Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengapa Kampung Pulo dan Bukit Duri Masih Dilanda Banjir?

Kompas.com - 17/02/2017, 06:35 WIB
Robertus Belarminus

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Tinggi permukaan air di Sungai Ciliwung pada Kamis (16/2/2017) kemarin meningkat akibat limpasan air hujan dari kawasan Bogor, Jawa Barat. Sejumlah daerah di pinggir Sungai Ciliwung di Jakarta, seperti di  Kampung Pulo, Jakarta Timur, dan Bukit Duri, Jakarta Selatan, pun dilanda banjir "kiriman" tersebut.

Banjir di Kampung Pulo sebenarnya termasuk "langka" dalam beberapa waktu terakhir setelah tepian Sungai Ciliwung di kawasan itu dinormalisasi. Sekitar dua tahun lalu, pemerintah membongkar ratusan rumah hampir sepanjang dua kilometer di bantaran Sungai Ciliwung, mulai dari Kampung Melayu dari Jalan Abdulah Syafei hingga Jembatan Tongtek.

Proyek normalisasi itu merupakan bagian dari program normalisasi yang dicanangkan pemerintah pusat mulai dari kawasan TB Simatupang hingga Manggarai. Tujuannya untuk mencegah banjir menimpa permukiman warga di sekitar daerah aliran sungai (DAS) Ciliwung.

Banjir di Kampung Pulo kemarin memunculkan pertanyaan. Mengapa kawasan yang sudah dinormalisasi itu tergenang lagi?

Ternyata air masuk ke kawasan itu lewat saluran air dari pemukiman warga yang terhubung dengan Sungai Ciliwung, bukan karena luapan.

Debit air di Ciliwung yang naik itu jadi lebih tinggi dibanding permukiman warga yang rendah di sebelahnya. Air pun masuk lewat saluran air.

Namun tidak seluruh kawasan Kampung Pulo terlanda banjir, hanya di sejumlah titik saja. Tinggi banjir juga bervariasi.

Mira (35) warga RT 14 RW 03 Kampung Pulo Dalam mengatakan, rumahnya kebanjiran 30 sentimeter alias selutut orang dewasa.

"Saya keluar rumah tahu-tahu sudah banjir selutut," kata Mira di Kampung Pulo, Jatinegara, Jakarta Timur, Kamis.

Tia (48) warga RT 13 RW 03 Kampung Pulo Tengah juga mengalami kebanjiran setinggi 30 sentimeter.

"Rumah saya kan depannya saluran air ke Ciliwung. Jadi lebih cepat naiknya. Tapi enggak sampai masuk ke rumah kok, di depan aja," ujar Tia.

Warga Kampung Pulo mensyukuri keberadaan tanggul. Sebelum ada tanggul, untuk ukuran status Ciliwung yang siaga II seperti kemarin,  warga sudah terkena banjir parah.

"Kalau belum ada tanggul, begini mah (siaga II) sudah tinggi banget banjirnya. Bisa sampai ketutup rumah," kata Tia.

Hal senada diungkapkan Mira. Menurut dia, jika status siaga II warga terpaksa mengungsi dari tempat tinggalnya. Namun dengan adanya tanggul, banjir tidak separah dulu sebelum dinormalisasi.

"Hampir dua tahun banjir enggak separah dulu. Kalau dulu segini (siaga II) bisa sampai tiga atau empat meter. Apalagi kalau siaga satu," ujar Mira.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Rekonstruksi Kasus Penembakan Ditunda sampai Gathan Saleh Sehat

Rekonstruksi Kasus Penembakan Ditunda sampai Gathan Saleh Sehat

Megapolitan
Buntut Pungli Sekelompok Orang, Dinas Bina Marga DKI Tutup Celah Trotoar Dekat Gedung DPR

Buntut Pungli Sekelompok Orang, Dinas Bina Marga DKI Tutup Celah Trotoar Dekat Gedung DPR

Megapolitan
Warga Bogor Tertipu Penjual Mobil Bekas di Bekasi, padahal Sudah Bayar Lunas

Warga Bogor Tertipu Penjual Mobil Bekas di Bekasi, padahal Sudah Bayar Lunas

Megapolitan
Gandeng Swasta, Pemprov DKI Renovasi 10 Rumah Tak Layak Huni di Kamal Muara

Gandeng Swasta, Pemprov DKI Renovasi 10 Rumah Tak Layak Huni di Kamal Muara

Megapolitan
Singgung 'Legal Standing' MAKI, Polda Metro Jaya Sebut SKT sebagai LSM Sudah Tak Berlaku

Singgung "Legal Standing" MAKI, Polda Metro Jaya Sebut SKT sebagai LSM Sudah Tak Berlaku

Megapolitan
Penyidikan Aiman Witjaksono Dihentikan, Polisi: Gugur karena Tak Berkekuatan Hukum

Penyidikan Aiman Witjaksono Dihentikan, Polisi: Gugur karena Tak Berkekuatan Hukum

Megapolitan
Belum Tahan Firli Bahuri, Kapolda Metro Terapkan Prinsip Kehati-hatian

Belum Tahan Firli Bahuri, Kapolda Metro Terapkan Prinsip Kehati-hatian

Megapolitan
Dishub DKI Jaga Trotoar di Jakpus yang Dimanfaatkan Sekelompok Orang Tarik Bayaran Pengendara Motor

Dishub DKI Jaga Trotoar di Jakpus yang Dimanfaatkan Sekelompok Orang Tarik Bayaran Pengendara Motor

Megapolitan
Oknum Anggota TNI Pengeroyok Warga Sipil di Depan Polres Jakpus Bukan Personel Kodam Jaya

Oknum Anggota TNI Pengeroyok Warga Sipil di Depan Polres Jakpus Bukan Personel Kodam Jaya

Megapolitan
Polisi: Sopir Truk Ugal-ugalan di GT Halim Bicara Melantur

Polisi: Sopir Truk Ugal-ugalan di GT Halim Bicara Melantur

Megapolitan
Kronologi 4 Warga Sipil Dianiaya Oknum TNI di Depan Mapolres Jakpus, Bermula Pemalakan Ibu Tentara

Kronologi 4 Warga Sipil Dianiaya Oknum TNI di Depan Mapolres Jakpus, Bermula Pemalakan Ibu Tentara

Megapolitan
Polisi Amankan 4 Remaja yang Bawa Senjata Tajam Sambil Bonceng 4 di Bogor

Polisi Amankan 4 Remaja yang Bawa Senjata Tajam Sambil Bonceng 4 di Bogor

Megapolitan
Wacana Sekolah Gratis, Emak-emak di Pasar Minggu Khawatir KJP Dihapus

Wacana Sekolah Gratis, Emak-emak di Pasar Minggu Khawatir KJP Dihapus

Megapolitan
Pemprov DKI Bakal Libatkan BRIN dalam Pengembangan 'Food Estate' di Kepulauan Seribu

Pemprov DKI Bakal Libatkan BRIN dalam Pengembangan "Food Estate" di Kepulauan Seribu

Megapolitan
Mengenang 9 Tahun Kematian Akseyna, Mahasiswa UI Berkumpul dengan Pakaian Serba Hitam

Mengenang 9 Tahun Kematian Akseyna, Mahasiswa UI Berkumpul dengan Pakaian Serba Hitam

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com