Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bawaslu DKI Akan Awasi Pilkada Melalui IT sebagai Data Pembanding

Kompas.com - 08/02/2017, 13:09 WIB
Nursita Sari

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Bawaslu DKI Jakarta akan menambah pengawasan menggunakan aplikasi berbasis IT (information technology) pada Pilkada DKI Jakarta 2017. Ketua Bawaslu DKI Jakarta Mimah Susanti mengatakan, pengawasan berbasis IT ini pertama kalinya dilakukan.

Mimah menuturkan, hasil pengawasan berbasis IT akan digunakan sebagai data pembanding. Sebabnya, data utama pengawasan yakni yang ditulis dalam berita acara seusai pemungutan dan penghitungan suara pada 15 Februari 2017.

"Selain dapat salinan berita acara, kalau terdokumentasi kan kami harap jadi data pembanding. Selain data, kita punya video," ujar Mimah di Kantor Bawaslu DKI, Sunter Agung, Jakarta Utara, Rabu (8/2/2017).

Pada Rabu ini, Bawaslu DKI Jakarta mengadakan simulasi dan pelatihan pengawasan berbasis IT tersebut terhadap perwakilan pengawas pemilu se-DKI Jakarta. Mereka nantinya akan menginformasikan penggunaan aplikasi pengawasan tersebut kepada pengawas pemilu di wilayahnya masing-masing.

Mimah mengatakan, para pengawas pemilu di 13.023 TPS nantinya wajib mengambil gambar audio-visual.

"Pengawasan partisipasi berbasis IT ini bagian dari strategi pengawasan agar dapat mendokumentasikan seluruh peristiwa di TPS itu melalui video," kata dia.

Pengawas di TPS, kata Mimah, harus mengawasi semua yang terjadi di TPS dan mendokumentasikan peristiwa yang dinilai penting. Contohnya yakni apabila ada pemilih yang membawa surat keterangan, pemilih yang diduga menggunakan hak pilihnya dua kali, pemilih yang mencurigkan, dan lainnya.

Selain itu, mereka juga harus mendokumentasikan formulir C1 KWK (hasil penghitungan suara). Mereka juga mendokumentasikan salinan berita acara yang dipegang oleh saksi setiap pasangan calon.

Hasil dokumentasi tersebut kemudian diunggah melalui aplikasi yang bekerja sama dengan Google Drive. Menurut Mimah, dokumentasi hasil pengawasan tersebut dapat dilihat oleh masyarakat melalui laman Bawaslu RI.

Kesulitan yang dialami

Mimah menuturkan, kesulitan teknis yang dialami pengawas di TPS yakni apabila pengawas yang bersangkutan tidak menggunakan Android. Oleh karena itu, Bawaslu DKI Jakarta tidak menargetkan 13.023 pengawas TPS bisa menggunakan aplikasi tersebut.

"Sekitar 70 persen saya berharap pengawasan berbasis IT ini dapat kami maksimalkan," ucap Mimah.

Meski menggunakan pengawasan berbasis aplikasi, Mimah mengingatkan jangan sampai pengawasan melalui aplikasi berbasis IT ini menghambat tugas pengawas untuk mencatat hasil pengawasan melalui berita acara.

"Jangan sampai upload ini pengaruhi tugas pengawasan kami. Selesaikan dulu tugasnya dan menyampaikan formulir C1 ke PPL (panita pengawas lapangan), baru upload," tutur dia.

Kompas TV Pengaruh Debat Kedua Terhadap Elektabilitas Cagub
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Pasien DBD Meningkat, PMI Jakbar Minta Masyarakat Gencar Jadi Donor Darah

Pasien DBD Meningkat, PMI Jakbar Minta Masyarakat Gencar Jadi Donor Darah

Megapolitan
Sembilan Tahun Tempati Rusunawa Muara Baru, Warga Berharap Bisa Jadi Hak Milik

Sembilan Tahun Tempati Rusunawa Muara Baru, Warga Berharap Bisa Jadi Hak Milik

Megapolitan
Fraksi PSI: Pembatasan Kendaraan di UU DKJ Tak Cukup untuk Atasi Kemacetan

Fraksi PSI: Pembatasan Kendaraan di UU DKJ Tak Cukup untuk Atasi Kemacetan

Megapolitan
Polisi Pesta Narkoba di Depok, Pengamat: Harus Dipecat Tidak Hormat

Polisi Pesta Narkoba di Depok, Pengamat: Harus Dipecat Tidak Hormat

Megapolitan
Belajar dari Kasus Tiktoker Galihloss: Buatlah Konten Berdasarkan Aturan dan Etika

Belajar dari Kasus Tiktoker Galihloss: Buatlah Konten Berdasarkan Aturan dan Etika

Megapolitan
Cari Calon Wakil Wali Kota, Imam Budi Hartono Sebut Sudah Kantongi 6 Nama

Cari Calon Wakil Wali Kota, Imam Budi Hartono Sebut Sudah Kantongi 6 Nama

Megapolitan
Sepakat Koalisi di Pilkada Bogor, Gerindra-PKB Siap Kawal Program Prabowo-Gibran

Sepakat Koalisi di Pilkada Bogor, Gerindra-PKB Siap Kawal Program Prabowo-Gibran

Megapolitan
Foto Presiden-Wapres Prabowo-Gibran Mulai Dijual, Harganya Rp 250.000

Foto Presiden-Wapres Prabowo-Gibran Mulai Dijual, Harganya Rp 250.000

Megapolitan
Pemprov DKI Diingatkan Jangan Asal 'Fogging' buat Atasi DBD di Jakarta

Pemprov DKI Diingatkan Jangan Asal "Fogging" buat Atasi DBD di Jakarta

Megapolitan
April Puncak Kasus DBD, 14 Pasien Masih Dirawat di RSUD Tamansari

April Puncak Kasus DBD, 14 Pasien Masih Dirawat di RSUD Tamansari

Megapolitan
Bakal Diusung Jadi Cawalkot Depok, Imam Budi Hartono Harap PKS Bisa Menang Kelima Kalinya

Bakal Diusung Jadi Cawalkot Depok, Imam Budi Hartono Harap PKS Bisa Menang Kelima Kalinya

Megapolitan
“Curi Start” Jual Foto Prabowo-Gibran, Pedagang Pigura Pakai Foto Editan

“Curi Start” Jual Foto Prabowo-Gibran, Pedagang Pigura Pakai Foto Editan

Megapolitan
Stok Darah Bulan Ini Menipis, PMI Jakbar Minta Masyarakat Berdonasi untuk Antisipasi DBD

Stok Darah Bulan Ini Menipis, PMI Jakbar Minta Masyarakat Berdonasi untuk Antisipasi DBD

Megapolitan
Trauma, Pelajar yang Lihat Pria Pamer Alat Vital di Jalan Yos Sudarso Tak Berani Pulang Sendiri

Trauma, Pelajar yang Lihat Pria Pamer Alat Vital di Jalan Yos Sudarso Tak Berani Pulang Sendiri

Megapolitan
Seorang Pria Pamer Alat Vital di Depan Pelajar yang Tunggu Bus di Jakut

Seorang Pria Pamer Alat Vital di Depan Pelajar yang Tunggu Bus di Jakut

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com