Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengapa Banyak Warga Kampung Akuarium Enggan Pindah ke Rusun?

Kompas.com - 10/01/2017, 17:03 WIB
Alsadad Rudi

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com -
Meski sudah tergusur sejak tujuh bulan lalu, faktanya sampai saat ini masih banyak warga Kampung Akuarium dan Pasar Ikan, Penjaringan, Jakarta Utara, yang tinggal di lahan bekas tempat tinggalnya yang sudah rata dengan tanah.

Mereka menetap di rumah-rumah semi permanen yang terbuat dari dinding tripleks dan atap seng. Pasca penggusuran yang dilakukan medio April 2016, warga sebenarnya mendapat jatah unit rumah susun sederhana sewa (rusunawa) di Marunda, Cilincing, dan Rawa Bebek, Cakung, Jakarta Timur.

Namun, warga yang kini masih menetap di lokasi yang digusur menolak pindah dengan sejumlah alasan.

Menurut Tarmi (49), dirinya sering mendapat banyak cerita dari eks tetangganya yang mengeluh tak strategisnya lokasi berjualan di rusunawa. Hal itu berdampak terhadap anjloknya omzet usaha.

Menurut Tarmi, anjloknya omzet berdampak terhadap tidak mampunya para tetangganya itu membayar biaya sewa rusun. Hal itulah yang membuatnya memilih menetap di Kampung Akuarium.

"Biar cuma dapat dikit, tapi enggak mikirin bayar tempat tinggal," ucap perempuan yang dalam kesehariannya berdagang soto, saat ditemui di Kampung Akuarium, Selasa (10/1/2017).

Warga lainnya, Bahrudin (35), menilai lokasi Rusunawa Marunda terlalu jauh dari tempatnya mencari nafkah. Dalam kesehariannya, Bahrudin bekerja di tempat pelelangan ikan Muara Baru.

"Kalau di sini kan mau pulang kapan aja bisa," kata dia.

(Baca: Warga Bangun Gubuk di Kampung Akuarium untuk Menyambung Hidup)

Menurut Bahrudin, layanan transjakarta gratis yang disediakan di Rusunawa Marunda tidak efisien karena masih harus berpindah-pindah rute.

Sementara itu, Kasmuji (56), mengaku bertahan di Kampung Akuarium karena mempertimbangkan lokasi tempat kuliah anak perempuannya. Saat ini, putrinya itu sedang kuliah di salah satu perguruan tinggi yang kampusnya masih di wilayah Penjaringan.

"Khawatir keselamatannya. Kalau pindah ke Marunda, dia naik motor. Di sana kan (jarak) setang motor sama tronton dekat-dekat," ucap Kasmuji, bermaksud menjelaskan seringnya kecelakaan lalu lintas di jalan raya Marunda.

Lahan eks Kampung Akuarium dan Pasar Ikan digusur saat Gubernur DKI Jakarta Basuki "Ahok" Tjahaja Purnama masih aktif menjabat. Saat itu, Ahok menyatakan Kampung Akuarium dan Pasar Ikan masuk dalam rencana penataan kawasan Kota Tua.

Ia menyatakan penataan kawasan Kota Tua mengacu pada SK Gubernur nomor 34 tahun 2005 yang diterbitkan di era Gubernur Sutiyoso.

Kompas TV Warga Luar Batang Pilih Bertahan?
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Tak Bisa Lagi Kerja Berat Jadi Alasan Lupi Tetap Setia Menarik Sampan meski Sepi Penumpang

Tak Bisa Lagi Kerja Berat Jadi Alasan Lupi Tetap Setia Menarik Sampan meski Sepi Penumpang

Megapolitan
Teman Siswa yang Gantung Diri di Palmerah Sebut Korban Tak Suka Cerita Masalah Apa Pun

Teman Siswa yang Gantung Diri di Palmerah Sebut Korban Tak Suka Cerita Masalah Apa Pun

Megapolitan
Demo di Depan Kedubes AS, Koalisi Musisi untuk Palestina Serukan Tiga Tuntutan Sebelum Membubarkan Diri

Demo di Depan Kedubes AS, Koalisi Musisi untuk Palestina Serukan Tiga Tuntutan Sebelum Membubarkan Diri

Megapolitan
Unjuk Rasa di Patung Kuda Diwarnai Lempar Botol dan Batu, Polisi: Tak Ada yang Terluka dan Ditangkap

Unjuk Rasa di Patung Kuda Diwarnai Lempar Botol dan Batu, Polisi: Tak Ada yang Terluka dan Ditangkap

Megapolitan
Cerita Tukang Ojek Sampan Pelabuhan Sunda Kelapa, Setia Menanti Penumpang di Tengah Sepinya Wisatawan

Cerita Tukang Ojek Sampan Pelabuhan Sunda Kelapa, Setia Menanti Penumpang di Tengah Sepinya Wisatawan

Megapolitan
Pendatang Baru di Jakarta Harus Didata agar Bisa Didorong Urus Pindah Domisili

Pendatang Baru di Jakarta Harus Didata agar Bisa Didorong Urus Pindah Domisili

Megapolitan
Pelaku Dugaan Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina Bekerja Sebagai Pengajar di Kampus Jakarta

Pelaku Dugaan Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina Bekerja Sebagai Pengajar di Kampus Jakarta

Megapolitan
Bentuk Unit Siaga SAR di Kota Bogor, Basarnas: Untuk Meningkatkan Kecepatan Proses Penyelamatan

Bentuk Unit Siaga SAR di Kota Bogor, Basarnas: Untuk Meningkatkan Kecepatan Proses Penyelamatan

Megapolitan
Aksi Pencurian Kotak Amal di Mushala Sunter Terekam CCTV

Aksi Pencurian Kotak Amal di Mushala Sunter Terekam CCTV

Megapolitan
Siswa SMP yang Gantung Diri di Jakbar Dikenal Sebagai Atlet Maraton

Siswa SMP yang Gantung Diri di Jakbar Dikenal Sebagai Atlet Maraton

Megapolitan
Detik-detik Mencekam Kebakaran Toko 'Saudara Frame': Berawal dari Percikan Api, Lalu Terdengar Teriakan Korban

Detik-detik Mencekam Kebakaran Toko "Saudara Frame": Berawal dari Percikan Api, Lalu Terdengar Teriakan Korban

Megapolitan
Polisi Periksa Saksi-saksi Terkait Perempuan yang Ditemukan Tewas di Pulau Pari

Polisi Periksa Saksi-saksi Terkait Perempuan yang Ditemukan Tewas di Pulau Pari

Megapolitan
Massa Aksi yang Menuntut MK Adil Terkait Hasil Pemilu 2024 Bakar Ban Sebelum Bubarkan Diri

Massa Aksi yang Menuntut MK Adil Terkait Hasil Pemilu 2024 Bakar Ban Sebelum Bubarkan Diri

Megapolitan
Massa Pendukung Prabowo-Gibran Juga Demo di Patung Kuda, tapi Beberapa Orang Tak Tahu Isi Tuntutan

Massa Pendukung Prabowo-Gibran Juga Demo di Patung Kuda, tapi Beberapa Orang Tak Tahu Isi Tuntutan

Megapolitan
DPC PDI-P: Banyak Kader yang Minder Maju Pilwalkot Bogor 2024

DPC PDI-P: Banyak Kader yang Minder Maju Pilwalkot Bogor 2024

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com