JAKARTA, KOMPAS.com - Badan Pengelola Transportasi Jabodetabek (BPTJ) mencatat saat ini jumlah perjalanan di wilayah Jabodetabek setiap harinya mencapai 40,5 juta perjalanan. Namun, dari jumlah tersebut, hanya 15 persen yang merupakan perjalanan dengan menggunakan angkutan umum.
Kepala BPTJ Elly Adriani Sinaga menyatakan pihaknya diberi tugas dapat meningkatkan jumlah pengguna transportasi umum di Jabodetabek mencapai 50 persen pada 2019.
"Sekarang baru 15 persen. Kami punya road map sekarang sampai 2019 harus mencapai 50 persen. Bayangin tinggal dua tahun lagi," kata Elly di Cikini, Menteng, Jakarta Pusat, Selasa (7/2/2017).
Selain meningkatkan jumlah pengguna umum, Elly menyebut pihaknya juga ditugaskan untuk meningkatkan kecepatan berkendara menjadi 30 kilometer per jam, dan menyediakan angkutan umum minimal 80 persen dari keseluruhan ruas jalan.
Terkait penyediaan angkutan umum, Elly menyebut dioperasikannya layanan bus Jabodetabek Residence (JR) Connexion merupakan bagian dari upaya mencapai target tersebut.
Dalam upaya menyediakan angkutan umum di Jakarta, Elly menyebut pihaknya akan membagi rute angkutan menjadi rute utama dan rute feeder. Rute utama merupakan rute yang dilayani Transjakarta dan transjabodetabek. Adapun rute feeder melayani dari rute utama ke permukiman.
"Jadi harus ada angkutan lagi dari rute utama ke tempat tujuan. Makanya feeder harus 100 persen ada," ujar Elly.
JR Connexion adalah layanan bus khusus melayani warga yang bermukim di perumahan di Bekasi, Bogor, Cibubur, Depok, Serpong, hingga Tangerang. Dioperasikannya layanan bus yang akan diluncurkan pada 14 Februari 2017 itu bertujuan untuk mengakomodir warga menengah ke atas di daerah-daerah sekitar Jakarta yang selama ini selalu menggunakan mobil pribadi.
(Baca: Masyarakat Dinilai Sangat Terbebani Tingginya Biaya Transportasi)