Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

LPSK Akan Dampingi Korban Penyekapan di Pulomas

Kompas.com - 28/12/2016, 09:16 WIB
Nibras Nada Nailufar

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com -
Wakil Ketua Lembaga Perlindungan Saksi dan Korban (LPSK) Askari Razak menyatakan pihaknya siap melindungi lima korban selamat korban penyekapan di Pulomas, Jakarta Timur.

"Ada harapan besar atas terungkapnya kasus ini, yakni melalui keterangan korban selamat," kata Askari dalam keterangan tertulis, Rabu (28/12/2016).

(Baca: Kronologi Pembunuhan Sadis di Pulomas)

Askari menilai pengungkapan tindak pidana melalui keterangan korban selamat memerlukan penanganan yang tepat. Polisi saat ini belum meminta keterangan mendalam kepada korban dikarenakan mereka masih terguncang usai mengalami kasus sadis di rumah itu.

"Langkah terdekat adalah dengan memberikan penguatan psikologis kepada para korban selamat," ujar Askari.

Selain rehabilitasi psikologis, para korban yang selamat akan diberikan pendampingan dan perlindungan fisik selama proses peradilan. Bukan tidak mungkin, kata Askari, para korban yang mengalami trauma akan merasa terancam secara fisik.

"Dengan perlindungan, diharapkan korban selamat berani mengungkapkan peristiwa ini dengan sejelas-jelasnya," ujar dia.

(Baca: Mengapa Korban Pembunuhan di Pulomas Tak Bisa Keluar Saat Disekap di Kamar Mandi?)

Pemilik rumah di Jalan Pulomas Utara Nomor 7A, Dodi Triono (59) ditemukan tewas di dalam kamar mandi rumahnya di Jalan Pulomas Utara Nomor 7A. Ia disekap sejak Senin sore (26/12/2016) hingga Selasa Pagi (27/12/2016) di kamar mandi berukuran 1,5 x 1,5 meter persegi bersama anaknya Diona Arika Andra Putri (16) serta Dianita Gemma Dzalfayla (9) yang juga meninggal.

Teman Dianita yang sedang menginap, Amelia Callista (10), kedua sopir Dodi, Tasrok (40) dan Yanto, juga tewas akibat penyekapan itu.

Mereka yang selamat adalah anak Dodi, Zanette Kalila Azaria (6), serta tiga pekerja di rumah Dodi yaitu Santi (22), Fitriani (23), Windy (23), dan Emi (41).

Saat ini polisi masih mencari motif dan pelaku kasus penyekapan dan pembunuhan sadis itu.

(Baca: Korban Penyekapan di Pulomas Beri Petunjuk soal Pelaku)

Kompas TV Perkembangan Terkini Kasus Pembunuhan Pulomas
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang


Terkini Lainnya

Terdengar Gemuruh Mirip Ledakan Bom Saat Petir Sambar 2 Anggota TNI di Cilangkap

Terdengar Gemuruh Mirip Ledakan Bom Saat Petir Sambar 2 Anggota TNI di Cilangkap

Megapolitan
Beredar Video Sopir Truk Dimintai Rp 200.000 Saat Lewat Jalan Kapuk Muara, Polisi Tindak Lanjuti

Beredar Video Sopir Truk Dimintai Rp 200.000 Saat Lewat Jalan Kapuk Muara, Polisi Tindak Lanjuti

Megapolitan
Maju Pilkada Bogor 2024, Jenal Mutaqin Ingin Tuntaskan Keluhan Masyarakat

Maju Pilkada Bogor 2024, Jenal Mutaqin Ingin Tuntaskan Keluhan Masyarakat

Megapolitan
Kemendagri Nonaktifkan 40.000 NIK Warga Jakarta yang Sudah Wafat

Kemendagri Nonaktifkan 40.000 NIK Warga Jakarta yang Sudah Wafat

Megapolitan
Mayat dalam Koper yang Ditemukan di Cikarang Berjenis Kelamin Perempuan

Mayat dalam Koper yang Ditemukan di Cikarang Berjenis Kelamin Perempuan

Megapolitan
Pembunuh Perempuan di Pulau Pari Mengaku Menyesal

Pembunuh Perempuan di Pulau Pari Mengaku Menyesal

Megapolitan
Disdukcapil DKI Bakal Pakai 'SMS Blast' untuk Ingatkan Warga Terdampak Penonaktifan NIK

Disdukcapil DKI Bakal Pakai "SMS Blast" untuk Ingatkan Warga Terdampak Penonaktifan NIK

Megapolitan
Sesosok Mayat Ditemukan di Dalam Koper Hitam di Cikarang Bekasi

Sesosok Mayat Ditemukan di Dalam Koper Hitam di Cikarang Bekasi

Megapolitan
Warga Rusunawa Muara Baru Keluhkan Biaya Sewa yang Naik

Warga Rusunawa Muara Baru Keluhkan Biaya Sewa yang Naik

Megapolitan
8.112 NIK di Jaksel Telah Diusulkan ke Kemendagri untuk Dinonaktifkan

8.112 NIK di Jaksel Telah Diusulkan ke Kemendagri untuk Dinonaktifkan

Megapolitan
Heru Budi Bertolak ke Jepang Bareng Menhub, Jalin Kerja Sama untuk Pembangunan Jakarta Berkonsep TOD

Heru Budi Bertolak ke Jepang Bareng Menhub, Jalin Kerja Sama untuk Pembangunan Jakarta Berkonsep TOD

Megapolitan
Mau Maju Jadi Cawalkot Bogor, Wakil Ketua DPRD Singgung Program Usulannya Tak Pernah Terealisasi

Mau Maju Jadi Cawalkot Bogor, Wakil Ketua DPRD Singgung Program Usulannya Tak Pernah Terealisasi

Megapolitan
Seorang Anggota TNI Meninggal Tersambar Petir di Cilangkap, Telinga Korban Pendarahan

Seorang Anggota TNI Meninggal Tersambar Petir di Cilangkap, Telinga Korban Pendarahan

Megapolitan
Harga Bawang Merah di Pasar Senen Blok III Naik Dua Kali Lipat sejak Lebaran

Harga Bawang Merah di Pasar Senen Blok III Naik Dua Kali Lipat sejak Lebaran

Megapolitan
Dua Anggota TNI yang Tersambar Petir di Cilangkap Sedang Berteduh di Bawah Pohon

Dua Anggota TNI yang Tersambar Petir di Cilangkap Sedang Berteduh di Bawah Pohon

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com