Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ketika Hakim Ketua Tegur Ahok karena Sampaikan Keberatan Panjang Lebar

Kompas.com - 01/02/2017, 07:06 WIB
Kurnia Sari Aziza

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Hakim Ketua Dwiarso Budi Santiarto sempat menegur terdakwa kasus dugaan penodaan agama, Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok, saat Ahok menyampaikan keberatan atas keterangan saksi pelapor, Ibnu Baskoro, dalam persidangan yang berlangsung pada Selasa (31/1/2017).

Sebab, keberatan yang disampaikan Ahok dinilai terlalu panjang. Ceritanya, saat itu, Ahok merasa keberatan dengan pernyataan Ibnu terkait dirinya yang dianggap tidak bisa memimpin Ibu Kota.

Menurut Ahok, Indonesia dibentuk atas dasar konstitusi, bukan ayat suci agama mana pun. Selama seseorang itu merupakan warga negara Indonesia (WNI), dia berhak menjadi apa pun, termasuk Gubernur DKI Jakarta.

"Indonesia bukan negara berdasar agama, tetapi Pancasila dengan 4 pondasi, NKRI, Pancasila, UUD 45, dan Bhineka Tunggal Ika. Apa Saudara tidak setuju dasar konstitusi?" tanya Ahok kepada Ibnu, di persidangan, Auditorium Kementerian Pertanian, Ragunan, Jakarta Selatan, Selasa (31/1/2017).

"Saudara enggak usah panjang lebar ya (menyampaikan keberatan)," kata Dwiarso menyanggah Ahok.

Sebab, sidang sudah berjalan dari pagi hingga hampir tengah malam. Mulai pukul 09.00 hingga 23.00.

(Baca juga: Sampaikan Keberatan, Ahok Tunjuk-tunjuk Saksi Pelapor)

Dwiarso kemudian meminta Ahok menyampaikan keberatan dengan singkat dan jelas. Ahok pun mengangguk menanggapi permintaan Dwiarso.

Dia kembali melanjutkan keberatannya dengan lebih ringkas. "Saya keberatan dengan (keterangan) lupa-lupa terus saudara, Anda harus mengerti laporan saudara. Tuhan akan menghukum saudara kalau memberi kesaksian palsu. Terima kasih," kata Ahok.

Sebelumnya, Ahok juga merasa keberatan karena dianggap telah menodai agama Islam. Selain itu, dia keberatan dengan kesaksian Ibnu yang berbeda dengan keterangan dalam berita acara pemeriksaan (BAP).

Ahok tak terima dengan tudingan kampanye terselubung yang dilayangkan Ibnu kepadanya saat ia melakukan kunjungan kerja ke Kepulauan Seribu.

Ahok merasa bersyukur ada Komisioner Komisi Pemilihan Umum (KPU) DKI Jakarta Dahliah Umar yang dihadirkan jaksa penuntut umum (JPU) untuk bersaksi.

Dengan demikian, Dahliah dapat menjelaskan definisi kampanye. "Saya tidak pernah mengajak orang untuk memilih saya," kata Ahok.

(Baca juga: LPSK Sayangkan Aksi Saling Lapor pada Sidang Kasus Ahok)

Ibnu merupakan saksi pelapor asal Bogor. Dia merupakan saksi yang sebelumnya mangkir dari persidangan sebanyak tiga kali.

Selain Ibnu, saksi lain yang juga memberi keterangan pada persidangan kedelapan Ahok, Selasa (31/1/2017), adalah Dahliah Umar dan Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia (MUI) Ma'ruf Amin.

Kompas TV Ahok Jalani Sidang Ke-8 Dugaan Penodaan Agama
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang


Terkini Lainnya

Cari Calon Wakil Wali Kota, Imam Budi Hartono Sebut Sudah Kantongi 6 Nama

Cari Calon Wakil Wali Kota, Imam Budi Hartono Sebut Sudah Kantongi 6 Nama

Megapolitan
Sepakat Koalisi di Pilkada Bogor, Gerindra-PKB Siap Kawal Program Prabowo-Gibran

Sepakat Koalisi di Pilkada Bogor, Gerindra-PKB Siap Kawal Program Prabowo-Gibran

Megapolitan
Foto Presiden-Wapres Prabowo-Gibran Mulai Dijual, Harganya Rp 250.000

Foto Presiden-Wapres Prabowo-Gibran Mulai Dijual, Harganya Rp 250.000

Megapolitan
Pemprov DKI Diingatkan Jangan Asal 'Fogging' buat Atasi DBD di Jakarta

Pemprov DKI Diingatkan Jangan Asal "Fogging" buat Atasi DBD di Jakarta

Megapolitan
April Puncak Kasus DBD, 14 Pasien Masih Dirawat di RSUD Tamansari

April Puncak Kasus DBD, 14 Pasien Masih Dirawat di RSUD Tamansari

Megapolitan
Bakal Diusung Jadi Cawalkot Depok, Imam Budi Hartono Harap PKS Bisa Menang Kelima Kalinya

Bakal Diusung Jadi Cawalkot Depok, Imam Budi Hartono Harap PKS Bisa Menang Kelima Kalinya

Megapolitan
“Curi Start” Jual Foto Prabowo-Gibran, Pedagang Pigura Pakai Foto Editan

“Curi Start” Jual Foto Prabowo-Gibran, Pedagang Pigura Pakai Foto Editan

Megapolitan
Stok Darah Bulan Ini Menipis, PMI Jakbar Minta Masyarakat Berdonasi untuk Antisipasi DBD

Stok Darah Bulan Ini Menipis, PMI Jakbar Minta Masyarakat Berdonasi untuk Antisipasi DBD

Megapolitan
Trauma, Pelajar yang Lihat Pria Pamer Alat Vital di Jalan Yos Sudarso Tak Berani Pulang Sendiri

Trauma, Pelajar yang Lihat Pria Pamer Alat Vital di Jalan Yos Sudarso Tak Berani Pulang Sendiri

Megapolitan
Seorang Pria Pamer Alat Vital di Depan Pelajar yang Tunggu Bus di Jakut

Seorang Pria Pamer Alat Vital di Depan Pelajar yang Tunggu Bus di Jakut

Megapolitan
Nasib Tragis Bocah 7 Tahun di Tangerang, Dibunuh Tante Sendiri karena Dendam Masalah Uang

Nasib Tragis Bocah 7 Tahun di Tangerang, Dibunuh Tante Sendiri karena Dendam Masalah Uang

Megapolitan
Resmi, Imam Budi Hartono Bakal Diusung PKS Jadi Calon Wali Kota Depok

Resmi, Imam Budi Hartono Bakal Diusung PKS Jadi Calon Wali Kota Depok

Megapolitan
Menguatnya Sinyal Koalisi di Pilkada Bogor 2024..

Menguatnya Sinyal Koalisi di Pilkada Bogor 2024..

Megapolitan
Berkoalisi dengan Gerindra di Pilkada Bogor, PKB: Ini Cinta Lama Bersemi Kembali

Berkoalisi dengan Gerindra di Pilkada Bogor, PKB: Ini Cinta Lama Bersemi Kembali

Megapolitan
Pedagang Maju Mundur Jual Foto Prabowo-Gibran, Ada yang Curi 'Start' dan Ragu-ragu

Pedagang Maju Mundur Jual Foto Prabowo-Gibran, Ada yang Curi "Start" dan Ragu-ragu

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com