JAKARTA, KOMPAS.com - Calon wakil gubernur DKI Jakarta, Sandiaga Uno, mengatakan bahwa konsep pasar tradisional di Jakarta saat ini belum sempurna.
Sebab, kehadiran pasar tradisional belum terintegrasi dengan permukiman, khususnya rumah susun (rusun).
Konsep semacam itu masih dalam tahap perencanaan Pemprov DKI Jakarta yang dipimpin Gubernur DKI Jakarta Non-aktif Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok.
(Baca juga: Sandiaga Nilai Peningkatan Alokasi Anggaran DPRD Belum Jadi Prioritas)
Sandiaga mengatakan, konsep pasar terintegrasi dengan hunian itu sudah lebih dulu diterapkan di Singapura.
"Pak Basuki mungkin terlambat mengonsep ini (pasar tradisional terintegrasi dengan rusun)," kata Sandiaga di Halim, Jakarta Timur, Kamis (28/12/2016).
Berdasarkan pengalaman Sandiaga selama mengunjungi beberapa rusun di Jakarta, ia belum menemukan adanya pasar yang terintegrasi dengan hunian vertikal tersebut.
Keberadaan pasar tradisional, kata dia, justru jauh dari rusun. Selain itu, lantai dasar dari rusun juga belum dimanfaatkan secara maksimal.
Padahal, menurut Sandiaga, lokasi itu bisa dimanfaatkan untuk pasar yang merupakan tempat aktivitas sosial dan berusaha. "Di bawah Anies-Sandi akan dibuat terintegrasi," kata Sandiaga.
Sandiaga juga mengaku sudah memiliki strategi untuk integrasi antara pasar tradisional dan rusun.
Pasar akan dibuat dekat dengan rusun dan memprioritaskan penghuni untuk menjadi pedagang di pasar tersebut.
"Pasar tradisional hadir dengan pengelolaan secara berkeadilan. Masyarakat di sekitar itu diberikan kesempatan," kata dia.
(Baca juga: Sandiaga: Kalau Gubernur Tak Diganti, Warga Melarat Makin Melarat)
Sandiaga akan lebih dulu melakukan pemetaan terkait permintaan, jumlah kepala keluarga, hingga pola belanja.
Selain itu, ia akan mengintegrasikan program tersebut dengan program prioritas, One Kecamatan-One Center Entrepreneur (OK-OCE).
"OK-OCE ini suatu platform sinergi yang bisa memastikan pasar tradisional dibutuhkan di daerah tertentu dan tak akan kosong," kata dia.