Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Hari Pertama Bekerja, Djarot Dikeluhkan Masalah Gaji UMR Guru Honorer

Kompas.com - 13/02/2017, 10:29 WIB
David Oliver Purba

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Wakil Gubernur DKI Jakarta Djarot Saiful Hidayat tiba di Balai Kota pukul 08.00 WIB, Senin (13/2/2017). Djarot tiba setengah jam setelah Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok yang terlebih dahulu tiba di Balai Kota.

Ini merupakan hari pertama Ahok-Djarot bekerja usai keduanya non-aktif mengikuti kampanye Pilkada DKI Jakarta 2017. Saat tiba, Djarot langsung dikerebuti warga yang sebelumnya mengadu ke Ahok. Warga yang datang berebut foto sambil menyapa Djarot.

"Pak Djarot foto Pak, foto. Baru datang nih Pak Djarot," ujar warga.

Djarot meladeni satu persatu warga yang meminta foto dengannya. Selanjutnya, Djarot langsung masuk ke dalam Balai Kota.

Namun, sekitar 15 menit kemudian, Djarot keluar dan menanyakan sejumlah guru honorer yang sebelumnya mengadu ke Ahok.

"Yang guru tadi mana?" tanya Djarot.

Kompas.com/David Oliver Purba Wakil Gubernur DKI Jakarta Djarot Saiful Hidayat saat tiba di Balai Kota, Senin (13/2/2017) pagi.
Sejumlah guru yang masih berada di Balai Kota pun langsung menemui Djarot. Para guru honorer itu mengadukan gaji mereka tahun ini yang tak memenuhi upah minimum regional (UMR) sebesar Rp 3,3 juta.

"Pak gaji enggak UMR Pak," kata salah satu guru.

Djarot menjelaskan, adapun syarat untuk mendapat UMR adalah dengan memenuhi syarat jam kerja.

"Jadi gini, anda UMR kan, ngajar toh di situ nanti di hitung dulu apakah sesuai jam kerja. Dengan cara seperti itu kami bisa tekan jasanya. Kalau enggak bisa minta yayasan untuk memperbantukan anda karena enggak bisa kerjanya 3-4 jam terus kita gaji UMR, enggak bisa," ujar Djarot menjelaskan.

Ahok-Djarot sempat 3,5 bulan non aktif sebagai Gubernur-Wakil Gubernur DKI Jakarta. Posisi mereka digantikan sementara oleh Direktur Jenderal Otonomi Daerah (Dirjen Orda) Kementerian Dalam Negeri Sumarsono. Serah terima jabatan Ahok-Djarot dan Sumarsono dilaksanakan Sabtu pekan lalu.

Kompas TV Ahok Tegaskan Siapa Saja Boleh ke Balai Kota
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Dinas SDA DKI Sebut Proyek Polder di Tanjung Barat Akan Selesai pada Mei 2024

Dinas SDA DKI Sebut Proyek Polder di Tanjung Barat Akan Selesai pada Mei 2024

Megapolitan
Ketua DPRD Sebut Masih Ada Kawasan Kumuh Dekat Istana, Pemprov DKI: Lihat Saja di Google...

Ketua DPRD Sebut Masih Ada Kawasan Kumuh Dekat Istana, Pemprov DKI: Lihat Saja di Google...

Megapolitan
Mobil Rubicon Mario Dandy Dilelang Mulai dari Rp 809 Juta, Kajari Jaksel: Kondisinya Masih Cukup Baik

Mobil Rubicon Mario Dandy Dilelang Mulai dari Rp 809 Juta, Kajari Jaksel: Kondisinya Masih Cukup Baik

Megapolitan
Sindikat Pencuri di Tambora Berniat Buka Usaha Rental Motor

Sindikat Pencuri di Tambora Berniat Buka Usaha Rental Motor

Megapolitan
PDI-P DKI Mulai Jaring Nama Bacagub DKI, Kader Internal Jadi Prioritas

PDI-P DKI Mulai Jaring Nama Bacagub DKI, Kader Internal Jadi Prioritas

Megapolitan
PDI-P Umumkan Nama Bacagub DKI yang Diusung pada Mei 2024

PDI-P Umumkan Nama Bacagub DKI yang Diusung pada Mei 2024

Megapolitan
Keluarga Tak Tahu RR Tewas di Tangan 'Pelanggannya' dan Dibuang ke Sungai di Bekasi

Keluarga Tak Tahu RR Tewas di Tangan "Pelanggannya" dan Dibuang ke Sungai di Bekasi

Megapolitan
KPU Jaktim Buka Pendaftaran PPK dan PPS untuk Pilkada 2024, Ini Syarat dan Jadwal Seleksinya

KPU Jaktim Buka Pendaftaran PPK dan PPS untuk Pilkada 2024, Ini Syarat dan Jadwal Seleksinya

Megapolitan
NIK-nya Terancam Dinonaktifkan, 200-an Warga di Kelurahan Pasar Manggis Melapor

NIK-nya Terancam Dinonaktifkan, 200-an Warga di Kelurahan Pasar Manggis Melapor

Megapolitan
Pembunuh Wanita 'Open BO' di Pulau Pari Dikenal Sopan oleh Warga

Pembunuh Wanita "Open BO" di Pulau Pari Dikenal Sopan oleh Warga

Megapolitan
Pengamat: Tak Ada Perkembangan yang Fenomenal Selama PKS Berkuasa Belasan Tahun di Depok

Pengamat: Tak Ada Perkembangan yang Fenomenal Selama PKS Berkuasa Belasan Tahun di Depok

Megapolitan
“Liquid” Ganja yang Dipakai Chandrika Chika Cs Disebut Modus Baru Konsumsi Narkoba

“Liquid” Ganja yang Dipakai Chandrika Chika Cs Disebut Modus Baru Konsumsi Narkoba

Megapolitan
Chandrika Chika Cs Jalani Asesmen Selama 3,5 Jam di BNN Jaksel

Chandrika Chika Cs Jalani Asesmen Selama 3,5 Jam di BNN Jaksel

Megapolitan
DPRD dan Pemprov DKI Rapat Soal Anggaran di Puncak, Prasetyo: Kalau di Jakarta Sering Ilang-ilangan

DPRD dan Pemprov DKI Rapat Soal Anggaran di Puncak, Prasetyo: Kalau di Jakarta Sering Ilang-ilangan

Megapolitan
PDI-P Mulai Jaring Nama Buat Cagub DKI, Kriterianya Telah Ditetapkan

PDI-P Mulai Jaring Nama Buat Cagub DKI, Kriterianya Telah Ditetapkan

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com