Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ahok Kesal terhadap DPRD DKI gara-gara MRT

Kompas.com - 09/03/2017, 10:00 WIB
Kurnia Sari Aziza

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Gubernur DKI Jakarta non-aktif, Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok, terlihat senewen saat mengomentari sikap DPRD DKI Jakarta yang menolak perpanjangan rute Mass Rapid Transit (MRT) fase kedua dari Bundaran HI-Kampung Bandan, menjadi Bundaran HI-Ancol Timur.

Ahok mempertanyakan sikap Wakil Ketua DPRD DKI Jakarta Mohamad Taufik yang akan membentuk pansus untuk mengkaji usulan Pemprov DKI Jakarta tersebut.

Pihak PT MRT sebelumya mengatakan bahwa perubahan rute dilakukan karena PT KAI sebagai pemilik lahan di Kampung Bandan telah melakukan kerja sama dengan perusahaan lain untuk penggunaan lahan. Sedianya PT MRT Jakarta akan membangun depo di Kampung Bandan.

"Kalau kamu (DPRD) enggak setuju (perpanjangan rute), kamu mau pasang (bangun depo) dimana? Kalau (bangun depo) di Kampung Bandan, lahan punya KAI enggak beres gimana," kata Ahok kepada wartawan di kawasan Kuningan, Jakarta Selatan, Rabu (8/3/2017) malam.

Dia menengarai anggota dewan yang menolak usulan perpanjangan rute MRT tersebut tidak ingin bersama-sama memajukan Jakarta.

"Kalau sekarang anggota dewan yang menghalangi itu, kamu mau bangun Jakarta atau mau ngerjain gue?" kata Ahok yang terlihat kesal.

Akibat perubahan rute itu, PT MRT Jakarta mengajukan tambahan peminjaman biaya pembangunan kepada Pemprov DKI Jakarta sebesar Rp 16 triliun. Untuk itu, Pemprov DKI Jakarta mengusulkan hal tersebut kepada DPRD DKI Jakarta, pada Rabu.

Wakil Ketua DPRD DKI Jakarta Mohamad Taufik merasa aneh mengapa perubahan rute itu bisa terjadi. Soalnya, kata anggota partai Gerindra itu, pada rapat dengan DPRD ketika memaparkan rencana tersebut, PT MRT Jakarta mengaku telah mematangkan rencana, termasuk penyediaan lahan.

"Yang lalu kan katanya berdasarkan kajian matang, masa berubah begitu saja. Saya belum yakin karena alasannya tidak ada lahan. Ini enggak logis karena itu pasti sudah dipertimbangkan," kata Taufik saat rapat dengan Pemprov DKI Jakarta di Gedung DPRD DKI, Jakarta Pusat, Selasa.

Taufik juga mengatakan, perubahan jalur kemungkinan membuat target penyelesaian pembangunan molor.

Sekretaris Daerah (Sekda) DKI Jakarta Saefullah menyampaikan, PT KAI telah menyatakan bahwa lahan yang harusnya dijadikan sebagai Depo MRT di Kampung Bandan tak bisa digunakan karena PT KAI terlanjur melakukan kontrak dengan pihak lain.

"PT KAI sudah kerja sama ternyata dengan tiga pihak di atas lokasi tanah. Hal itu dari surat yang ditandatangi oleh direksi," ujar Saefullah.

Saat mendengar hal itu, Taufik menyarankan agar pada rapat selanjutnya, Direksi PT KAI dipanggil untuk memberikan penjelasan. Dia menjanjikan pembentukan pansus untuk mengkaji rencana itu rampung dalam pekan ini, sehingga proses pengkajian bisa dilakukan lebih cepat.

Dea Andriani Rapat pimpinan gabungan (rapimgab) membahas permohonan persetujuan pembiayaan proyek MRT Jakarta Jalur Selatan-Utara (Koridor Lebak Bulus - Ancol Timur), di Gedung DPRD Provinsi DKI Jakarta, Selasa (7/3/2017)
Direktur PT MRT Jakarta William Sabandar mengatakan PT Pembangunan Jaya Ancol akan memberi lahan untuk pembangunan depo dan stasiun di Ancol Timur. Luas lahan yang dibutuhkan sekitar 5 sampai 6 hektare.

Nantinya, PT MRT Jakarta juga akan membangun 13 stasiun di sepanjang rute Bundaran HI-Ancol Timur. William mengatakan, tujuh stasiun berada di jalur bawah tanah dan sisanya berada di jalur layang.

"Kami berharap perluasan ini memberikan manfaat bagi warga Jakarta sekaligus membangun pusat bisnis baru di Ancol," kata William.

Direktur PT Pembangunan Jaya Ancol Paul Tehusijarana mengatakan perpanjangan rute MRT hingga Ancol Timur akan berdampak positif. Perubahan status wilayah menjadi TOD akan meningkatkan nilai jual properti di Ancol.

"Secara ekonomi, meningkatkan juga nilai dari Ancol," kata Paul.

Kompas TV Sebanyak 29 bangunan dan halaman ruko di sepanjang Jalan Fatmawati Raya, Cilandak, Jakarta Selatan, dibongkar oleh pihak Pemkot Jakarta Selatan, Selasa siang (28/2). Pembongkaran dilakukan karena lahan telah dibayarkan untuk proyek MRT.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Cerita Warga Habiskan Uang Jutaan untuk Bagi-bagi THR di Hari Lebaran

Cerita Warga Habiskan Uang Jutaan untuk Bagi-bagi THR di Hari Lebaran

Megapolitan
Anggota DPRD Pertanyakan Besaran Anggaran Restorasi Rumah Dinas Gubernur DKI yang Capai Rp 22 Miliar

Anggota DPRD Pertanyakan Besaran Anggaran Restorasi Rumah Dinas Gubernur DKI yang Capai Rp 22 Miliar

Megapolitan
Tewas Terjebak Kebakaran, Keluarga Pemilik 'Saudara Frame' Tinggal di Lantai Tiga Toko

Tewas Terjebak Kebakaran, Keluarga Pemilik "Saudara Frame" Tinggal di Lantai Tiga Toko

Megapolitan
Kadis Dukcapil: 92.432 NIK Warga Jakarta Bakal Dinonaktifkan Awal Pekan Depan

Kadis Dukcapil: 92.432 NIK Warga Jakarta Bakal Dinonaktifkan Awal Pekan Depan

Megapolitan
Sayur Mayur Membawa Berkah, Sarmini Bisa Menyekolahkan Anaknya Hingga Sarjana

Sayur Mayur Membawa Berkah, Sarmini Bisa Menyekolahkan Anaknya Hingga Sarjana

Megapolitan
Petugas Beberkan Sulitnya Padamkan Api yang Membakar Toko Bingkai Saudara Frame Mampang

Petugas Beberkan Sulitnya Padamkan Api yang Membakar Toko Bingkai Saudara Frame Mampang

Megapolitan
Polisi Ungkap Ada Karyawan Semprot Bensin untuk Usir Rayap Sebelum Kebakaran Saudara Frame Mampang

Polisi Ungkap Ada Karyawan Semprot Bensin untuk Usir Rayap Sebelum Kebakaran Saudara Frame Mampang

Megapolitan
Warga DKI Yang NIK-nya Dinonaktifkan Bisa Ajukan Keberatan ke Kantor Kelurahan

Warga DKI Yang NIK-nya Dinonaktifkan Bisa Ajukan Keberatan ke Kantor Kelurahan

Megapolitan
Jasad 7 Korban Kebakaran Toko Bingkai di Mampang Dibawa ke RS Polri Kramatjati

Jasad 7 Korban Kebakaran Toko Bingkai di Mampang Dibawa ke RS Polri Kramatjati

Megapolitan
Polisi Tangkap 3 Orang Terkait Penemuan Jasad Perempuan di Dermaga Pulau Pari

Polisi Tangkap 3 Orang Terkait Penemuan Jasad Perempuan di Dermaga Pulau Pari

Megapolitan
Nasib Apes Pria di Bekasi, Niat Ikut Program Beasiswa S3 Malah Ditipu Rp 30 Juta

Nasib Apes Pria di Bekasi, Niat Ikut Program Beasiswa S3 Malah Ditipu Rp 30 Juta

Megapolitan
Tunduknya Pengemudi Fortuner Arogan di Hadapan Polisi, akibat Pakai Pelat Palsu Melebihi Gaya Tentara

Tunduknya Pengemudi Fortuner Arogan di Hadapan Polisi, akibat Pakai Pelat Palsu Melebihi Gaya Tentara

Megapolitan
Cerita Eki Rela Nabung 3 Bulan Sebelum Lebaran demi Bisa Bagi-bagi THR ke Keluarga

Cerita Eki Rela Nabung 3 Bulan Sebelum Lebaran demi Bisa Bagi-bagi THR ke Keluarga

Megapolitan
Polisi Sebut Api Pertama Kali Muncul dari 'Basement' Toko Bingkai 'Saudara Frame' Mampang

Polisi Sebut Api Pertama Kali Muncul dari "Basement" Toko Bingkai "Saudara Frame" Mampang

Megapolitan
Jasad Perempuan Ditemukan Tergeletak di Dermaga Pulau Pari, Wajahnya Sudah Hancur

Jasad Perempuan Ditemukan Tergeletak di Dermaga Pulau Pari, Wajahnya Sudah Hancur

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com