Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

59.911 Warga Jakarta Belum Lakukan Perekaman E-KTP

Kompas.com - 08/03/2017, 20:03 WIB
David Oliver Purba

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com -
Pelaksana Tugas (Plt) Gubernur DKI Jakarta Sumarsono menjelaskan, hingga 5 Maret 2017, masih ada 59.911 warga Jakarta yang belum melakukan perekaman e-KTP.

Rinciannya, di Jakarta Selatan ada sebanyak 21.129 orang, di Jakarta Barat sebanyak 16.518 orang, Jakarta Timur sebanyak 11.769 orang, Jakarta Utara sebanyak 8.371 orang, Jakarta Pusat sebanyak 2.091 orang, dan Kepulauan Seribu sebanyak 33 orang.

Dari jumlah itu, ada sebanyak 54.381 warga yang telah terdaftar dalam daftar pemilih tetap (DPT) dan sebanyak 5.523 orang yang belum terdaftar dalam DPT.

Sumarsono mengatakan, pihaknya melalui Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil akan segera turun ke masyarakat agar warga bisa melakukan perekaman. Sumarsono akan memfokuskan perekaman e-KTP pada warga yang berada di apartemen.

Sumarsono mengatakan, bekerja sama dengan Komisi Pemilihan Umum (KPU) DKI Jakarta, pihaknya juga akan membuka posko pendaftaran DPT.

"Ini akan kami kejar, akan ada hunter-hunter DPT. Dikejar ke apartemen-apartemen. Makanya kami sepakat akan buka posko pendaftaran DPT untuk pilkada. Kami jemput bola," ujar Sumarsono, usai melakukan rapat koordinasi dengan KPU DKI Jakarta di Balai Kota, Jakarta Pusat, Rabu (8/3/2017).

(Baca: KPU Minta Pemerintah Daerah Dorong Warga Lakukan Perekaman E-KTP)

Sumarsono mengakui ada kesulitan ketika petugas hendak melakukan perekaman atau pendataan DPT di apartemen. Ini karena ketatnya aturan oleh pihak pengelola apartemen.

Meski tidak membuka posko di seluruh gedung apartemen, Pemprov DKI dan KPU DKI akan membuka posko di lokasi yang bisa dijangkau di lingkungan apartemen.

"Karena nggak bisa semua apartemen, nanti akan ada jarak terdekat. Kami sepakat jangan sampai ada seorang wargapun yang kehilangan hak politiknya,"ujar Sumarsono.

Kompas TV Dalam konferensi persnya, Direktur Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kementerian Dalam Negeri Zudan Arif Fakrullah menyampaikan hasil investigasi yang dilakukan oleh Kemendagri. Hasilnya dari 36 KTP palsu dari Kamboja, 16 KTP masih terbaca oleh sistem dan 20 lainnya sudah tidak terbaca. Diduga KTP palsu ini diambil dari KTP asli yang sudah tidak berlaku lalu dicetak dengan identitas yang berbeda. Sebelumnya, petugas bea dan cukai mengungkap adanya pengiriman 36 KTP palsu dari Kamboja. Bea cukai memastikan KTP palsu yang dikirim dengan jasa ekspedisi dari Kamboja, melalui Bandara Soekarno-Hatta itu hanya berjumlah 36 buah. KTP palsu ini dimasukkan ke kotak kecil bersama 32 NPWP, 1 ATM, dan buku tabungan.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Detik-detik Mencekam Kebakaran Toko 'Saudara Frame': Berawal dari Percikan Api, Lalu Terdengar Teriakan Korban

Detik-detik Mencekam Kebakaran Toko "Saudara Frame": Berawal dari Percikan Api, Lalu Terdengar Teriakan Korban

Megapolitan
Polisi Periksa Saksi-saksi Terkait Perempuan yang Ditemukan Tewas di Pulau Pari

Polisi Periksa Saksi-saksi Terkait Perempuan yang Ditemukan Tewas di Pulau Pari

Megapolitan
Massa Aksi yang Menuntut MK Adil Terkait Hasil Pemilu 2024 Bakar Ban Sebelum Bubarkan Diri

Massa Aksi yang Menuntut MK Adil Terkait Hasil Pemilu 2024 Bakar Ban Sebelum Bubarkan Diri

Megapolitan
Massa Pendukung Prabowo-Gibran Juga Demo di Patung Kuda, tapi Beberapa Orang Tak Tahu Isi Tuntutan

Massa Pendukung Prabowo-Gibran Juga Demo di Patung Kuda, tapi Beberapa Orang Tak Tahu Isi Tuntutan

Megapolitan
DPC PDI-P: Banyak Kader yang Minder Maju Pilwalkot Bogor 2024

DPC PDI-P: Banyak Kader yang Minder Maju Pilwalkot Bogor 2024

Megapolitan
Siswa SMP di Palmerah Sempat Cekcok dengan Kakak Sebelum Gantung Diri

Siswa SMP di Palmerah Sempat Cekcok dengan Kakak Sebelum Gantung Diri

Megapolitan
Salah Satu Korban Tewas Kebakaran Toko Bingkai 'Saudara Frame' adalah ART Infal yang Bekerja hingga 20 April

Salah Satu Korban Tewas Kebakaran Toko Bingkai "Saudara Frame" adalah ART Infal yang Bekerja hingga 20 April

Megapolitan
Saat Toko 'Saudara Frame' Terbakar, Saksi Dengar Teriakan Minta Tolong dari Lantai Atas

Saat Toko "Saudara Frame" Terbakar, Saksi Dengar Teriakan Minta Tolong dari Lantai Atas

Megapolitan
9 Orang Ambil Formulir Pendaftaran Bakal Calon Wali Kota Bogor Lewat PDI-P

9 Orang Ambil Formulir Pendaftaran Bakal Calon Wali Kota Bogor Lewat PDI-P

Megapolitan
Minta Polisi Periksa Riwayat Pelanggaran Hukum Sopir Fortuner Arogan Berpelat Dinas TNI, Pakar: Agar Jera

Minta Polisi Periksa Riwayat Pelanggaran Hukum Sopir Fortuner Arogan Berpelat Dinas TNI, Pakar: Agar Jera

Megapolitan
Diwarnai Aksi Lempar Botol dan Batu, Unjuk Rasa di Patung Kuda Dijaga Ketat Polisi

Diwarnai Aksi Lempar Botol dan Batu, Unjuk Rasa di Patung Kuda Dijaga Ketat Polisi

Megapolitan
Basarnas Resmikan Unit Siaga SAR di Kota Bogor

Basarnas Resmikan Unit Siaga SAR di Kota Bogor

Megapolitan
Ratusan Orang Tertipu Beasiswa S3 ke Filipina, Total Kerugian Hingga Rp 6 Miliar

Ratusan Orang Tertipu Beasiswa S3 ke Filipina, Total Kerugian Hingga Rp 6 Miliar

Megapolitan
Farhat Abbas Daftar Jadi Bakal Calon Wali Kota Bogor Lewat PDI-P

Farhat Abbas Daftar Jadi Bakal Calon Wali Kota Bogor Lewat PDI-P

Megapolitan
Siswa SMP di Palmerah Ditemukan Gantung Diri di Kamarnya

Siswa SMP di Palmerah Ditemukan Gantung Diri di Kamarnya

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com