Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jika Ada Jenazah yang Ditolak Disalatkan, Pemprov DKI Akan Kirim Ambulans

Kompas.com - 13/03/2017, 11:15 WIB
Jessi Carina

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Pelaksana tugas Gubernur DKI Jakarta Sumarsono mengatakan Pemprov DKI akan turun tangan jika ada penolakan untuk menyalatkan jenazah. Sumarsono mengatakan mereka akan mengirim ambulans untuk memindahkan jenazah tersebut.

"Kalau memang masjid di depannya menolak karena kepentingan tertentu, kami akan kirimkan ambulan untuk kirimkan jenazah itu ke masjid yang bisa menerima," ujar Sumarsono di Balai Kota DKI Jakarta, Jalan Medan Merdeka Selatan, Senin (13/3/2017).

Baca juga: Ahok Melayat ke Rumah Nenek Hindun

Pemprov DKI Jakarta juga sudah menurunkan spanduk-spanduk provokatif termasuk spanduk larangan menyalatkan jenazah itu. Sumarsono membantah bahwa penurunan spanduk baru dilakukan setelah kasus warga bernama Hindun di Setiabudi.

"Spanduk di tempat yang tidak pada tempatnya, berbau SARA dan meresahkan masyarakat, melanggar ketentraman dan ketertiban umum, langsung copot. Enggak usah nunggu ada kasus Bu Hindun atau tidak saya kira itu menjadi tugas dan kewenangan Satpol PP," ujar Sumarsono.

Sumarsono mengatakan proses penurunan spanduk itu juga dilakukan dengan langkah persuasif dengan melibatkan tokoh agama setempat. Sumarsono mengaku lega bahwa ternyata banyak masyarakat yang tidak setuju dengan spanduk tersebut. Hingga akhirnya masyarakat pun turun tangan untuk menurunkan spanduk tersebut.

"Jadi saya kira di masyarakat berbeda dan bahkan saya dengar pagi ini Pak Ahok berkunjung ke tempat Bu Hindun untuk silaturahim atau memberikan empati," kata Sumarsono. (Baca: Pemprov DKI Turunkan Spanduk Provokatif dan Larangan Menyalatkan Jenazah)

"Saya terima kasih kepada tokoh-tokoh masyarakat setempat yang secara sadar mau menurunkan spanduk tersebut karena meresahkan Jakarta," ujar Sumarsono.

Kompas TV Tuaian protes terhadap masalah tersebut muncul usai sertijab yang dilakukan pekan lalu dari pelaksana tugas Sumarsono kepada Basuki Tjahaja Purnama di Balai Kota.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Warga Rusunawa Muara Baru Keluhkan Biaya Sewa yang Naik

Warga Rusunawa Muara Baru Keluhkan Biaya Sewa yang Naik

Megapolitan
8.112 NIK di Jaksel Telah Diusulkan ke Kemendagri untuk Dinonaktifkan

8.112 NIK di Jaksel Telah Diusulkan ke Kemendagri untuk Dinonaktifkan

Megapolitan
Heru Budi Bertolak ke Jepang Bareng Menhub, Jalin Kerja Sama untuk Pembangunan Jakarta Berkonsep TOD

Heru Budi Bertolak ke Jepang Bareng Menhub, Jalin Kerja Sama untuk Pembangunan Jakarta Berkonsep TOD

Megapolitan
Mau Maju Jadi Cawalkot Bogor, Wakil Ketua DPRD Singgung Program Usulannya Tak Pernah Terealisasi

Mau Maju Jadi Cawalkot Bogor, Wakil Ketua DPRD Singgung Program Usulannya Tak Pernah Terealisasi

Megapolitan
Seorang Anggota TNI Meninggal Tersambar Petir di Cilangkap, Telinga Korban Pendarahan

Seorang Anggota TNI Meninggal Tersambar Petir di Cilangkap, Telinga Korban Pendarahan

Megapolitan
Harga Bawang Merah di Pasar Senen Blok III Naik Dua Kali Lipat sejak Lebaran

Harga Bawang Merah di Pasar Senen Blok III Naik Dua Kali Lipat sejak Lebaran

Megapolitan
Dua Anggota TNI yang Tersambar Petir di Cilangkap Sedang Berteduh di Bawah Pohon

Dua Anggota TNI yang Tersambar Petir di Cilangkap Sedang Berteduh di Bawah Pohon

Megapolitan
Imam Budi Hartono dan Partai Golkar Jalin Komunikasi Intens untuk Pilkada Depok 2024

Imam Budi Hartono dan Partai Golkar Jalin Komunikasi Intens untuk Pilkada Depok 2024

Megapolitan
Pembunuh Wanita 'Open BO' di Pulau Pari Baru 2 Bulan Indekos di Bekasi

Pembunuh Wanita "Open BO" di Pulau Pari Baru 2 Bulan Indekos di Bekasi

Megapolitan
Dua Anggota TNI Tersambar Petir di Cilangkap, Satu Orang Meninggal Dunia

Dua Anggota TNI Tersambar Petir di Cilangkap, Satu Orang Meninggal Dunia

Megapolitan
Pasien DBD Meningkat, PMI Jakbar Minta Masyarakat Gencar Jadi Donor Darah

Pasien DBD Meningkat, PMI Jakbar Minta Masyarakat Gencar Jadi Donor Darah

Megapolitan
Sembilan Tahun Tempati Rusunawa Muara Baru, Warga Berharap Bisa Jadi Hak Milik

Sembilan Tahun Tempati Rusunawa Muara Baru, Warga Berharap Bisa Jadi Hak Milik

Megapolitan
Fraksi PSI: Pembatasan Kendaraan di UU DKJ Tak Cukup untuk Atasi Kemacetan

Fraksi PSI: Pembatasan Kendaraan di UU DKJ Tak Cukup untuk Atasi Kemacetan

Megapolitan
Polisi Pesta Narkoba di Depok, Pengamat: Harus Dipecat Tidak Hormat

Polisi Pesta Narkoba di Depok, Pengamat: Harus Dipecat Tidak Hormat

Megapolitan
Belajar dari Kasus Tiktoker Galihloss: Buatlah Konten Berdasarkan Aturan dan Etika

Belajar dari Kasus Tiktoker Galihloss: Buatlah Konten Berdasarkan Aturan dan Etika

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com