JAKARTA, KOMPAS.com - Calon gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan, tak menanggapi pengamanan teknis di Jakarta saat perayaan malam Natal, Sabtu (24/12/2016).
Anies justru bicara soal Indonesia yang warganya bisa saling menghargai meskipun berbeda kepercayaan. Ia menyebut sikap saling menghargai ini dimulai dari pemimpinnya.
"Semua harus saling menghargai dan itu dimulai dengan pemimpinya saling menghormati, pemimpinnya menghargai. Pemimpinya mengungkapkan hal-hal yang tidak memecah, tetapi mempersatukan," ujar Anies kepada wartawan di Jakarta Utara, Sabtu malam.
(Baca juga: Anies Pilih Tak Berkampanye Lewat Pukul 18.00 )
Ia juga mengingatkan bahwa kalimat yang disampaikan seorang pemimpin itu merupakan suatu hal yang berdampak.
Kata-kata, menurut dia, bisa menjadi pemecah belah, bisa pula menjadi pemersatu.
"Karena ungkapan apalagi yang megang mikrofon. Saya ngomong dikutip banyak nih. Berarti kata-kata penting," ujar Anies.
"Karenanya waktu kapan pun kita jaga suasana saling menghormati saling menghargai di waktu kapan pun apalagi menjelang hari-hari besar," lanjut dia.
(Baca juga: Di Rumah Prabowo, Anies-Sandi Kampanye ke Simpatisan Gerindra )
Anies membandingkan Indonesia dengan Thailand. Ia mengatakan, hanya di Indonesia semua hari raya dirayakan dengan menetapkan libur.
Ia menyampaikan, tidak perlu ada umat-umat tertentu yang harus diprioritaskan pengamanannya karena keamanan dibutuhkan oleh semua umat.
"Di negeri ini, di tempat ini, adalah contoh betapa penghargaan tidak memperhitungkan ukuran. Karena itu saya tidak mengatakan minoritas, mayoritas, karena semua mendapatkan hari libur kalau ada hari besar agamanya," ujarnya.