JAKARTA, KOMPAS.com — Permukaan air di Kali Sunter, Kelurahan Cipinang Melayu, Kecamatan Makasar, Jakarta Timur, meluap, Minggu (19/2/2017). Banjir pun menggenangi sejumlah permukiman warga yang dekat dengan Kali Sunter.
Pantauan Kompas.com, Minggu pukul 14.00 WIB, akibat kejadian ini, warga beraktivitas di tengah genangan banjir, misalnya di RW 04 Cipinang Melayu. Tingginya bervariasi, paling dalam disebut mencapai 1,5 meter.
Air masuk ke dalam rumah-rumah warga. Sementara banjir jalan di depan rumah warga umumnya lebih dalam karena posisi yang lebih rendah. Dengan ketinggian banjir ini, kendaraan sama sekali tidak bisa melintas.
Sebagian warga sudah mengungsikan kendaraan roda duanya ke tempat yang lebih aman. Tim SAR yang menggunakan perahu karet dilaporkan sudah menyusuri permukiman setempat untuk mencari warga yang mau dievakuasi.
Lala (47), warga RT 07 RW 04 Cipinang Melayu, mengatakan, air Kali Sunter mulai membanjiri permukiman warga pukul 10.00 tadi.
"Naiknya cepat," kata Lala kepada Kompas.com, di lokasi banjir, Minggu sore.
Lala melanjutkan, dia tidak mengungsi karena mempunyai rumah dua lantai. Dia bertahan di lantai atas rumahnya karena banjir ini.
"Yang lain pada ngungsi di kelurahan," ujar Lala.
Menurut Lala, meluapnya Kali Sunter bukan karena hujan lokal, melainkan karena kiriman dari Bogor. Bantaran Kali Sunter yang belum dinormalisasi, lanjut Lala, membuat kawasan tempat tinggalnya rawan banjir.
Dia yakin jika sudah dinormalisasi bisa menghilangkan ancaman banjir di tempat tinggalnya. Wakil Gubernur DKI Jakarta Djarot Saiful Hidayat mengatakan, banjir di Cipinang Melayu karena pemasangan sheet pile untuk normalisasi Kali Sunter belum selesai dilakukan. Oleh karena itu, menurut dia, daerah tersebut masih kebanjiran.
"Baru dipasang beronjong-beronjong. Baru setelah enggak hujan, kami pasang sheet pile. Kalau sekarang percuma, hanyut sheet pile-nya," ujar Djarot saat meninjau kerja bakti di Phb Cililitan Besar, pagi tadi.