Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kenapa Ahok-Djarot Kalah di Jakarta Selatan?

Kompas.com - 25/02/2017, 11:12 WIB
Kurnia Sari Aziza

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Pasangan calon gubernur-calon wakil gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama (Ahok)-Djarot Saiful Hidayat, kalah di Jakarta Selatan pada Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) DKI Jakarta 2017.

Basuki-Djarot kalah dari pasangan calon gubernur-wakil gubernur nomor pemilihan tiga DKI Jakarta, Anies Baswedan-Sandiaga Uno.

Adapun Anies-Sandi menang dengan perolehan 557.767 suara. Kemudian, Basuki-Djarot menempati urutan kedua dengan mengantongi 465.524 suara.

Sementara itu, pasangan calon nomor pemilihan satu, Agus Harimurti Yudhoyono-Sylviana Murni, berada di urutan ketiga dengan perolehan 177.363 suara.

(Baca juga: Rekapitulasi Penghitungan Suara, Anies-Sandi Menang di Jakarta Selatan)

Anggota Tim Pemenangan Basuki-Djarot Bidang Korda Jakarta Selatan Gembong Warsono menyampaikan, setiap daerah memiliki karakteristik yang berbeda-beda.

Dia mengakui, suara Basuki-Djarot di Jakarta Selatan kurang maksimal. "Karakteristik pemilih di Jakarta Selatan itu kan di tingkat perkampungan relatif lebih hijau begitu lho. Hijau itu maksudnya Muslim kuat, banyak di Selatan (warga) yang Muslim-nya sangat kuat," kata Gembong, kepada Kompas.com, Sabtu (25/2/2017).

Selain itu, kata dia, serangan terhadap Basuki-Djarot begitu masif, terutama terkait kasus penodaan agama yang menjerat Basuki.

Hal itulah, kata Gembong, yang membuat warga Jakarta Selatan cenderung ragu memilih pasangan petahana tersebut.

Selain itu, menurut Gembong, Basuki-Djarot kurang banyak mengunjungi warga Jakarta Selatan. Hal-hal inilah yang menjadi evaluasi bagi tim pemenangan ke depannya.

Anggota DPRD dari partai politik pengusung, khususnya yang berasal dari dapil Jakarta Selatan, akan intensif turun dan menyampaikan kinerja Basuki-Djarot kepada warga.

"Jadi semua tim sukses harus bersatu padu menyampaikan seluruh program-program yang dikerjakan Basuki selama menjadi gubernur kepada masyarakat, maupun (program) yang akan dikerjakan pada 5 tahun akan datang," kata Gembong.

Tim sukses sudah memetakan daerah mana saja yang merupakan basis kekuatan Basuki-Djarot dan kekuatan lawan.

Selanjutnya, mereka akan melakukan langkah-langkah untuk mendekati warga, termasuk warga yang sudah menetapkan pilihan kepada pasangan calon gubernur-wakil gubernur DKI pesaing Basuki-Djarot.

"Jadi mereka punya pilihan konkret, kalau saya pilih ini, ke depan akan seperti ini dan sebagainya. Kan ini sudah head to head, dengan itu kami sampaikan ke masyarakat kalau sampeyan pilih ini, konsekuensi 5 tahun ke depan akan seperti ini, dan lain-lain," kata Gembong.

Sebanyak 1.200.654 suara yang dihitung hasil rekapitulasi penghitungan suara Pilkada DKI Jakarta yang dilakukan KPU Jakarta Selatan, Kamis (23/2/2017).

Halaman:


Terkini Lainnya

Staf Khusus Bupati Kediri Ikut Daftar Bakal Calon Wali Kota Bogor Lewat PDI-P

Staf Khusus Bupati Kediri Ikut Daftar Bakal Calon Wali Kota Bogor Lewat PDI-P

Megapolitan
4 dari 7 Korban Kebakaran Toko Bingkai di Mampang adalah Satu Keluarga

4 dari 7 Korban Kebakaran Toko Bingkai di Mampang adalah Satu Keluarga

Megapolitan
Tangkap Komplotan Pencuri yang Beraksi di Pesanggrahan, Polisi Sita 9 Motor

Tangkap Komplotan Pencuri yang Beraksi di Pesanggrahan, Polisi Sita 9 Motor

Megapolitan
Alami Luka Bakar Hampir 100 Persen, 7 Jenazah Korban Kebakaran 'Saudara Frame' Bisa Diidentifikasi Lewat Gigi

Alami Luka Bakar Hampir 100 Persen, 7 Jenazah Korban Kebakaran "Saudara Frame" Bisa Diidentifikasi Lewat Gigi

Megapolitan
Melawan Saat Ditangkap, Salah Satu Komplotan Pencuri Motor di Pesanggrahan Ditembak Polisi

Melawan Saat Ditangkap, Salah Satu Komplotan Pencuri Motor di Pesanggrahan Ditembak Polisi

Megapolitan
Uang Korban Dipakai 'Trading', Pelaku Dugaan Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina Mengaku Siap Dipenjara

Uang Korban Dipakai "Trading", Pelaku Dugaan Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina Mengaku Siap Dipenjara

Megapolitan
Siswa SMP yang Gantung Diri di Palmerah Dikenal Aktif Bersosialisasi di Lingkungan Rumah

Siswa SMP yang Gantung Diri di Palmerah Dikenal Aktif Bersosialisasi di Lingkungan Rumah

Megapolitan
Identitas 7 Jenazah Korban Kebakaran Toko Bingkai 'Saudara Frame' Berhasil Diidentifikasi

Identitas 7 Jenazah Korban Kebakaran Toko Bingkai "Saudara Frame" Berhasil Diidentifikasi

Megapolitan
Restorasi Rumah Dinas Gubernur DKI Sebesar Rp 22 Miliar Tak Hanya untuk Perbaikan, tapi Juga Penambahan Fasilitas

Restorasi Rumah Dinas Gubernur DKI Sebesar Rp 22 Miliar Tak Hanya untuk Perbaikan, tapi Juga Penambahan Fasilitas

Megapolitan
Komplotan Pencuri Motor di Pesanggrahan Ditangkap Polisi

Komplotan Pencuri Motor di Pesanggrahan Ditangkap Polisi

Megapolitan
Komisi A DPRD DKI Desak Pemprov DKI Kejar Kewajiban Pengembang di Jakarta soal Fasos Fasum

Komisi A DPRD DKI Desak Pemprov DKI Kejar Kewajiban Pengembang di Jakarta soal Fasos Fasum

Megapolitan
Sekretaris Pribadi Iriana Jokowi Ambil Formulir Calon Wali Kota Bogor Lewat PDIP, tapi Belum Mengembalikan

Sekretaris Pribadi Iriana Jokowi Ambil Formulir Calon Wali Kota Bogor Lewat PDIP, tapi Belum Mengembalikan

Megapolitan
Tak Bisa Lagi Kerja Berat Jadi Alasan Lupi Tetap Setia Menarik Sampan meski Sepi Penumpang

Tak Bisa Lagi Kerja Berat Jadi Alasan Lupi Tetap Setia Menarik Sampan meski Sepi Penumpang

Megapolitan
Teman Siswa yang Gantung Diri di Palmerah Sebut Korban Tak Suka Cerita Masalah Apa Pun

Teman Siswa yang Gantung Diri di Palmerah Sebut Korban Tak Suka Cerita Masalah Apa Pun

Megapolitan
Demo di Depan Kedubes AS, Koalisi Musisi untuk Palestina Serukan Tiga Tuntutan Sebelum Membubarkan Diri

Demo di Depan Kedubes AS, Koalisi Musisi untuk Palestina Serukan Tiga Tuntutan Sebelum Membubarkan Diri

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com