JAKARTA, KOMPAS.com - Kepala Dinas Tata Air DKI Jakarta Teguh Hendarwan, mengatakan, pihaknya masih kekurangan alat berat guna melakukan normaliasi sungai di sejumlah daerah di Jakarta.
Peralatan yang saat ini ada, kata Teguh, belum mencukupi untuk mendukung pekerjaan petugas Dinas Tata Air di lapangan.
Dari hitungan Teguh, minimal peralatan berat yang dibutuhkan Dinas Tata Air sebanyak 500 unit alat berat atau minimal dua alat berat untuk satu kelurahan.
Ada sebanyak 267 kelurahan di Ibu Kota. Belum lagi dengan normalisasi sejumlah waduk yang ada di Jakarta membutuhkan perlatan berat yang tidak sedikit.
"Misalnya kita hitung sederhana, 267 kelurahan se DKI, atau misalkan di Kepulauan Seribu juga butuh. Satu kelurahan butuh dua alat, paling enggak 500 alat," ujar Teguh kepada Kompas.com di Taman Dharmawangsa, Jakarta Selatan, Minggu (18/12/2016).
Saat ini, Dinas Tata Air memiliki 171 alat berat yang terdiri atas eskavator ampibi besar, sedang, dan standar. Teguh menambahkan, dalam setiap pengajuan anggaran, pihaknya telah mengusulkan anggaran penyediaan alat berat. Hingga akhir tahun ini, sebanyak 29 alat berat akan didatangkan lagi.
"Kami dapat tanggapan (anggaran), tapi berproses. Mungkin tahun ini kami bisa dapat alat sampai 200-an ya, dan itu bertahap," ujar Teguh.
Selain itu, pada 2017 mendatang, pihaknya juga berencana merekrut 500 petugas Tata Air. Mereka akan disebar di kecamatan yang ada di Jakarta. Hingga saat ini, petugas dari Dinas Tata Air DKI berjumlah 2.000 petugas.
Saat ini, hanya terdapat 10 petugas di tiap kecamatan. Dengan adanya tambahan petugas tersebut, ditargetkan petugas di tiap kecamatan sebanyak 30 petugas.
"Nanti kami back up pasukan biru per kecamatan 30 orang. Sekarang paling sedikit 10 orang," ujar Teguh.