JAKARTA, KOMPAS.com — Pelaksana Tugas Gubernur DKI Jakarta Sumarsono sudah memimpin Jakarta selama 3,5 bulan. Dia bercerita tentang kesan-kesannya selama bekerja bersama para pegawai negeri sipil DKI Jakarta. Hal yang paling berkesan untuk Sumarsono adalah PNS DKI yang tidak berani bermain suap-menyuap.
"Satu pun enggak ada itu yang menyuap saya dan justru saya tunggu enggak ada. Makanya saya rasa di Jakarta ini sudah betul-betul bersih dan komitmen revolusi mental sudah bagus," ujar Sumarsono di Balai Kota DKI Jakarta, Jalan Medan Merdeka Selatan, Kamis (9/2/2017).
Sumarsono menunggu ada oknum yang mencoba menyogoknya untuk membuktikan sendiri kualitas birokrat DKI. Dia bersyukur tidak menemukan praktik suap itu selama menjabat sebagai Plt gubernur, termasuk pada saat perombakan jabatan.
"Enggak ada yang datang ke saya minta-minta jabatan. Bagi yang merasa menemukan data bukti setor menyetor, baik di level mana pun juga, asal ada bukti baik yang memberi dan menerima akan diberhentikan," ujar Sumarsono. (Baca: Perpisahan, Sumarsono Putarkan Video "Sumarsono Menjaga Jakarta")
PNS DKI butuh didengar
Secara pribadi, Sumarsono menilai PNS DKI kebanyakan tertutup dan ragu berpendapat. Itu adalah kesan yang dia miliki di awal kepemimpinanya. Dia menduga itu karena PNS DKI belum terlalu mengenal dia saat itu. Setelah kenal, kata Sumarsono, mereka justru banyak bercerita.
"Terbukti waktu di kereta api, ceritanya enggak berhenti karena ternyata mereka butuh juga cerita, butuh didengarkan, saya mau mendengarkan mereka," ujar Sumarsono.
Sumarsono pun melihat PNS DKI sangat berpikiran terbuka dan enak diajak diskusi. Mereka juga profesional selama bekerja dengan Sumarsono. Namun, tetap enak diajak mengobrol, termasuk untuk urusan di luar pekerjaan.
"Tidak satu pun saya bermasalah dengan mereka," ujar Sumarsono.