Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Agus-Sylvi dan Anies-Sandi Bicara soal Tupoksi Satpol PP

Kompas.com - 10/02/2017, 22:08 WIB
Nibras Nada Nailufar

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com -
Tanya jawab antara pasangan calon gubernur-wakil gubernur DKI Jakarta, Agus Yudhoyono-Sylviana Murni dengan pasangan Anies Baswedan-Sandiaga Uno, dalam debat ketiga fokus pada tugas Satpol PP, Jumat (10/2/2017).

Anies awalnya menanyakan ke Sylvi bagaimana caranya agar kehadiran Satpol PP tidak lagi membuat khawatir warga.

Sylviana yang pernah menjabat sebagai Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Satpol PP DKI Jakarta pada 2010 menyatakan Satpol PP bisa hadir lebih humanis dan tugasnya bukan sekadar menertibkan PKL.

Sylvi lalu mengatakan bahwa PKL di Jalan Sabang dan Jalan Sidoarjo di Menteng, Jakarta Pusat, bisa menjadi contoh berhasilnya penataan.

"Jadi kata kuncinya adalah bagaimana memimpin dengan hati dan saya yakin betul saat memimpin dengan hati kita ikuti programya tapi tetap ada ketegasan," kata Sylvi.

Sylvi kemudian memberi kesempatan pada Agus untuk menjelaskan strategi mengerahkan Satpol PP secara humanis. Agus menjawab bahwa Satpol PP memang harus bekerja sesuai tupoksinya namun bukan menggusur dan menertibkan PKL dengan tidak manusiawi.

Sandiaga Uno yang diberi kesempatan menanggapi jawaban Agus-Sylvi kemudian menekankan jawaban serupa. Sandi mencontohkan nasib Bu Cecep, pedagang bahan bangunan di Berlan, Jakarta Timur, yang khawatir jika melihat Satpol PP.

Sandi mengatakan pedagang kaki lima harusnya bisa diberdayakan dengan program kewirausahaan OK OCE.

"Pedagang kaki lima, mereka ingin tertib, ingin ikut kami kok, tapi mereka ingin diberi lokasi binaan yang memberikan akses terhadap usaha, kami hadirkan itu lima tahun ke depan," ujar Sandiaga.

Tanggapan Agus tidak jauh berbeda dengan yang disampaikan Sandiaga. Kata Agus, diperlukan imajinasi dan kreativitas untuk bisa menata PKL.

Sebab, kata Agus, pemimpin sejatinya bisa membuat rakyatnya mengikuti program dengan ikhlas tanpa paksaan.

"Jakarta harus berakeadilan termasuk di tangan-tangan Satpol PP harus menggunakan logika dan hati nurani yang baik, memang terkesan klise tapi inilah essence kepemimpinan," ujar Agus.

Kompas TV Menilai Performa Paslon di Debat Kedua (Bag 2)
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Dukcapil DKI: Penonaktifan NIK Warga Jakarta Bisa Tekan Angka Golput di Pilkada

Dukcapil DKI: Penonaktifan NIK Warga Jakarta Bisa Tekan Angka Golput di Pilkada

Megapolitan
Polisi: Mayat dalam Koper di Cikarang Bekasi Seorang Perempuan Paruh Baya Asal Bandung

Polisi: Mayat dalam Koper di Cikarang Bekasi Seorang Perempuan Paruh Baya Asal Bandung

Megapolitan
Pembunuh Wanita di Pulau Pari Curi Ponsel Korban dan Langsung Kabur ke Sumbar

Pembunuh Wanita di Pulau Pari Curi Ponsel Korban dan Langsung Kabur ke Sumbar

Megapolitan
Keluarga Ajukan Rehabilitasi, Chandrika Chika Cs Jalani Asesmen di BNN Jaksel

Keluarga Ajukan Rehabilitasi, Chandrika Chika Cs Jalani Asesmen di BNN Jaksel

Megapolitan
Warga Duga Ada Praktik Jual Beli Rusunawa Muara Baru Seharga Rp 50 Juta oleh Oknum Pengelola

Warga Duga Ada Praktik Jual Beli Rusunawa Muara Baru Seharga Rp 50 Juta oleh Oknum Pengelola

Megapolitan
Pemprov DKI: Restorasi Rumah Dinas Gubernur Masih Tahap Perencanaan

Pemprov DKI: Restorasi Rumah Dinas Gubernur Masih Tahap Perencanaan

Megapolitan
Harga Bawang Merah Melonjak, Pedagang Keluhkan Pembelinya Berkurang

Harga Bawang Merah Melonjak, Pedagang Keluhkan Pembelinya Berkurang

Megapolitan
NIK Ratusan Ribu Warga Jakarta yang Tinggal di Daerah Lain Terancam Dinonaktifkan

NIK Ratusan Ribu Warga Jakarta yang Tinggal di Daerah Lain Terancam Dinonaktifkan

Megapolitan
Wakil Ketua DPRD Niat Bertarung di Pilkada Kota Bogor: Syahwat Itu Memang Sudah Ada...

Wakil Ketua DPRD Niat Bertarung di Pilkada Kota Bogor: Syahwat Itu Memang Sudah Ada...

Megapolitan
Saksi Sebut Hujan Tak Begitu Deras Saat Petir Sambar 2 Anggota TNI di Cilangkap

Saksi Sebut Hujan Tak Begitu Deras Saat Petir Sambar 2 Anggota TNI di Cilangkap

Megapolitan
PAN Sebut Warga Depok Jenuh dengan PKS, Imam Budi: Bagaimana Landasan Ilmiahnya?

PAN Sebut Warga Depok Jenuh dengan PKS, Imam Budi: Bagaimana Landasan Ilmiahnya?

Megapolitan
Ketika Kajari Jaksel Lelang Rubicon Mario Dandy, Saksi Bisu Kasus Penganiayaan D di Jaksel

Ketika Kajari Jaksel Lelang Rubicon Mario Dandy, Saksi Bisu Kasus Penganiayaan D di Jaksel

Megapolitan
Warga Jakarta yang NIK-nya Dinonaktifkan Tak Bisa Pakai BPJS Kesehatan

Warga Jakarta yang NIK-nya Dinonaktifkan Tak Bisa Pakai BPJS Kesehatan

Megapolitan
Perempuan yang Ditemukan Tewas di Pulau Pari Dibuang 'Pelanggannya' di Kali Bekasi

Perempuan yang Ditemukan Tewas di Pulau Pari Dibuang "Pelanggannya" di Kali Bekasi

Megapolitan
Penemuan Mayat Perempuan di Cikarang, Saksi: Mau Ambil Sampah Ada Koper Mencurigakan

Penemuan Mayat Perempuan di Cikarang, Saksi: Mau Ambil Sampah Ada Koper Mencurigakan

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com