kajari Jaksel Harap Banyak Masyarakat Ikut Lelang Rubicon Mario Dandy

Megapolitan
Datang Posko Pengaduan Penonaktifkan NIK di Petamburan, Wisit Lapor Anak Bungsunya Tak Terdaftar

Datang Posko Pengaduan Penonaktifkan NIK di Petamburan, Wisit Lapor Anak Bungsunya Tak Terdaftar

Megapolitan
Dibacok Begal, Pelajar SMP di Depok Alami Luka di Punggung

Dibacok Begal, Pelajar SMP di Depok Alami Luka di Punggung

Megapolitan
Ketua DPRD DKI Kritik Kinerja Pj Gubernur, Heru Budi Disebut Belum Bisa Tanggulangi Banjir dan Macet

Ketua DPRD DKI Kritik Kinerja Pj Gubernur, Heru Budi Disebut Belum Bisa Tanggulangi Banjir dan Macet

Megapolitan
Rampas Ponsel, Begal di Depok Bacok Bocah SMP

Rampas Ponsel, Begal di Depok Bacok Bocah SMP

Megapolitan
“Semoga Prabowo-Gibran Lebih Bagus, Jangan Kayak yang Sudah”

“Semoga Prabowo-Gibran Lebih Bagus, Jangan Kayak yang Sudah”

Megapolitan
Ketua DPRD: Jakarta Globalnya di Mana? Dekat Istana Masih Ada Daerah Kumuh

Ketua DPRD: Jakarta Globalnya di Mana? Dekat Istana Masih Ada Daerah Kumuh

Megapolitan
Gerindra dan PKB Sepakat Berkoalisi di Pilkada Bogor 2024

Gerindra dan PKB Sepakat Berkoalisi di Pilkada Bogor 2024

Megapolitan
Anggaran Kelurahan di DKJ 5 Persen dari APBD, F-PKS: Kualitas Pelayanan Harus Naik

Anggaran Kelurahan di DKJ 5 Persen dari APBD, F-PKS: Kualitas Pelayanan Harus Naik

Megapolitan
Mobil Mario Dandy Dilelang, Harga Dibuka Rp 809 Juta

Mobil Mario Dandy Dilelang, Harga Dibuka Rp 809 Juta

Megapolitan
Jual Foto Prabowo-Gibran, Pedagang Pigura di Jakpus Prediksi Pendapatannya Bakal Melonjak

Jual Foto Prabowo-Gibran, Pedagang Pigura di Jakpus Prediksi Pendapatannya Bakal Melonjak

Megapolitan
Periksa Kejiwaan Anak Pembacok Ibu di Cengkareng, Polisi: Pelaku Lukai Tubuhnya Sendiri

Periksa Kejiwaan Anak Pembacok Ibu di Cengkareng, Polisi: Pelaku Lukai Tubuhnya Sendiri

Megapolitan
Fahira Idris Paparkan 5 Parameter Kota Tangguh Bencana yang Harus Dipenuhi Jakarta sebagai Kota Global

Fahira Idris Paparkan 5 Parameter Kota Tangguh Bencana yang Harus Dipenuhi Jakarta sebagai Kota Global

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com