Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bertaruh Nyawa Bersihkan Sampah yang Dibuang Warga Sembarangan...

Kompas.com - 22/02/2017, 18:41 WIB
Jessi Carina

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Petugas pemelihara prasarana dan sarana umum (PPSU) atau PHL yang menyelam ke dalam saluran air tanpa mengenakan alat pelindung dinilai salah oleh Wakil Kepala Dinas Lingkungan Hidup DKI Ali Maulana.

Namun terlepas dari itu, video tersebut menunjukan sulitnya PHL atau PPSU membersihkan sampah yang menyumbat saluran. Ali mencoba memperkirakan apa yang sedang terjadi dalam video tersebut.

"Kemungkinan secara logika berdasarkan video itu, sepertinya lagi ada yang mampet. Jadi genangan di jalan itu tidak mengalir ke tali air. Nah, mereka mau cari mampetnya di bagian mana," ujar Ali kepada Kompas.com, Rabu (22/2/2017).

Ali mengatakan saat banjir semua sampah dan kotoran lain seperti lumpur akan terbawa air dan masuk ke saluran. Jika volume sampah begitu banyak, maka bisa menyebabkan saluran itu menjadi mampet.

"Kalau di video itu, mungkin mereka bingung kok saat yang lain sudah surut, yang ini malah belum. Makanya dia perlu mencari mana yang mampet," ujar Ali.

Akhirnya, terjadilah aksi menyelam yang dilakukan tanpa alat penlindung diri itu. Ali mengapresiasi sikap mereka yang dia nilai begitu berdedikasi. Namun, mereka dinilai ceroboh juga karena tidak menggunakan alat pelindung apapun. Hal itu tidak disarankan untuk pekerja manapun. (Baca: PHL Maupun PPSU Tak Boleh Menyelam di Got Tanpa Alat Pengaman)

Melalui video itu, Ali sekaligus ingin menyadarkan masyarakat tentang sulitnya membersihkan sampah.

"Sampah itu membersihkannya susah dan berisiko. Itu perlu tenaga yang banyak bahkan peralatan yang mahal dan canggih sehingga biayanya tinggi," ujar Ali.

Andai warga Jakarta tidak membuang sampah ke sembarang tempat, biaya pemeliharaan saluran air bisa dihemat. Pemprov DKI tidak perlu lau terus-terusan membeli alat berat yang mahal. Bahkan, PPSU atau PHL tidak perlu lagi menyelam seperti itu.

"Risikonya sampai ke nyawa, itu taruhan bagi pekerjanya," kata Ali. (Baca: Ahok Pertanyakan "Pasukannya" yang Menyelam Tanpa Alat Pengaman)

Terkadang warga berfikir tidak masalah membuang sampah sembarangan karena mereka hanya membuang sebuah plastik saja. Akhirnya, jumlah sampah yang dibuang sembarangan semakin banyak karena semua warga berfikir seperti itu.

"Jadi jangan dilihat sebungkus plastik saja, kalau itu mengumpul bisa menghambat saluran air," ujar Ali.

Kompas TV Hujan deras yang menyebabkan genangan air di beberapa titik di wilayah Jakarta membuat Basarnas melakukan pemantauan udara.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang


Terkini Lainnya

Polisi Dalami Peran Belasan Saksi Dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP yang Dianiaya Senior

Polisi Dalami Peran Belasan Saksi Dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP yang Dianiaya Senior

Megapolitan
Kepada Kapolres Jaktim, Warga Klender Keluhkan Aksi Lempar Petasan dan Tawuran

Kepada Kapolres Jaktim, Warga Klender Keluhkan Aksi Lempar Petasan dan Tawuran

Megapolitan
Belasan Taruna Jadi Saksi dalam Prarekonstruksi Kasus Tewasnya Junior STIP

Belasan Taruna Jadi Saksi dalam Prarekonstruksi Kasus Tewasnya Junior STIP

Megapolitan
Polisi Tangkap Lebih dari 1 Orang Terkait Pengeroyokan Mahasiswa di Tangsel

Polisi Tangkap Lebih dari 1 Orang Terkait Pengeroyokan Mahasiswa di Tangsel

Megapolitan
RTH Tubagus Angke Dirapikan, Pedagang Minuman Harap Bisa Tetap Mangkal

RTH Tubagus Angke Dirapikan, Pedagang Minuman Harap Bisa Tetap Mangkal

Megapolitan
Prarekonstruksi Kasus Penganiayaan Taruna STIP Digelar hingga 4 Jam

Prarekonstruksi Kasus Penganiayaan Taruna STIP Digelar hingga 4 Jam

Megapolitan
Masih Bonyok, Maling Motor di Tebet Belum Bisa Diperiksa Polisi

Masih Bonyok, Maling Motor di Tebet Belum Bisa Diperiksa Polisi

Megapolitan
Cegah Prostitusi, RTH Tubagus Angke Kini Dipasangi Lampu Sorot

Cegah Prostitusi, RTH Tubagus Angke Kini Dipasangi Lampu Sorot

Megapolitan
Balita yang Jasadnya Ditemukan di Selokan Matraman Tewas karena Terperosok dan Terbawa Arus

Balita yang Jasadnya Ditemukan di Selokan Matraman Tewas karena Terperosok dan Terbawa Arus

Megapolitan
PDI-P Buka Penjaringan Cagub dan Cawagub Jakarta hingga 20 Mei 2024

PDI-P Buka Penjaringan Cagub dan Cawagub Jakarta hingga 20 Mei 2024

Megapolitan
Kuota Haji Kota Tangsel Capai 1.242 Jemaah, Pemberangkatan Dibagi 2 Gelombang

Kuota Haji Kota Tangsel Capai 1.242 Jemaah, Pemberangkatan Dibagi 2 Gelombang

Megapolitan
Paniknya Mahasiswa di Tangsel, Kontrakan Digeruduk Warga saat Sedang Beribadah

Paniknya Mahasiswa di Tangsel, Kontrakan Digeruduk Warga saat Sedang Beribadah

Megapolitan
Jasad Balita Tersangkut di Selokan Matraman, Orangtua Sempat Lapor Kehilangan

Jasad Balita Tersangkut di Selokan Matraman, Orangtua Sempat Lapor Kehilangan

Megapolitan
Jasad Balita di Matraman Ditemukan Warga Saat Bersihkan Selokan, Ternyata Sudah 3 Hari Hilang

Jasad Balita di Matraman Ditemukan Warga Saat Bersihkan Selokan, Ternyata Sudah 3 Hari Hilang

Megapolitan
Polisi Ungkap Penyebab Mahasiswa di Tangsel Bertikai dengan Warga Saat Beribadah

Polisi Ungkap Penyebab Mahasiswa di Tangsel Bertikai dengan Warga Saat Beribadah

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com