JAKARTA, KOMPAS.com - Pelaksana Tugas (Plt) Gubernur DKI Jakarta, Sumarsono, meminta PT Transjakarta melakukan evaluasi terhadap meningkatnya angka kecelakaan yang melibatkan bus transjakarta.
Sumarsono mengatakakan, seiring meningkatnya fasilitas yang diberikan PT Transjakarta, seharusnya angka kecelakaan menurun.
Data kecelakaan yang melibatkan bus transjakarta yang dikeluarkan Dinas Perhubungan DKI Jakarta di laman data.jakarta.go.id menunjukkan angka kecelakaan pada 2014 sebanyak 770 kecelakaan. Angka itu turun pada 2015 menjadi 418 kecelakaan. Pada 2016, tercatat angka kecelakaan kembali meningkat menjadi 783 kecelakaan.
"Untuk kecelakaan, saya cek dulu apakah akibat dari kelalaian, kesalahan manusia atau bisnya. Kalau kelalaian ya harus patut dievaluasi karena setiap kali kejadian harus menjadi pembelajaran untuk mengambil keputusan," kata Sumarsono di Balai Kota, Rabu (25/1/2017).
Ia yakin, PT Transjakarta telah melakukan evaluasi terhadap faktor penyebab meningkatnya angka kecelakaan itu. Namun, menurut dia ada faktor yang sulit dikendalikan oleh PT Transjakarta, yaitu kesadaran masyarakat untuk berlalu lintas.
Tak jarang kecelakaan melibatkan kendaraan lain yang menggunakan jalur khusus bus transjakarta.
"Seharunya untuk sarana lebih bagus, ketertiban lebih bagus. Harusnya kejadian (kecelakaan) menjadi kurang. Nah, yang tidak bisa dikendalikan ialah kesadaran masyarakat untuk berlalulintas," kata Sumarsono.
Dari data Dinas Perhubungan DKI Jakarta, beberapa koridor tercatat punya angka kecelakaan cukup tinggi. Koridor VI Ragunan-Latuharhari pada 2014-2016 angka kecelakaannya mencapai 278 kecelakaan. Koridor IX Pinang Ranti-Pluit tercatat sebanyak 266 kecelakaan. Sedangkan koridor VIII Lebak Bulus-Harmoni, Dishub mencatat angka kecelakaan sebanyak 250 kecelakaan.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.