Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ahok: Kekuasaan yang Didapat dengan Kecurangan Identik dengan Koruptor

Kompas.com - 09/12/2016, 17:17 WIB
Robertus Belarminus

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Calon gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok menyatakan, pemimpin yang mau mengabdi untuk rakyat tentu tidak melakukan kecurangan untuk terpilih. Sebab, lanjut Ahok, kekuasaan yang didapat dengan kecurangan identik dengan koruptor.

"Kekuasaan yang didapat dengan kecurangan identik dengan koruptor sebetulnya," kata Ahok, di Rumah Lembang, Menteng, Jakarta Pusat, Jumat (9/12/2016).

Pemimpin yang mau melayani rakyat, lanjut Ahok, tidak mungkin mau menyogok atau berbuat curang untuk mengabdi ke rakyat.

"Kalau mau mengabdi, dia akan sadar betul, kalau memang dikasih amanah dia syukuri. Kalau enggak dipercaya, ya juga dia akan syukuri," ujar Ahok.

Kata Ahok, meski tidak jadi pejabat, bukan berarti tidak bisa mengabdi untuk rakyat.

"Walaupun jadi pejabat jauh lebih baik menentukan nasib orang," ujar Ahok.

Ahok bercerita pengalamannya mengenai indikasi kecurangan pada Pilkada di Belitung Timur. Ahok tak ingin kejadian Pilkada di DKI terulang seperti di Belitung Timur. Sebab, lanjut Ahok, di Pilkada DKI ini pihaknya telah menemukan adanya pemilih yang tidak terdaftar di KPU.

"Pas kami tes kemarin hampir setengah enggak terdaftar di KPU, saya takut kejadian di Belitung terulang pas tahun 2007," ujar Ahok.

Karenanya, ia mengajak seluruh warga untuk menggunakan hak pilihnya ke Tempat Pemungutan Suara (TPS) pada 15 Februari 2017. Jika tidak ada kartu pemilih, Ahok mengatakan warga bisa memilih di TPS yang ada di kelurahan setempat cukup dengan membawa KTP.

Sekalian, untuk mengawasi kecurangan di TPS yang ada di kelurahan.

"Ke TPS kelurahan jam 11.30 masih bisa milih. Bisa sekalian videoin nanti pas penghitungan di TPS untuk menghindari kecurangan," ujar Ahok. (Baca: Dewan Pers Imbau Media Tidak Siarkan Langsung Sidang Kasus Ahok)

Sebab, menurut Ahok, saat ia masih menjabat anggota DPR di Komisi II, ada temuan kesengajaan lurah dan kepala desa menghilangkan hak pilih warga.

"Nah sekarang udah mulai diperbaiki. Tapi tetap bisa ada oknum bermain, apa dia khilaf, kami lagi cari. Jadi kalau bapak ibu temukan ada kasus seperti ini, cek di data enggak ada nama bapak ibu, lapor ke kami, kalau ada unsur pidana kami akan pidanakan orang ini," ujar Ahok.

Kompas TV Ahok: Ide Kreatif Harus Difasilitasi
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Buang Pepaya karena Sepi Pembeli, Pedagang di Pasar Induk Kramatjati Rugi Besar

Buang Pepaya karena Sepi Pembeli, Pedagang di Pasar Induk Kramatjati Rugi Besar

Megapolitan
Gara-gara Sakit Hati, Seorang Tante di Tangerang Bunuh Keponakannya

Gara-gara Sakit Hati, Seorang Tante di Tangerang Bunuh Keponakannya

Megapolitan
Harga Pepaya di Pasar Induk Kramatjati Anjlok, Pedagang: Tombok Terus

Harga Pepaya di Pasar Induk Kramatjati Anjlok, Pedagang: Tombok Terus

Megapolitan
Pilkada Kota Bogor 2024, Golkar Prioritaskan Koalisi dengan Partai Pengusung Prabowo-Gibran

Pilkada Kota Bogor 2024, Golkar Prioritaskan Koalisi dengan Partai Pengusung Prabowo-Gibran

Megapolitan
Amankan Penetapan Presiden-Wakil Presiden 2024, Polda Metro Kerahkan 4.051 Personel Gabungan

Amankan Penetapan Presiden-Wakil Presiden 2024, Polda Metro Kerahkan 4.051 Personel Gabungan

Megapolitan
Pedagang di Pasar Induk Kramatjati Buang Puluhan Ton Pepaya karena Pembeli Belum Balik ke Jakarta

Pedagang di Pasar Induk Kramatjati Buang Puluhan Ton Pepaya karena Pembeli Belum Balik ke Jakarta

Megapolitan
Komisi B DPRD DKI Minta Pemprov DKI Tak Asal Batasi Kendaraan, Transportasi Publik Harus Membaik

Komisi B DPRD DKI Minta Pemprov DKI Tak Asal Batasi Kendaraan, Transportasi Publik Harus Membaik

Megapolitan
Politisi PAN dan Golkar Bogor Bertemu, Persiapkan Koalisi untuk Pilkada 2024

Politisi PAN dan Golkar Bogor Bertemu, Persiapkan Koalisi untuk Pilkada 2024

Megapolitan
Nasib Tiktoker Galihloss Pelesetkan Kalimat Taawuz Berujung Terseret Kasus Penistaan Agama

Nasib Tiktoker Galihloss Pelesetkan Kalimat Taawuz Berujung Terseret Kasus Penistaan Agama

Megapolitan
Teganya Agusmita yang Tinggalkan Kekasihnya Saat Sedang Aborsi di Kelapa Gading, Akhirnya Tewas karena Pendarahan

Teganya Agusmita yang Tinggalkan Kekasihnya Saat Sedang Aborsi di Kelapa Gading, Akhirnya Tewas karena Pendarahan

Megapolitan
Antisipasi Demo saat Penetapan Prabowo-Gibran di KPU, Warga Diimbau Cari Jalan Alternatif

Antisipasi Demo saat Penetapan Prabowo-Gibran di KPU, Warga Diimbau Cari Jalan Alternatif

Megapolitan
Pendapatan Meningkat 13 Persen, PT KCI Raup Rp 88 Miliar Selama Periode Lebaran 2024

Pendapatan Meningkat 13 Persen, PT KCI Raup Rp 88 Miliar Selama Periode Lebaran 2024

Megapolitan
Soal Penambahan Lift dan Eskalator di Stasiun Cakung, KCI Koordinasi dengan Kemenhub

Soal Penambahan Lift dan Eskalator di Stasiun Cakung, KCI Koordinasi dengan Kemenhub

Megapolitan
Pengurus PAN Sambangi Kantor Golkar Bogor, Sinyal Pasangan Dedie-Rusli pada Pilkada 2024?

Pengurus PAN Sambangi Kantor Golkar Bogor, Sinyal Pasangan Dedie-Rusli pada Pilkada 2024?

Megapolitan
Aduan Masalah THR Lebaran 2024 Menurun, Kadisnaker: Perusahaan Mulai Stabil Setelah Pandemi

Aduan Masalah THR Lebaran 2024 Menurun, Kadisnaker: Perusahaan Mulai Stabil Setelah Pandemi

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com