Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Demokrat Minta Pemerintah Jaga Netralitas pada Pilkada DKI

Kompas.com - 28/01/2017, 07:59 WIB


JAKARTA, KOMPAS.com -
Partai Demokrat memberi ultimatum agar pemerintah menjaga netralitas pada Pilkada DKI Jakarta 2017 serta mencegah terjadinya berbagai kecurangan demi tegaknya demokrasi dan pilkada yang jujur dan adil.

"Rakyat juga mengamati gejala ketidaknetralan negara beserta aparaturnya, disertai campur tangan kekuasaan yang melebihi kepatutannya," ujar Sekretaris Jenderal Partai Demokrat Hinca Panjaitan dalam pernyataan resminya, Jumat(27/1/2017).

Menurut Hinca, masyarakat mengamati jika ada penegakan hukum yang berat sebelah dan seperti dicari-cari, sehingga merusak asas keadilan bagi semua.

Bayang-bayang terjadinya kecurangan dalam pilkada makin meningkat, sehingga dikhawatirkan membuat situasi Jakarta menjadi tidak kondusif.

Karena itu Hinca mengimbau aparat penegak hukum tidak terkesan mencari-cari kesalahan pasangan calon gubernur-wakil gubernur DKI Jakarta yang diusung Partai Demokrat.

"Demi tegaknya hukum dan keadilan yang sejati dan agar paslon kami bisa berkompetisi secara adil," ujar Hinca.

(Baca: Demokrat Yakin Sylviana Tak Terkait Dugaan Korupsi Masjid Al Fauz)

Dia juga berharap jajaran KPU DKI Jakarta dan Bawaslu DKI Jakarta melaksanakan tugas penyelenggaraan dan pengawasan pilkada secara jujur, adil, profesional, tidak berpihak serta mencegah dan menindak segala bentuk kecurangan.

Selain itu Partai Demokrat berharap kepada pers dan media massa untuk memberitakan jalannya pilkada Jakarta secara adil dan berimbang, serta menjaga akurasi beritanya.

Partai Demokrat, kata Hinca, berharap juga  TNI, Polri dan BIN tidak berpihak dan tidak merusak disiplin serta etika keprajuritan dan kepolisian.

"PD mengajak masyarakat Jakarta untuk menggunakan hak pilihnya pada 15 Februari 2017 mendatang. Janganlah tergiur dengan politik uang, karena baik yang memberi maupun menerima akan dijatuhi hukuman. Jangan mau dipaksa dan diintimidasi oleh siapapun untuk tidak memilih calon piilhannya. Jangan mudah percaya pada berita hoax yang menyesatkan, termasuk hasil survei yang tak masuk akal," kata Hinca.

Hinca juga menyerukan kepada seluruh kader dan relawan Agus-Sylvi untuk secara aktif ikut menjaga dan mengamankan pasangan calon Agus-Sylvi dan melawan berbagai bentuk kecurangan, intimidasi dan jika ada ketidaknetralan aparatur negara.

"Kami ingin negara yang kami cintai terbebas dari perilaku politik yang buruk, yang tidak adil dan merusak nilai-nilai demokrasi," ungkap Hinca. (Willy Widianto)

Kompas TV SBY Tegaskan Demokrat Bukan Partai Kiri dan Kanan
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Gelar Pesantren Kilat di Kapal Perang, Baznas RI Ajak Siswa SMA Punya Hobi Berzakat

Gelar Pesantren Kilat di Kapal Perang, Baznas RI Ajak Siswa SMA Punya Hobi Berzakat

Megapolitan
Cerita Ridwan 'Menyulap' Pelepah Pisang Kering Menjadi Kerajinan Tangan Bernilai Ekonomi

Cerita Ridwan "Menyulap" Pelepah Pisang Kering Menjadi Kerajinan Tangan Bernilai Ekonomi

Megapolitan
Peringati Jumat Agung, Gereja Katedral Gelar Visualisasi Jalan Salib yang Menyayat Hati

Peringati Jumat Agung, Gereja Katedral Gelar Visualisasi Jalan Salib yang Menyayat Hati

Megapolitan
Wujudkan Solidaritas Bersama Jadi Tema Paskah Gereja Katedral Jakarta 2024

Wujudkan Solidaritas Bersama Jadi Tema Paskah Gereja Katedral Jakarta 2024

Megapolitan
Diparkir di Depan Gang, Motor Milik Warga Pademangan Raib Digondol Maling

Diparkir di Depan Gang, Motor Milik Warga Pademangan Raib Digondol Maling

Megapolitan
Polisi Selidiki Kasus Kekerasan Seksual yang Diduga Dilakukan Eks Ketua DPD PSI Jakbar

Polisi Selidiki Kasus Kekerasan Seksual yang Diduga Dilakukan Eks Ketua DPD PSI Jakbar

Megapolitan
Ingar-bingar Tradisi Membangunkan Sahur yang Berujung Cekcok di Depok

Ingar-bingar Tradisi Membangunkan Sahur yang Berujung Cekcok di Depok

Megapolitan
KSAL: Setelah Jakarta, Program Pesantren Kilat di Kapal Perang Bakal Digelar di Surabaya dan Makasar

KSAL: Setelah Jakarta, Program Pesantren Kilat di Kapal Perang Bakal Digelar di Surabaya dan Makasar

Megapolitan
Masjid Agung Bogor, Simbol Peradaban yang Dinanti Warga Sejak 7 Tahun Lalu

Masjid Agung Bogor, Simbol Peradaban yang Dinanti Warga Sejak 7 Tahun Lalu

Megapolitan
Duduk Perkara Penganiayaan 4 Warga Sipil oleh Oknum TNI di Depan Polres Jakpus

Duduk Perkara Penganiayaan 4 Warga Sipil oleh Oknum TNI di Depan Polres Jakpus

Megapolitan
45 Orang Jadi Korban Penipuan Jual Beli Mobil Bekas Taksi di Bekasi, Kerugian Capai Rp 3 Miliar

45 Orang Jadi Korban Penipuan Jual Beli Mobil Bekas Taksi di Bekasi, Kerugian Capai Rp 3 Miliar

Megapolitan
Telan Anggaran Rp 113 Miliar, Bima Arya Harap Masjid Agung Bogor Jadi Pusat Perekonomian

Telan Anggaran Rp 113 Miliar, Bima Arya Harap Masjid Agung Bogor Jadi Pusat Perekonomian

Megapolitan
Driver Taksi Online Diduga Berniat Culik dan Rampok Barang Penumpangnya

Driver Taksi Online Diduga Berniat Culik dan Rampok Barang Penumpangnya

Megapolitan
TNI AD Usut Peran Oknum Personelnya yang Aniaya 4 Warga Sipil di Jakpus

TNI AD Usut Peran Oknum Personelnya yang Aniaya 4 Warga Sipil di Jakpus

Megapolitan
Polisi Temukan Dua Luka di Kepala Wanita yang Tewas Bersimbah Darah di Bogor

Polisi Temukan Dua Luka di Kepala Wanita yang Tewas Bersimbah Darah di Bogor

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com