Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kakak Angkat Akan "Plester" Mulut Ahok

Kompas.com - 11/02/2017, 07:41 WIB
Kurnia Sari Aziza

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Kakak angkat calon gubernur nomor pemilihan dua DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok), Andi Analta Amir, mengatakan bakal "memplester" mulut adiknya. Hal ini dilakukannya setelah penyelenggaraan debat kandidat terakhir selesai.

"Maunya saya sih setelah debat, kalau bisa mau saya 'plester' mulutnya Ahok. Biar kita saja yang 'gonggongin' dia, jangan dia lagi," kata Andi, di Rumah Lembang, Menteng, Jakarta Pusat, Sabtu (11/2/2017).

Maksud memplester mulut Ahok adalah menjaga ucapan dan tutur kata. Andi menceritakan, banyak orang yang tidak dapat menerima perkataan Ahok. Meskipun, Ahok membicarakan hal yang benar.

"Dalam Islam ada kalimat, menyatakan sesuatu yang haq kepada pemimpin yang dzalim. Nah, itu Ahok begitu. Sementara orang di depannya ini orang dzalim kebanyakan," kata Andi.

Ia meminta Ahok menjaga tutur katanya agar terhindar dari blunder. Untuk menghindari blunder, Andi mewanti-wanti Ahok untuk tidak menerima sesi wawancara dengan media asing terlebih dahulu. Karena tiap orang akan menerjemahkan ucapan Ahok dengan berbeda-beda.

"Sebenarnya bukan blunder, dia ngomong apa adanya. Misalkan dia terus terang omong apa yang dia lihat, untuk anggapan orang mungkin enggak terima. Dia nuduh, jadi 'digoreng' deh," kata Andi.

Ahok maju pada kontestasi Pilkada DKI Jakarta 2017 bersama calon wakil gubernur DKI Jakarta Djarot Saiful Hidayat. Ahok kerap diprotes oleh pihak lain akibat tutur katanya yang dianggap tak santun.

Akibat ucapannya tersebut, Ahok kini menjadi terdakwa kasus dugaan penodaan agama. Sebab Ahok menyinggung surat Al-Maidah ayat 51 saat kunjungan kerja ke Kepulauan Seribu.

Kemudian, pernyataan Ahok kepada Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Ma'ruf Amin saat persidangan juga dipermasalahkan. Ahok dianggap tidak santun kepada ulama yang menjadi saksi di persidangan karena tak memanggilnya kiai.

Kompas TV Ahok-Djarot Dapat Wejangan dari Habibie
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

PDI-P Mulai Jaring Nama Cagub DKI, Ada Ahok, Basuki Hadimuljono hingga Andika Perkasa

PDI-P Mulai Jaring Nama Cagub DKI, Ada Ahok, Basuki Hadimuljono hingga Andika Perkasa

Megapolitan
KTP 8,3 Juta Warga Jakarta Bakal Diganti Bertahap Saat Status DKJ Berlaku

KTP 8,3 Juta Warga Jakarta Bakal Diganti Bertahap Saat Status DKJ Berlaku

Megapolitan
Jasad Perempuan Dalam Koper di Bekasi Alami Luka di Kepala, Hidung dan Bibir

Jasad Perempuan Dalam Koper di Bekasi Alami Luka di Kepala, Hidung dan Bibir

Megapolitan
Dukcapil DKI: Penonaktifan NIK Warga Jakarta Bisa Tekan Angka Golput di Pilkada

Dukcapil DKI: Penonaktifan NIK Warga Jakarta Bisa Tekan Angka Golput di Pilkada

Megapolitan
Polisi: Mayat Dalam Koper di Cikarang Bekasi Seorang Perempuan Paruh Baya Asal Bandung

Polisi: Mayat Dalam Koper di Cikarang Bekasi Seorang Perempuan Paruh Baya Asal Bandung

Megapolitan
Pembunuh Wanita di Pulau Pari Curi Ponsel Korban dan Langsung Kabur ke Sumbar

Pembunuh Wanita di Pulau Pari Curi Ponsel Korban dan Langsung Kabur ke Sumbar

Megapolitan
Keluarga Ajukan Rehabilitasi, Chandrika Chika Cs Jalani Asesmen di BNN Jaksel

Keluarga Ajukan Rehabilitasi, Chandrika Chika Cs Jalani Asesmen di BNN Jaksel

Megapolitan
Warga Duga Ada Praktik Jual Beli Rusunawa Muara Baru Seharga Rp 50 Juta oleh Oknum Pengelola

Warga Duga Ada Praktik Jual Beli Rusunawa Muara Baru Seharga Rp 50 Juta oleh Oknum Pengelola

Megapolitan
Pemprov DKI: Restorasi Rumah Dinas Gubernur Masih Tahap Perencanaan

Pemprov DKI: Restorasi Rumah Dinas Gubernur Masih Tahap Perencanaan

Megapolitan
Harga Bawang Merah Melonjak, Pedagang Keluhkan Pembelinya Berkurang

Harga Bawang Merah Melonjak, Pedagang Keluhkan Pembelinya Berkurang

Megapolitan
NIK Ratusan Ribu Warga Jakarta yang Tinggal di Daerah Lain Terancam Dinonaktifkan

NIK Ratusan Ribu Warga Jakarta yang Tinggal di Daerah Lain Terancam Dinonaktifkan

Megapolitan
Wakil Ketua DPRD Niat Bertarung di Pilkada Kota Bogor: Syahwat Itu Memang Sudah Ada...

Wakil Ketua DPRD Niat Bertarung di Pilkada Kota Bogor: Syahwat Itu Memang Sudah Ada...

Megapolitan
Saksi Sebut Hujan Tak Begitu Deras Saat Petir Sambar 2 Anggota TNI di Cilangkap

Saksi Sebut Hujan Tak Begitu Deras Saat Petir Sambar 2 Anggota TNI di Cilangkap

Megapolitan
PAN Sebut Warga Depok Jenuh dengan PKS, Imam Budi: Bagaimana Landasan Ilmiahnya?

PAN Sebut Warga Depok Jenuh dengan PKS, Imam Budi: Bagaimana Landasan Ilmiahnya?

Megapolitan
Ketika Kajari Jaksel Lelang Rubicon Mario Dandy, Saksi Bisu Kasus Penganiayaan D di Jaksel

Ketika Kajari Jaksel Lelang Rubicon Mario Dandy, Saksi Bisu Kasus Penganiayaan D di Jaksel

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com