Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Warga Puas terhadap Kinerja tetapi Tak Pilih Ahok-Djarot, Apa Kata Tim Sukses?

Kompas.com - 07/03/2017, 21:44 WIB
Kurnia Sari Aziza

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Lembaga Media Survei Nasional (Median) menemukan sebuah anomali yang memperlihatkan bahwa warga puas terhadap kinerja Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) dan Djarot Saiful Hidayat saat memimpin Jakarta, tetapi tidak memilih Ahok-Djarot pada putaran kedua Pilkada DKI Jakarta 2017.

Terkait fenomena ini, anggota tim pemenangan pasangan calon gubernur-wakil gubernur nomor pemilihan dua DKI Jakarta Ahok-Djarot, Charles Honoris, mengatakan bahwa anomali itu jarang terjadi.

"Ini anomali ya, saya pikir bahwa di dunia ini belum ada survei di mana lebih dari 50 persen warganya puas terhadap kinerja, tetapi hanya setengahnya yang memilih," kata Charles, kepada wartawan, di Jalan Cemara Nomor 19, Menteng, Jakarta Pusat, Selasa (7/3/2017).

(Baca juga: Survei Median: Tingkat Kepuasan Ahok-Djarot Tinggi, tetapi Tidak Dipilih)

Melihat hal itu, kata dia, tim pemenangan bersama Ahok-Djarot berkampanye dengan mengedepankan kinerja.

Tim pemenangan, kata dia, ingin mencerdaskan warga Jakarta. Apa pun hasil Pilkada DKI Jakarta 2017, lanjut dia, mencerminkan penerapan demokrasi di Ibu Kota.

"Kami memberikan pencerahan kepada warga bahwa demokrasi yang kami inginkan adalah demokrasi yang menilai kandidat dari kinerja, bukan dari latar belakang SARA dan sebagainya," kata Charles.

Menurut dia, jika warga puas terhadap kinerja Ahok-Djarot, seharusnya juga memilih mereka saat hari pencoblosan.

Sementara itu, jika hasilnya tak seperti itu, kata Charles, demokrasi di Jakarta masih mengedepankan primordialisme sehingga strategi kampanye tak akan diubah.

"Pendekatan kinerja pasangan calon kami kan tidak sulit ya, hanya harus mengembalikan ingatan publik mengenai apa yang sudah dilakukan Ahok-Djarot selama dua tahun terakhir. Itu saya rasa seluruh warga Jakarta sudah merasakan kinerja Ahok-Djarot," kata politisi Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P) tersebut.

Berdasarkan hasil survei Median, tingkat kepuasan publik terhadap kinerja Ahok-Djarot sebesar 56,3 persen responden yang menyatakan puas. Sementara itu, 30 persen responden lainnya mengaku tidak puas.

Meski dianggap mampu dan kinerjanya memuaskan, ketika ditanya apa yang tidak disukai dari Basuki-Djarot, 28 persen responden menyebutkan soal tidak bisa menjaga kata-kata.

Disusul dengan soal kasus dugaan penodaan agama sebanyak 10,7 persen, arogan sebesar 9,3 persen, dan lainnya.

Total tone negatif soal Ahok-Djarot sebesar 65,7 persen. Responden dalam survei ini sejumlah 800 warga DKI Jakarta yang mempunyai hak pilih.

(Baca juga: Survei Median Temukan Fenomena "Asal Bukan Ahok" dalam Pilkada DKI)

Survei dilakukan pada rentang waktu dari tanggal 21 sampai 27 Februari 2017, dengan margin of error sebesar plus minus 3,4 persen dan tingkat kepercayaan 95 persen.

Peneliti menentukan sampel dalam survei ini dengan teknik multistage random sampling dan proporsional atas populasi di seluruh kotamadya di Jakarta dan faktor gender. Sumber pendanaan survei berasal dari dana mandiri pihak Median.

Kompas TV Sebelum serah terima jabatan, Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama meninjau pembangunan Masjid Pesakih di Jakarta Barat. Ini adalah kunjungan kerja terakhir Ahok, sebelum menjalani cuti yang akan dimulai hari Selasa (8/3). Ahok datang untuk mengetahui sejauh mana perkembangan pembangunan masjid yang menelan dana Rp 164 miliar. Menurut rencana, masjid yang dibangun untuk 12 ribu 500 anggota jemaah ini akan diresmikan Presiden Joko Widodo pada April nanti.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang


Terkini Lainnya

Pendatang Baru di Jakarta Harus Didata agar Bisa Didorong Urus Pindah Domisili

Pendatang Baru di Jakarta Harus Didata agar Bisa Didorong Urus Pindah Domisili

Megapolitan
Pelaku Dugaan Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina Bekerja Sebagai Pengajar di Kampus Jakarta

Pelaku Dugaan Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina Bekerja Sebagai Pengajar di Kampus Jakarta

Megapolitan
Bentuk Unit Siaga SAR di Kota Bogor, Basarnas: Untuk Meningkatkan Kecepatan Proses Penyelamatan

Bentuk Unit Siaga SAR di Kota Bogor, Basarnas: Untuk Meningkatkan Kecepatan Proses Penyelamatan

Megapolitan
Aksi Pencurian Kotak Amal di Mushala Sunter Terekam CCTV

Aksi Pencurian Kotak Amal di Mushala Sunter Terekam CCTV

Megapolitan
Siswa SMP yang Gantung Diri di Jakbar Dikenal Sebagai Atlet Maraton

Siswa SMP yang Gantung Diri di Jakbar Dikenal Sebagai Atlet Maraton

Megapolitan
Detik-detik Mencekam Kebakaran Toko 'Saudara Frame': Berawal dari Percikan Api, Lalu Terdengar Teriakan Korban

Detik-detik Mencekam Kebakaran Toko "Saudara Frame": Berawal dari Percikan Api, Lalu Terdengar Teriakan Korban

Megapolitan
Polisi Periksa Saksi-saksi Terkait Perempuan yang Ditemukan Tewas di Pulau Pari

Polisi Periksa Saksi-saksi Terkait Perempuan yang Ditemukan Tewas di Pulau Pari

Megapolitan
Massa Aksi yang Menuntut MK Adil Terkait Hasil Pemilu 2024 Bakar Ban Sebelum Bubarkan Diri

Massa Aksi yang Menuntut MK Adil Terkait Hasil Pemilu 2024 Bakar Ban Sebelum Bubarkan Diri

Megapolitan
Massa Pendukung Prabowo-Gibran Juga Demo di Patung Kuda, tapi Beberapa Orang Tak Tahu Isi Tuntutan

Massa Pendukung Prabowo-Gibran Juga Demo di Patung Kuda, tapi Beberapa Orang Tak Tahu Isi Tuntutan

Megapolitan
DPC PDI-P: Banyak Kader yang Minder Maju Pilwalkot Bogor 2024

DPC PDI-P: Banyak Kader yang Minder Maju Pilwalkot Bogor 2024

Megapolitan
Siswa SMP di Palmerah Sempat Cekcok dengan Kakak Sebelum Gantung Diri

Siswa SMP di Palmerah Sempat Cekcok dengan Kakak Sebelum Gantung Diri

Megapolitan
Salah Satu Korban Tewas Kebakaran Toko Bingkai 'Saudara Frame' adalah ART Infal yang Bekerja hingga 20 April

Salah Satu Korban Tewas Kebakaran Toko Bingkai "Saudara Frame" adalah ART Infal yang Bekerja hingga 20 April

Megapolitan
Saat Toko 'Saudara Frame' Terbakar, Saksi Dengar Teriakan Minta Tolong dari Lantai Atas

Saat Toko "Saudara Frame" Terbakar, Saksi Dengar Teriakan Minta Tolong dari Lantai Atas

Megapolitan
9 Orang Ambil Formulir Pendaftaran Bakal Calon Wali Kota Bogor Lewat PDI-P

9 Orang Ambil Formulir Pendaftaran Bakal Calon Wali Kota Bogor Lewat PDI-P

Megapolitan
Minta Polisi Periksa Riwayat Pelanggaran Hukum Sopir Fortuner Arogan Berpelat Dinas TNI, Pakar: Agar Jera

Minta Polisi Periksa Riwayat Pelanggaran Hukum Sopir Fortuner Arogan Berpelat Dinas TNI, Pakar: Agar Jera

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com