Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Punya Saham Aetra, Akankah Sandiaga Turunkan Tarif Air di Rusunawa?

Kompas.com - 27/02/2017, 08:17 WIB
Nibras Nada Nailufar

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Calon wakil gubernur DKI Jakarta, Sandiaga Uno, mengakui bahwa perusahaan air minum PT Aetra Air Jakarta dimilikinya melalui perusahaannya, Recapital.

Sandiaga angkat bicara soal mahalnya air yang dijual PT Aetra, terutama ke sejumlah Rusunawa di Jakarta.

"Saya mungkin akan meminta kembali ke filosofi bahwa air untuk kepentingan publik, tetapi saya akan minta sesuatu yang sangat baru yaitu karena saya punya benturan kepentingan itu, diputuskan dengan mengundang KPK dan BPK dalam negosiasi apa pun demi kepentingan rakyat," ujar Sandiaga kepada Kompas.com, Minggu (27/2/2017), saat ditanya apakah ia akan menurunkan harga air untuk penghuni rusun atau tidak.

(Baca juga: Tarif Air Bersih Rp 5.500 Per Kubik Juga Diberlakukan di Rusun Marunda)

Sandiaga mengatakan, ia tidak meminta kebijakan Pemprov DKI maupun kebijakan lainnya yang semata menguntungkan PT Aetra.

Kata Sandiaga, segala keputusan yang diambil oleh manajemen PT Aetra, berpihak pada rakyat.

KOMPAS.com / ANDREAS LUKAS ALTOBELI Pasangan calon gubernur dan wakil gubernur DKI Jakarta 2017 nomor urut tiga, Anies Baswedan-Sandiaga Uno mengikuti debat kedua calon gubernur dan wakil gubernur DKI Jakarta 2017 yang diselenggarakan Komisi Pemilihan Umum Provinsi DKI Jakarta di Hotel Bidakara, Jakarta, Jumat (10/2/2017). Debat yang terdiri dari enam segmen ini meiliki subtema pemberdayaan perempuan, perlindungan anak, anti-narkotika, dan kebijakan untuk disabilitas.
PT Aetra dulunya merupakan perusahaan Ingris, PT Thames Jaya, yang kemudian dibeli sahamnya oleh Recapital pada 2000. Sandiaga bersama Rosan Roeslani adalah pendiri Recapital.

Sandiaga mengatakan, pengambilalihan perusahaan asing itu merupakan permintaan Gubernur DKI Jakarta waktu itu, Sutiyoso.

"Dulu Pak Rosan Roeslani yang meneruskan, tahu-tahu dia bilang 'Bro lu udah punya perusahaan air nih'," kata Sandiaga menirukan percakapan waktu itu.

Sandiaga sendiri mengaku tak berperan dalam manajemen maupun pengambilan keputusan. Ia tak pernah terlibat langsung atau mengarahkan kebijakan yang diambil PT Aetra.

Namun Sandiaga, membanggakan Aetra yang mencetak prestasi karena menurunkan jumlah air tak berekening atau air yang tidak terjual selama beberapa tahun terakhir.

KOMPAS.com / ANDREAS LUKAS ALTOBELI Pasangan calon gubernur dan calon wakil gubernur DKI Jakarta nomor pemilihan tiga, Anies Baswedan dan Sandiaga Uno, dalam debat ketiga yang diselenggarakan KPU DKI di Hotel Bidarakara, Jakarta, Jumat (10/2/2017). Debat yang terdiri dari enam segmen ini memiliki subtema pemberdayaan perempuan, perlindungan anak, anti-narkotika, dan kebijakan untuk disabilitas.
"Dikelola grup (Recapital) lebih dari 10 tahun, prestasinya tidak pernah menaikkan tarif dan bisa menurunkan kebocoran hingga 20 persen," ujar Sandiaga.

PT Aetra menyediakan air bersih di wilayah Timur Jakarta (sebagian Jakarta Utara, sebagian Jakarta Pusat dan seluruh Jakarta Timur) berdasarkan kontrak kerjasama dengan PAM JAYA selama 25 tahun yang dimulai pada tahun 1998 sampai 2023.

PT Aetra melayani lebih dari 429.000 pelanggan, salah satunya penghuni Rusunawa Jatinegara Barat dan Rusunawa Rawa Bebek.

(Baca juga: Sandiaga Dicurhati Warga soal Mahalnya Harga Air Bersih)

Saat debat calon gubernur dan calon wakil gubernur pada 27 Januari lalu, Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama sempat mengatakan bahwa saat ini air bersih yang dijual ke warga sudah murah, yaitu hanya Rp 1.050 per meter kubik kepada keluarga miskin.

Nyatanya, tarif air di Rusunawa Rawa Bebek mencapai Rp 5.500 per meter kubik. Corporate Communication PT Aetra Rika Anjulika menyatakan, pengenaan tarif di rusunawa mengacu pada Peraturan Gubernur Nomor 11 Tahun 2007 tentang Penyesuaian Tarif Otomatis Air Minum PDAM.

Ia menyebut tarif Rp 5.500 merupakan tarif yang berlaku untuk rumah susun kategori sederhana.

Adapun tarif Rp 1.050 per meter kubik, diperuntkkan bagi rumah susun sangat sederhana yang tidak ada lagi keberadaannya di Jakarta.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Daftar Rute Transjakarta yang Terintegrasi dengan MRT

Daftar Rute Transjakarta yang Terintegrasi dengan MRT

Megapolitan
Seorang Pria Tanpa Identitas Tewas Tertabrak Mobil di Tengah Tol Dalam Kota

Seorang Pria Tanpa Identitas Tewas Tertabrak Mobil di Tengah Tol Dalam Kota

Megapolitan
Bakal Cagub Independen Mulai Konsultasi Pendaftaran ke KPU DKI, Salah Satunya Dharma Pongrekun

Bakal Cagub Independen Mulai Konsultasi Pendaftaran ke KPU DKI, Salah Satunya Dharma Pongrekun

Megapolitan
Kondisi Rumah Pemenangan Prabowo-Gibran Usai Disatroni Maling: Jendela dan Pintu Rusak serta Ada Jejak Kaki

Kondisi Rumah Pemenangan Prabowo-Gibran Usai Disatroni Maling: Jendela dan Pintu Rusak serta Ada Jejak Kaki

Megapolitan
Wanita di Jaksel Diduga Tenggak Cairan Pembersih Lantai Sebelum Gantung Diri Sambil Live Instagram

Wanita di Jaksel Diduga Tenggak Cairan Pembersih Lantai Sebelum Gantung Diri Sambil Live Instagram

Megapolitan
Diterpa Hujan, Atap Rumah Warga di Depok Ambruk

Diterpa Hujan, Atap Rumah Warga di Depok Ambruk

Megapolitan
Relawan: Dokumen yang Dibawa Maling di Rumah Pemenangan Prabowo-Gibran Bersifat Rahasia

Relawan: Dokumen yang Dibawa Maling di Rumah Pemenangan Prabowo-Gibran Bersifat Rahasia

Megapolitan
Rumah Pemenangan Prabowo-Gibran Kemalingan, TV, Alat Podcast dan Dokumen Penting Raib Dicuri

Rumah Pemenangan Prabowo-Gibran Kemalingan, TV, Alat Podcast dan Dokumen Penting Raib Dicuri

Megapolitan
KPU Gelar Sayembara Maskot dan 'Jingle' Pilkada DKI 2024 Khusus Warga Jakarta

KPU Gelar Sayembara Maskot dan "Jingle" Pilkada DKI 2024 Khusus Warga Jakarta

Megapolitan
Berdiri Hampir Satu Jam, Pemudik Minta Tempat Duduk di Stasiun Pasar Senen Ditambah

Berdiri Hampir Satu Jam, Pemudik Minta Tempat Duduk di Stasiun Pasar Senen Ditambah

Megapolitan
Korban Kecelakaan Mobil di Sawangan Depok Alami Memar hingga Patah Tulang

Korban Kecelakaan Mobil di Sawangan Depok Alami Memar hingga Patah Tulang

Megapolitan
Diduga Alami 'Microsleep', Pengemudi Jazz Hantam Mobil Innova di Sawangan Depok

Diduga Alami "Microsleep", Pengemudi Jazz Hantam Mobil Innova di Sawangan Depok

Megapolitan
Pekan Ini, Pemprov DKI Bakal Surati Kemendagri untuk Nonaktifkan NIK 92.432 Warga Jakarta

Pekan Ini, Pemprov DKI Bakal Surati Kemendagri untuk Nonaktifkan NIK 92.432 Warga Jakarta

Megapolitan
Lebaran 2024 Usai, Fahira Idris: Semoga Energi Kebaikan Bisa Kita Rawat dan Tingkatkan

Lebaran 2024 Usai, Fahira Idris: Semoga Energi Kebaikan Bisa Kita Rawat dan Tingkatkan

Megapolitan
H+6 Lebaran, Stasiun Pasar Senen Masih Dipadati Pemudik yang Baru Mau Pulang Kampung

H+6 Lebaran, Stasiun Pasar Senen Masih Dipadati Pemudik yang Baru Mau Pulang Kampung

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com