Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

KPU Sebut Larangan Pendirian TPS di Kompleks TNI Terbit September 2016

Kompas.com - 14/02/2017, 16:02 WIB
Nursita Sari

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com -
Ketua KPU DKI Jakarta Sumarno mengatakan, telegram Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo tentang larangan pendirian tempat pemungutan suara (TPS) di Kompleks TNI sudah ada sejak September 2016.

Namun, KPU DKI baru mengetahui informasi tersebut melalui surat edaran dari Komandan Pangkalan Utama TNI Angkatan Laut (Danlantamal) pada Senin (13/2/2017).

"September 2016 ya kalau enggak salah. Sudah lama itu Panglima TNI, tapi kemudian yang suratnya dari Danlantamal di AL itu per kemarin, 13 Februari," ujar Sumarno, di Kantor KPU DKI, Jalan Salemba Raya, Jakarta Pusat, Selasa (14/2/2017).

(Baca: Beredar Surat Larangan Pendirian TPS di Kompleks TNI AL Kelapa Gading)

Sumarno menuturkan, pendirian TPS itu dilarang di semua kompleks TNI, baik TNI AD, TNI AL, maupun TNI AU. Alasan pelarangan itu untuk menjaga netralitas TNI pada Pilkada 2017.

Rencananya, ada 87 TPS yang didirikan di Kompleks TNI di Jakarta. Rinciannya, 35 TPS di Jakarta Utara, 45 TPS di Jakarta Timur, dan 7 TPS di Jakarta Selatan.

Saat ini, KPU DKI masih berkoordinasi dengan pihak terkait untuk menentukan lokasi alternatif pendirian TPS.

"Jadi ini kan sedang diikhtiarkan, kami belum bisa menyimpulkan bahwa tidak ada TPS di kompleks TNI, belum bisa disimpulkan karena masih koordinasi," kata dia.

(Baca: Ini Penjelasan TNI AL Terkait Larangan Pendirian TPS di Kompleks)

KPU DKI, lanjut Sumarno, juga sudah melaporkan hal ini ke Kemendagri. KPU DKI khawatir apabila TPS dipindahkan ke tempat lain di luar kompleks TNI, pemilih enggan menggunakan hak suaranya karena jauh.

Namun, jika keputusan akhir memutuskan TPS tetap tidak boleh didirikan di kompleks TNI, KPU DKI menyebut TNI akan memfasilitasi untuk memudahkan pemilih menggunakan hak suaranya.

"Nanti pihak TNI pasti mereka akan memfasilitasi karena itu kan anggota keluarga mereka, akan diupayakan, sekarang sedang dilakukan koordinasi dengan pihak-pihak terkait supaya TPS bisa didirikan di tempat yang sudah biasa dilakukan," ucap Sumarno.

Sambil menunggu keputusan akhir, Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara (KPPS) mencari alternatif lain untuk mendirikan TPS. Sumarno menyebut KPU DKI cukup kesulitan mencari tempat alternatif tersebut karena jumlahnya yang banyak.

"Kalau 1 atau 2 TPS, kami mudah mencari lokasi alternatif, tapi kalau jumlahnya puluhan, mencari lokasi alternatif itu tidak mudah," tutur dia.

(Baca: Pendirian TPS di Kompleks TNI Jadi Kendala KPU DKI)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pembunuh Wanita 'Open BO' di Pulau Pari Dikenal Sopan oleh Warga

Pembunuh Wanita "Open BO" di Pulau Pari Dikenal Sopan oleh Warga

Megapolitan
Pengamat: Tak Ada Perkembangan yang Fenomenal Selama PKS Berkuasa Belasan Tahun di Depok

Pengamat: Tak Ada Perkembangan yang Fenomenal Selama PKS Berkuasa Belasan Tahun di Depok

Megapolitan
“Liquid” Ganja yang Dipakai Chandrika Chika Cs Disebut Modus Baru Konsumsi Narkoba

“Liquid” Ganja yang Dipakai Chandrika Chika Cs Disebut Modus Baru Konsumsi Narkoba

Megapolitan
Chandrika Chika Cs Jalani Asesmen Selama 3,5 Jam di BNN Jaksel

Chandrika Chika Cs Jalani Asesmen Selama 3,5 Jam di BNN Jaksel

Megapolitan
DPRD dan Pemprov DKI Rapat Soal Anggaran di Puncak, Prasetyo: Kalau di Jakarta Sering Ilang-ilangan

DPRD dan Pemprov DKI Rapat Soal Anggaran di Puncak, Prasetyo: Kalau di Jakarta Sering Ilang-ilangan

Megapolitan
PDIP Mulai Jaring Nama Buat Cagub DKI, Kriterianya Telah Ditetapkan

PDIP Mulai Jaring Nama Buat Cagub DKI, Kriterianya Telah Ditetapkan

Megapolitan
DPRD dan Pemprov DKI Rapat di Puncak, Bahas Soal Kelurahan Dapat Anggaran 5 Persen dari APBD

DPRD dan Pemprov DKI Rapat di Puncak, Bahas Soal Kelurahan Dapat Anggaran 5 Persen dari APBD

Megapolitan
Anggaran Restorasi Rumah Dinas Gubernur DKI Disorot, Dinas Citata: Itu Masih Perencanaan

Anggaran Restorasi Rumah Dinas Gubernur DKI Disorot, Dinas Citata: Itu Masih Perencanaan

Megapolitan
Gerak Gerik NYP Sebelum Bunuh Wanita di Pulau Pari: Sempat Menyapa Warga

Gerak Gerik NYP Sebelum Bunuh Wanita di Pulau Pari: Sempat Menyapa Warga

Megapolitan
Tunggak Biaya Sewa, Warga Rusunawa Muara Baru Mengaku Dipersulit Urus Administrasi Akte Kelahiran

Tunggak Biaya Sewa, Warga Rusunawa Muara Baru Mengaku Dipersulit Urus Administrasi Akte Kelahiran

Megapolitan
Pedagang Bawang Pasar Senen Curhat: Harga Naik, Pembeli Sepi

Pedagang Bawang Pasar Senen Curhat: Harga Naik, Pembeli Sepi

Megapolitan
Baru Beraksi 2 Bulan, Maling di Tambora Curi 37 Motor

Baru Beraksi 2 Bulan, Maling di Tambora Curi 37 Motor

Megapolitan
'Otak' Sindikat Maling Motor di Tambora Ternyata Residivis

"Otak" Sindikat Maling Motor di Tambora Ternyata Residivis

Megapolitan
Perempuan yang Ditemukan di Pulau Pari Dicekik dan Dijerat Tali Sepatu hingga Tewas oleh Pelaku

Perempuan yang Ditemukan di Pulau Pari Dicekik dan Dijerat Tali Sepatu hingga Tewas oleh Pelaku

Megapolitan
PDI-P Mulai Jaring Nama Cagub DKI, Ada Ahok, Basuki Hadimuljono hingga Andika Perkasa

PDI-P Mulai Jaring Nama Cagub DKI, Ada Ahok, Basuki Hadimuljono hingga Andika Perkasa

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com