JAKARTA, KOMPAS.com - Kepala Kepolisian Daerah Metro Jaya Inspektur Jenderal Mochamad Iriawan akan mengingatkan tentang toleransi yang merupakan jati diri bangsa.
"Kita dikenal sangat toleran mari kita timbulkan kembali. Di Ambon 50 persen Kristen, 50 persen Muslim rukun-rukun saja. Dulu tidak ada masalah, saya yakin dan Insya Allah atas dukungan masyarakat semua tetap seperti tahun-tahun sebelumnya," kata Iriawan di Mapolda Metro Jaya, Jumat (23/12/2016).
Iriawan menyesalkan adanya upaya teror menjelang Natal dan Tahun Baru. Apalagi, upaya teror itu ditargetkan untuk menyerang anak buahnya, para polisi yang menjaga malam Natal. Ia mengatakan Natal dan Tahun Baru kali ini tak akan lengah dari ancaman serupa.
"Personel kita maksimalkan, kita tahu beberapa ancaman yang ada seperti teror sudah bisa kita antisipasi dan buktinya ada," ujarnya.
Sejumlah gereja besar di Jakarta seperti Katedral dan Immanuel akan mendapat penjagaan ketat dengan detektor. Selain itu, tempat-tempat yang menjadi konsentrasi massa juga akan dipantau.
Tiga hari lalu, pasukan Detasemen Khusus Antiteror 88 mengungkap adanya upaya dari terduga teroris untuk melakukan penusukan terhadap anggota polisi. Ketika polisi berdatangan dan suasana ramai, 'pengantin' akan meledakkan dirinya.
Iriawan akan menjamin natal tahun ini, umat kristiani bisa beribadah tanpa gangguan apapun. Apalagi, Barisan Ansor Serbaguna (Banser) Nahdlatul Ulama (NU) akan ikut bersama polisi, TNI, Satpol PP, menjaga keamanan.
"Kelompok saudara kita dari Banser NU sudah membuat surat ke kami untuk melakukan pengamanan natal tersebut. Ini yang dimulai dari rakyat," ujar Iriawan.
Membangun toleransi
Badan otonom Gerakan Pemuda (GP) Ansor itu sudah menyiapkan 300 personel untuk tugas pengamanan tersebut.
"Kami ingin mencairkan soal intoleransi antarumat bergama. Jakarta ini kan bagian dari miniatur Indonesia. Intinya kami coba membangun semangat ukhuwah antar-umat beragama," kata Ketua GP Ansor DKI Jakarta, Abdul Azis, saat dihubungi Kompas.com di Jakarta, Kamis (22/12/2016).
Ada dua bentuk pengamanan yang dilakukan Banser. Pertama dengan berkeliling gereja dan menempatkan personel di pos-pos keamanan Natal. Bentuk menjaga keamanan lainnya dengan menaruh personel di gereja saat perayaan Natal.
Personel yang diturunkan di setiap gereja minimal berjumlah lima orang. Azis menambahkan, penjagaan ibadat Natal itu dilakukan bila diminta pihak gereja. Saat ini, setidaknya sudah ada lebih dari sepuluh gereja yang meminta Banser untuk melakukan pengamanan.
"Yang kami jagain bukan gereja, tapi masyarakat yang merasa nyaman ketika umat Islam berpartisipasi,” kata Azis. (Baca: Kelompok Islam Toleran Diminta Lebih Kreatif untuk Hadapi Kelompok Intoleran)
Wakil Ketua DPW PKB DKI Jakarta itu menambahkan, aksi itu bukan soal akidah tetapi semata-mata untuk membangun toleransi agama di Jakarta. Menurut dia, setiap warga negara berhak mendapatan kenyamanan beribadat.
Kegiatan itu sekaligus mengenang Riyanto, salah satu Banser NU yang meninggal karena ledakan bom saat menjaga kebaktian Natal di Gereja Eben Haezer di Mojokerto pada 24 Desember tahun 2000.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.