JAKARTA, KOMPAS.com - Pasangan calon gubernur-wakil gubernur DKI Jakarta nomor pemilihan dua, Basuki Tjahaja Purnama-Djarot Saiful Hidayat, dinilai unggul dalam debat kedua Pilkada DKI Jakarta pada Jumat (27/1/2017).
Penilaian itu berdasarkan hasil survei Populi Center yang diselenggarakan pada 28 Januari-2 Februari 2017.
"Untuk debat kedua, 37,2 persen responden menilai Ahok-Djarot paling unggul," ujar peneliti Populi Center, Nona Evita, saat merilis hasil survei di Kantor Populi Center, Jalan Letjen S Parman, Jakarta Barat, Senin (6/2/2017).
(Baca: Populi Center: Pemilih di Jakarta Rasional)
Nona mengatakan, pasangan cagub-cawagub DKI nomor pemilihan tiga, Anies Baswedan-Sandiaga Uno, berada di posisi kedua dengan 28 persen, sedangkan pasangan cagub-cawagub DKI Jakarta nomor pemlihan satu, Agus Harimurti Yudhoyono-Sylviana Murni, berada di posisi ketiga dengan persentase 12,2 persen.
Adapun responden yang tidak menjawab sebanyak 22,7 persen. Responden yang menonton debat kedua tersebut sebanyak 74,3 persen. Sementara yang tidak menonton ada 23,3 persen, dan sisanya sebanyak 2,3 persen tidak menjawab.
Berdasarkan hasil survei, dalam debat kedua, Ahok-Djarot dinilai paling memahami permasalahan di Jakarta (49,0 persen), paling jelas program dan solusinya atas permasalahan di Jakarta (41,3 persen), paling mengesankan (33,8 persen), dan paling bagus dalam memaparan visi, misi, dan programnya (38,3 persen).
Untuk keempat hal tersebut, pasangan Anies-Sandi selalu menempati posisi kedua dan Agus-Sylvi di posisi ketiga, baik soal pemahaman permasalahan di Jakarta, solusi yang mereka miliki, kesan debat, maupun pemaparan visi, misi, dan programnya.
(Bawa: Tanggapan Timses Cagub-Cawagub soal Survei Terbaru Populi Center)
Tak hanya dalam debat kedua, dalam survei sebelumnya yang dilakukan Populi Center pasca-debat pertama (14-19 Januari 2017), Ahok-Djarot juga dinilai unggul dalam debat pertama dibandingkan dengan dua pasangan penantangnya.
Survei Populi Center ini dilakukan dengan wawancara tatap muka terhadap 600 responden di enam wilayah di Jakarta. Metode penelitian yang digunakan yakni multistage random sampling dengan margin of error lebih kurang 4 persen pada tingkat kepercayaan 95 persen.
Survei ini dibiayai menggunakan anggaran internal Yayasan Populi Indonesia.