JAKARTA, KOMPAS.com — Beredar, video tentang Ketua DPC PDI-P Jakarta Pusat, Pandapotan Sinaga, yang tengah berselisih dengan beberapa orang. Perselisihan itu disebut-sebut terjadi di sebuah TPS di Jakarta Pusat.
Ketika dikonfirmasi, Pandapotan yang juga merupakan anggota DPRD DKI dari Fraksi PDI-P itu menjelaskan kronologi kejadian menurut versinya.
"Kejadiannya gini, saya ini kan penanggung jawab petugas dari paslon nomor dua. Saya keliling wilayah Gambir, ke beberapa TPS, dan saya ke TPS itu," ujar Pandapotan ketika dihubungi, Kamis (16/2/2017).
TPS yang dimaksud adalah TPS 18 di RW 7 Kelurahan Petojo Utara. Pandapotan mengatakan, dia mengenakan pakaian kotak-kotak saat meninjau TPS tersebut. Namun, tiba-tiba dia diusir oleh petugas Panwaslu di TPS itu.
"Saya bilang kenapa? Kata dia, 'Bajunya, Pak', padahal enggak ada larangan pakai baju kotak-kotak," ujar dia.
Pandapotan pun mencari saksi untuk Basuki-Djarot yang ada di TPS itu. Dia mengatakan, seharusnya semua saksi wajib memakai baju kotak-kotak. Saksi di TPS itu mengatakan, petugas Panwaslu melarang penggunaan pakaian kotak-kotak.
"Terus panwasnya bilang, 'Oke, saya bikin berita acaranya ya Bapak ada di sini'. 'Oh silakan, Pak', saya bilang begitu," kata Pandapotan.
Setelah itu, beberapa orang mulai mengelilingi Pandapotan dan anggota Panwaslu yang sedang berdebat. Pandapotan mengatakan, salah satu dari orang itu adalah ketua RW.
Selain ketua RW tersebut, orang-orang itu merupakan pendukung calon selain nomor 2. Dia mengatakan, saat itulah salah seorang mulai merekamnya dan mengejek dirinya.
Dia sempat meminta kepada polisi yang ada di sana untuk dibawa ke polsek. Alasannya, dia tidak mau membuat kegaduhan. Kemudian, orang-orang itu meminta KTP dan KTA partainya.
"Terakhir, saya tunjukin kartu PDI-P saya. Dia bilang, 'Pak ini kartunya cuma sampai 2016'. Saya bilang, ini seumur hidup. Dia bilang, saya mau bikin kegaduhan, dibilang kita mau digugurkan," ujar Pandapotan.
"Ditonjoklah saya di kepala. Ditarik leher saya, tetapi saya kan enggak mau ribut, akhirnya saya diamankan di polsek," kata dia. (Baca: Terjadi Pemukulan di TPS yang Libatkan Tim Ahok-Djarot)
Pandapotan mengatakan, ketika itu dia belum mencoblos. Setelah dari polsek, dia pun pulang untuk mencoblos terlebih dahulu. Ternyata, adiknya mendatangi kembali lokasi sebelumnya untuk menanyakan siapa yang memukul Pandapotan.
"Berkelahi mereka, adik saya enggak tahu bagaimana, dia dikeroyok," kata Pandapotan.
Berdasarkan info yang beredar, Pandapotan disebut membawa 30 orang ke TPS itu. Namun, dia membantah hal itu. Dia mengatakan, dirinya hanya datang bersama pengurus partai lain dengan menggunakan sepeda motor.
"Tiga puluh orang bagaimana? Enggak benar itu. Saya sama pengurus naik motor berdua," kata dia.