JAKARTA, KOMPAS.com - Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama mengaku belum mendapat laporan mengenai Rollin, seorang anak berusia 16 tahun yang menderita gizi buruk.
Basuki menjelaskan, gizi buruk biasanya terjadi karena tidak pernah diperiksakan kesehatannya saat bayi ke posyandu.
"Kami kalau (kasus) gizi buruk sering sekali keluarga enggak bawa (anaknya) ke posyandu," kata Basuki, di Balai Kota DKI Jakarta, Senin (27/2/2017).
Basuki pernah menemukan kasus serupa di Tanjung Priok, Jakarta Utara. Keluarga penderita gizi buruk kurang mendapat informasi mengenai pencegahan dan pengobatan.
"Kalau mereka mau bawa ke puskesmas, pasti dibantuin. Enggak mungkin enggak diurus," kata Basuki.
Menurut Basuki, hal ini juga berlaku bagi warga KTP non-DKI. Dia mengatakan, hal ini dilakukan atas dasar kemanusiaan.
Mengutip pemberitaan di Tribunnews.com, Rollin sudah menderita gizi buruk sejak enam tahun lalu.
Rollin merupakan bungsu dari enam bersaudara pasangan Wastara (63) dan Supriyatin (60). Mereka tinggal di kontrakan kecil di kawasan Tempat Pemakaman Umum (TPU) Rawamangun, Pulogadung, Jakarta Timur. Wastara mengaku tidak mengetahui penyebab penyakit anaknya.
"Saya enggak tahu anak saya sakit apa, tahu-tahu waktu itu enggak bisa jalan dan menjadi seperti ini," kata Wastara, saat ditemui di lokasi, Senin (27/2/2017).
Mengingat kondisi ekonominya yang kurang, Wastara dan keluarganya cuma bisa mengurus anaknya di rumah. Selama itu pula, hanya sesekali obat yang diberikan demi kesembuhan anak keduanya.